Arsi lelah. Sudah berjam-jam ia menunggu keluarga nya pulang. Ia teringat, WeTv mengeluarkan film baru. Kisah untuk Geri. "Huaaanjirr. Syifa Hadju cantik banget, mirip gue banget ini mah."
"Mimpi." Suara itu terdengar dari luar kamar Arsi. "Suara siapa tu? Ko kaya ga asing" gumam Arsi, sembari mengunyah kripik singkong kesukaan nya.
"Ini gue." Laki-laki itu pun membuka pintu kamar Arsi.
"ARKA?! MAU APA LO MALEM-MALEM KESINI! OHOKKKK... ADUUU SINGKONG NYA NYANGKUT DI TENGGOROKAN GUE NI! TOLONGIN NANTI KALO GUE MATI GIMANA!"
"Suruh siapa teriak-teriak kaya gitu? Nih minum. Spesial buat lo." Arka menyodorkan Aqua dari ransel nya. Arsi pun membuka segel botol tersebut, lalu meminum nya.
"Widih nonton apa lu?" Arka mengintip iPad milik Arsi.
"Kepo lo, kaya Dora." Arsi pun membalikan iPad, agar Arka tak dapat melihat nya.
"Pelit amat lu jadi manusia."
"Suka-suka gue lah. Ngapain lo kesini? Ga ada urusan penting, mending pulang."
"Dih. Gausa geer lo. Gue kesini, disuru papah lo. Kata nya suruh nyambut anak temen nya disini."
"Anak temen?" Arsi mengangkat satu alis nya.
"Heem."
"Yaudah sono diluar. Kan lo ga ada urusan nya sama gue. Ngapain masi disini?!"
"Lo lupa?" Arka menatap Arsi dengan tatapan mengintrogasi.
"Lupa apaan si? Ga jelas lo"
"Lo kan pacar gue. Jadi gue harus nemenin lo."
"Dih ga sudi!"
"Shuttt!!! Diem. Lo lanjut nonton film lo. Gue mau nonton YouTube. Ada film action terbaru."
Arka mengambil laptop di tas nya. Dan menaruh nya di samping kasur Arsi. "Geser! Badan lo gede amat sih?". Arsi memutar bola matanya jengah. Ia pun menggeser badan nya. "Anak ngen. Nyusahin aja bisa nya." Arsi membatin.
***
"Permisi.." suara seorang anak laki-laki, bertubuh tinggi, tegap, lengkap dengan kumis tipis di bibir nya. Dengan kulit sawo matang, menambah ke kharisma an dari dalam diri nya.
"Permisi.." anak itu kembali mengulangi. "Ko ga ada orang? Apa gue masuk aja ya?" Pikir anak itu. "Ah ga sopan klo gue masuk. permisii..." Lagi-lagi dia mengulangi, tapi tak kunjung ada orang yang membuka kan. Ia melihat sekeliling. Ada bel. "Lah itu ada bel anjir. Raka Raka, lu bego amat jadi orang."Tengg Nongg.. Tengg Nongg.. Ia memencet bel itu dua kali, hingga akhirnya pintu rumah terbuka.
"Iya? Ehh lo udah dateng? Ayo sini masuk" Arka mengajak Raka ke dalam rumah. Raka pun masuk. Melihat sekeliling dinding yang dipenuhi bingkai foto keluarga. Dinding yang berwarna krem muda. Menambah suasana hangat ketika ada di dalam nya. "Udah lama?" Arka bertanya. Raka yang masi memandang foto Arsi dengan ekspresi bingung. "Bro? Udah lama?" Arka kembali mengulangi. "Eh iya, eh ngga bro. Baru beberapa menit." Raka menjawab dengan seadanya. Lalu duduk di kursi ruang tamu. Bersama dengan Arka.
"Bntr bro, gue mau manggil yang punya rumah dulu." Raka hanya mengangguk. Arka pun meninggalkan Raka.
***
"Woi Arsi! Tuh tamu udah dateng, buru turun" Arka menarik tangan Arsi yg masi asik dengan film nya.
"Adu! Sakit. Ga usah tarik-tarik. Nanti juga gue turun."
"Yaudah buruan, gue tunggu dibawah." Arka pun kembali turun ke ruang tamu. Meninggalkan Arsi yang segera bersiap-siap.
"Ko muka tamu tadi kaya ga asing ya?"***
Mamah, Papah, dan Kaka Arsi belum kunjung datang. Dirumah hanya ada mba Nur, Arsi, Arka, dan tamu tadi. Arka yang mulai jengah menunggu Arsi turun dari kamar nya. Mulai menggerutu. "Arsi lama bgt si?" Grutu Arka. "Arsi?" Tiba-tiba Raka mengagetkan Arka. "Lo kenal Arsi?" Tanya Raka sekali lagi. Arka mengangguk, lalu berusaha mengingat sesuatu. "Muka lo kaya ga asing. Sumpah." Arka memicingkan mata nya. Raka yang mendengar hal tersebut terkejut. "L-lo liat foto gue di kamar Arsi?" Nada bicara Raka mulai ragu-ragu. "Lah ko lo tau?" Arka terkejut. Raka memalingkan wajah, lalu tak menggubris perkataan Arka. Ia mengalihkan pembicaraan.
"Eh btw lo tuh Kaka kelas gue ya?"
"Iya, gue kelas 11. Lo kelas 1 IPA 1 anak baru itu kan?"
Raka hanya mengangguk perlahan. Kembali memandang foto Arsi yang terpajang di dinding. "Ini beneran rumah Arsi?"
***
Hallo gaisss. Gimana nih ceritanya? Suka ngga?🥰 Kalo rame author, bakal lebih sering nge up cerita nya. Kira-kira Raka siapa ya? Ada yang bisa nebak? Xixixi. Jangan lupa votee yaa supaya cerita nya bisa makin berkembang, follow juga akun WP ini supaya bisa dapet notifikasi, kalo cerita nya udah up lagi🖤 babaii terimakacii🖤😗
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuh Jadi Cinta
Lãng mạnSudah taun ke 2, Arsi bersekolah di SMA ini. Taun taun yg sangat suram karena telah mengenal Arka. Kaka tingkat nya. Banyak yg mengagumi Arka, karena keahlian nya bermain sepak bola, tapi tidak dengan Arsi. Bagi Arsi, Arka tidak jauh beda dengan ana...