1. awal pembalasan

8 3 0
                                    

Mulmed : Rembulan 7 thn

Terlihat seorang wanita yg sedang menggandeng tangan gadis kecil disebelahnya keduanya sedang berada di tepi jalan raya yg cukup ramai malam itu

"Tante" panggilnya terdengar cukup menggemaskan

Arin yg mendengar jelas pun berjongkok menyamai tinggi gadis yg bernama Rembulan "ya, ada apa sayang?"

"Tante, rembulan mengantuk" adunya merajuk sembari mengucek sesekali kedua matanya

Aduh, kok taxinya lama sekali ya datangnya?
Batinnya

"Rembulan mau gendong?" Tawar Tante Arin dengan gerakan tangan kedepan

Rembulan pun mengangguk dan badannya yg mungkin dan tentunya sangat ringan itu diangkat oleh Arin dengan mudahnya

Tangannya pun memeluk leher Arin hangat

Tak lama taxi yg ditunggunya pun datang dan Arin yg menggendong Rembulan pun menaiki taxi itu untuk menuju..

Entah kemana Arin pun bingung dengan tujuannya ditambah dengan Rembulan yg kini telah menjadi tanggungannya

Kalau Rembulan kembali ke rumah Dimas, apa tidak akan mengancam keselamatannya? Bahkan aku ragu untuk menjamin nyawanya

Atau aku bawa ke kontrakan? Tapi disana bukan tempat yg layak buat anak seumuran Rembulan

Arin berfikir lagi ia tahu kontrakan yg telah lama ditinggalinya itu sangatlah berkapasitas minim tak sepeti rumah yg tadinya Rembulan dan Dimas tinggali sebelum ini

"Maaf Bu, tujuannya kemana ya?" Tanya supir taxi yg membuyarkan lamunan Arin

"Ke jalan Jayapura lama pak" jawabnya

Supir taxi pun mengangguk dan kembali menyetir

Sekilas Arin memperhatikan wajah Rembulan yg tertidur pulas di pelukannya

Apakah anak sekecil ini pantas menerima semua ini? Jalan hidupnya begitu pahit.

maafin Tante nak, Tante tak bisa menjamin papah mu akan keluar secepatnya bahkan keberadaan ibumu yg entah dimana

Arin mengusap air mata yg jatuh tanpa seizinnya, dan mengusap lembut pipi Rembulan

"Suatu saat.. jika kamu besar nanti.. kamu akan jadi perempuan yg kuat, Rembulan" ucapnya menatap Rembulan sendu

Ciiiitttt--

(Mobil taxi yg ditumpangi nya mengerem mendadak)

Padahal belum sampai ke tempat yg menjadi tujuannya

"Loh pak, ada apa ini kenapa berhenti?" Tanya Arin bingung

"A-ada mobil yg berhenti di depan bu" jawab supir taxi terlihat panik

Tak lama keluar lima orang berbaju hitam hitam berbadan kekar dan menggunakan kacamata hitam mengahadang mobil taxi yg ditumpang Arin

Dan langsung menyuruh supir taxi turun dari taxinya "cepat turun!"

Supir taxi pun turun dengan wajah yg ketakutan dan tampak sedikit berbincang tapi tak butuh waktu lama

Bugghh--

Terdengar suara pukulan sekali dan Arin melihat jelas supir taxi itu sudah terkapar dengan bekas pukulan di bagian kepalanya

Arin terkejut bukan main saat dua orang diantara mereka menarik paksa Arin keluar dari taxi itu bersama Rembulan yg masih di tangannya

"Serahkan anak itu pada kami!" Titahnya terdengar menyeramkan

"Tidak, tidak akan ku serahkan" balas Arin dengan keberanian yg dirinya punya saat itu

Mendengar jawaban Arin dua dengan bertambahnya 3 orang tadi mendekat ke arah Arin dan merebut paksa Rembulan dari tangannya

Anehnya Rembulan tak sadar dan masih tertidur pulas dalam gendongan salah satu orang diantara mereka

A-akkhh--

Arin yg ingin merebut balik pinggangnya tak sengaja tertusuk pisau yg dibawa oleh salah seorang dari kelimanya

"Ada apa dengan wanita itu?" Tanya salah seorang kepada temannya

"Tidak sengaja tertusuk ini" unjuknya dengan pisau yg sudah terkena darah Arin

"Aish! jangan tinggalkan bukti, ayo segera pergi" ajak salah satu kepada yg lain

Bruukkh-

Arin pun terjatuh lemas, tubuhnya jatuh bergitu saja dengan kedua tangan yg memegangi pinggang bekas tusukan tadi

"J-jangan -b-bawa dia" ucap Arin terbata bata tangannya sudah tak sanggup meraih Rembulan yg sudah dibawa pergi

Satu diantara mereka berjongkok menatap wajah Arin yg sudah hampir tak sadarkan diri

"Dunia baru Rembulan telah menjemputnya" ujar orang itu tepat di salah satu telinga Arin lalu pergi begitu saja

Pandangan Arin makin lama kian memburam dan gelap.

3 menit setelahnya..

"Eh Pak- pak disana seperti ada orang" tegur salah satu orang yg melewati jalan itu

Setelah menghampirinya dan dilihat lihat

"astaga, ini sepertinya korban penusukan" kata yg satunya panik saat melihat baju wanita itu yg bersimbah darah

"Telpon ambulan telpon ambulan!"




Bersambung..

Gimana part kedua dari cerita kedua? Maaf yah.. kalo bakal ada part yg gantung gantung untuk kedepannya

Author tau digantungin itu gak enak😜, tapi untuk kali ini dibawa enak aja ya gaiisss

Thankyou yg mau baca untuk ngikutin alur cerita selanjutnya.

Salam : shf





MoonStar✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang