4. Pengganggu

38 14 3
                                    

Kantin kembali hening. Bener kata Zila kalo mereka menuju meja itu. Mereka duduk dan langsung memesan makanan. Alea dkk masih menyantap makanan dengan tenang.

Tidak lama Davin dan Glen pergi ke meja Alea. Davin langsung duduk di sebelah Zila dan menyandarkan kepalanya di bahu Zila. Sontak itu menjadi langsung hot.

Semua yang melihat membulatkan mata sempurna. Mereka tidak percaya dengan apa yang dilakukan Davin. Zila hanya diam memakan makanannya. Sedangkan Glen terkekeh melihat kelakuan temannya yang satu itu.

"Sayang, suapin dong", ujar Davin manja.

Megan yang melihat itu merasa kesal karna mereka uwu an didepan mata polosnya.

Zila langsung menyuapi Davin yang masih setia bersandar dibahunya. Sekarang terjadi adegan yang membuat Megan kesal sampe ubun-ubun.

"Woyy, kalo uwu ngira ngira dong jangan disini."

"Mau uwu juga?" tawar Glen.

Megan menatap tajam ke arah Glen yang selalu berbicara asal.

"Ga, ogah gue sama lo," ujarnya lalu memilih duduk disebelah Alea.

Glen yang melihat itu sontak berpindah berdiri di samping Megan.

"Yakin lo ga mau sama gue?" tanyanya lagi.

Megan tetap diam menghabiskan makanannya.

"Secara gue paling gans diantara mereka." Glen berbica terlalu pede. Allfan melempar tatapan ingin menyandra membuat nyali nya langsung ciut. Megan yang melihat itu sontak tertawa.

"Hahahaha, sama Alfan aja Lo takut pffft,"ujarnya menahan ketawa.

"Bukan, tadi kaki gue digigit semut,"

Sangat malu rasanya di depan wanita yang selalu ia incar.

"Hah! Semut? Hahaha, semut darimana nya ogeb?" Jawabnya tidak habis pikir.

"Ga, skip ae."

Megan mengangguk karna perutnya sudah sakit karna tertawa.

"Woy diem, liat itu si boss daritadi perhatiin cewek yang didepan gue", ujar Davin sedikit terkekeh. Jarang jarang bos nya perhatiin cewek.

Perhatikan tertuju padanya dan gadis itu. Alea hanya diam karna dia tau bahwa dia sasarannya. Alfan melempar tatapan tajam setajam pedang panjang. Sekali tebas langsung mati sedangkan Davin hanya mengangkat bahu acuh.

"Gue ada pantun", ujar Glen mengalihkan suasana dan kini perhatian tertuju padanya.

"Apa," jawab mereka serempak.

"Dengar ya dengar ya," ujarnya kayak jarjit film twins botak.

"Udah buruan jangan banyak bacot,"  jawab salah satu dari mereka.

"Sabar sabar, ekhem ekhem uhukk uhukk", mereka mendelik kesal melihat tingkah bocah itu.

"Jalan jalan ke toko butik".

"Emang Lo ngapain ke butik?" Tanya seorang siswa ketika memasuki kantin. Mereka semua menahan kesal karna siswa itu memotong pantun Glen.

"Diem," ujar cowok didekat pintu.

Siswa itu mengangkat bahu acuh.

"Aish ganggu saja, yaudah lanjut. Jangan potong." 

Mereka mengangguk serempak tidak sabar mendengar pantunnya. Namun,

1 detik

5 detik

10 detik

"Ciee nungguin ya?"

BEBAN [Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang