"Gak kerasa ya lusa kita udah wisuda aja. kita bakal pisah dong," ucap Tania sembari menatap awan-awan. Tania Hydra gadis cantik keturunan Belanda, memiliki body yang bagus, kulit putih, rambut lurus sebahu, pintar masak, suka traveling, pencinta kucing. Perfect, itulah yang orang lihat dari Tania, tanpa orang lain ketahui Tania begitu memuja-muja lelaki berkemeja slim fit. Bahkan satpam kampus yang sudah berumur memakai kemeja slim fit pun dia bilang tampan, Nana sampai jengah mendengar Tania berceloteh ketika melihat lelaki berkemeja slim fit.
"Kita kan masih bisa ketemu Tan," ucap Nana. Nana Eveline tidak beda jauh dengan Tania, gadis berdarah Sunda ini 11 12 dengan Tania tapi Nana lebih tinggi dari Tania. Nana juga suka traveling, jago masak dan sabar menghadapi Tania yang cerewet, mungkin hal itu yang membuat pertemanan mereka awet sampai sekarang.
"Iya sih, tapi gue di suruh balik ke Bandung."
"Yah, gak seru deh," sahut Nana dengan nada sedih.
"Udah gak usah lebay, nanti abis pulang dari kampus kita kek mall. Gue yang terakhir deh." Hibur Tania.
"Bener ya, awas aja lo boong!"
***
"Sehabis rapat, bapak ada janji dengan Pak Wisnu di jam makan siang," ucap Jihan-sekertaris Raka.
"Setelah itu."
"Ada beberapa berkas yang harus ditanda tangani, dan pak Herman ingin bertemu dengan anda, Pak." ucap Jihan yang hanya mendapat anggukan dari Raka.
"Saya keluar dulu pak."
Huff
Raka menghelai nafasnya kasar, pusing. Belom lagi ditambah dengan ocehan orang tuanya tentang istri. Inilah salah satu kenapa Raka jarang pulang dan lebih memilih tidur di kantor untuk menyelesaikan pekerjaannya. Jujur Raka sendiri belum minat memiliki seorang istri, dan setahun terakhir Raka tidak benar-benar mencari calon istri itu hanya alibi agar mamanya tidak menjodoh-jodohkanya lagi. Tapi sekarang pak Herman-ayah Raka, Ingin bertamu dengannya kemungkinan besar ayahnya akan angkat suara tentang jodoh dan ingin memberi Raka wejangan tentang jodoh.
***
"Tan gue mau yang ini ya." Tunjuk Nana pada salah satu sneaker.
Sesuai janji Tania tadi, kini mereka berdua sedang berada di mall, dan Tania yang akan mentraktir Nana. Setelah perdebatan kecil akhirnya mereka memutuskan untuk belanja terlebih dahulu, baru makan.
"Yaidah tapi satu aja."
"Iya kok satu, tapi nanti baju sama tas juga kan satu?" Tanya Nana tidak tau diri.
"Lo mau peres gue, hah?" Sahut Tania kesal.
"Cih, kata nya orang kaya." cibir Nana.
"Heh! lo tuh ngambilnya yang bermerek. Mahal, abis ntar duit gue," ucap Tania kesal.
"Ya kalo gak bermerek, cepet rusak dong," sahut Nana dengan polos.
"Iya Na udah terserah lo, udah ambil yang banyak."
"Oke, baik banget sih kamu. semoga cepet nikah sama mas ceo yang pake kemeja slim fit ya." ucap Nana antusias.
"Iya ntar gue nikah sama mas CEO, udah sana buruan pilih." ucap Tania asal sembari mendorong punggung Nana.
"Pms kayanya tuh orang," gumam Nana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas CEO
Fiksi UmumRaka Emilio lelaki gila kerja yang sudah cukup umur untuk menikah, membangun rumah tangga. Tapi hingga 1 tahun ke depan tak kunjung menikah juga, dia bahkan sempat dikira tidak normal oleh sahabat dan orang tuanya. Sampai akhirnya dia tidak sengaja...