Prolog

10 3 3
                                    

Jakarta 3 Maret 2010

Saya putuskan kepada saudari Adimas Deqrantara hukuman selama 15 tahun penjara"

Tak-tak-tak

(Suara ketukan palu sang hakim di pengadilan tertinggi Jakarta pusat)

Pria berbaju khas tahanan itu bangkit dari bangku yg di dudukinya dan ingin dibawa oleh dua orang yang sudah diperintahkan oleh sang hakim tadi

"Tunggu, beri saya waktu sebentar" ucap pria yang sudah menjadi tahanan itu kepada orang orang yg ingin membawanya agar diberi waktu sesaat saja

"Saya turut bersedih atas ini tuan" kata seorang wanita yg hampir seumuran dengannya

"Jangan lagi memanggilku dengan sebutan tuan Rin," tegur tak tak menyukai

Seorang wanita itu hanya mengangguk paham

"Ku titipkan Rembulan padamu, apapun yang terjadi kau yang harus bersamanya dan selalu disisinya selama aku tidak ada" pintanya amat sangat memohon terlihat sekali dari kedua maniknya

Lagu lagi wanita itu mengangguk akan amanat yang diberikan kepadanya

Tap.tap.tap

Terlihat gadis kecil berumur sekitar 6 tahun berkepang satu berlari berhambur kepelukan pria itu,lalu menangis dalam dekapannya

Pria itu berjongkok agar menyamai tinggi sang gadis kecil itu

"Hiks..hiks..hiks.. p-papah-papah tidak akan meninggalkan Rembulan kan?" Tanya Rembulan dengan Isak tangisnya

Pria itu tak tahu harus menjawab apa mendengar anaknya yang terus memeluk erat lehernya

"P-papah tidak akan
meninggalkan Rembulan seperti mama meninggalkan Rembulan dulu kan?"

Gadis yang bernama Rembulan itu melepaskan pelukannya dan menatap manik pria yang dipanggi papah itu

"Papah, mengapa papah diam? Jawab pah, papah tidak akan pergi seperti mamah kan?" Tanya lagi karena belum mendapat jawaban

Pria itu lalu memegang kedua pundak mungil gadis kecil dihadapannya itu lembut

"Papah kan sudah pernah bilang mamah tidak pernah meninggalkan Rembulan, hanya terpisah jarak dan waktu saja, apa rembulan lupa itu?" Tutur pria kepada buah hatinya itu

Rembulan mengangguk kecil
"Rembulan tidak lupa tapi juga tidak percaya" jawab Rembulan memelaskan wajah

Lagi lagi pria itu dibuat diam oleh kata kata gadis sekecil itu

"Rembulan tidak lagi bicara tentang itu, Rembulan hanya tidak mau Papah meninggalkan Rembulan, itu saja" ucap Rembulan sendu

Pria itu berusaha menahan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya

"papah tidak akan pergi, papah akan selalu disini" ujar pria itu mengarahkan tangan nya ke dada Rembulan

"Rembulan, langit mulai gelap nak, ayo kita pulang" ajak wanita yang sedari tadi berada disampingnya

Rembulan pun bergeleng cepat "tidak, Rembulan tidak mau pulang, Rembulan mau tetap disini saja temani papah" tolaknya

"Loh, jangan dong, Rembulan harus ikut Tante Arin pulang" bujuk sang Papah

Rembulan tetap saja menggelengkan kepalanya

"Papah janji deh, kapan pun Rembulan mau bertemu Papah Tante akan siap mengantar Rembulan kesini" kata pria itu agar Rembulan mau ikut pulang

"Boleh gitu Tante Arin?" Tanya Rembulan menatap wanita disebelahnya

Wanita itu pun tersenyum hangat "ya boleh banget dong"

"Janji?" Ujar Rembulan menyodorkan kelingking mungil miliknya

"Janji" ucap wanita itu membalas dan menyatukan kelingkingnya

"Papah juga harus janji bakal baik baik aja disini yah?" Ucap Rembulan kepada pria itu

Pria itu hanya mengangguk sesekali tak tahu harus menjawab apa sungguh berat meninggalkan buah hatinya sendirian

"Kalau begitu aku pamit dim, jaga dirimu baik baik, kamu tidak perlu mengkhawatirkannya Rembulan, dia aman bersamaku" kata wanita itu

"Dadah papah.. Rembulan janji bakal balik lagi buat jagain Papah disini" tutur Rembulan sembari berjalan meninggalkan sang papah

Ditambah lambaian kedua tangan yang sebenarnya tidak ingin berpisah satu sama lain

Entah akan ada pertemuan selanjutnya atau tidak..




Bersambung...





Jgn lupa vote and coment nyaa





Salam.shf







MoonStar✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang