part 4. Bertemu

308 22 12
                                    

Malam yang gelap kini sudah berganti pagi, disambut dengan mentari dan suara burung berkicau. Definisi pagi yang cerah bukan? tapi tidak secerah raut wajah Raka saat ini. Bagaimana tidak, sejak pagi ponsel Raka terus berdering tapi Raka sengaja tidak mengangkatnya. Paling tidak penting itu pikirannya, dan Raka memutuskan untuk lanjut tidur. Tetapi ponselnya itu terus saja berdering dan itu sangat menggangu Raka yang baru tidur 4 jam. Dengan sangat malas Raka pun mengangkat telepon itu. Awas saja kalo tidak penting, batin Raka.

"Woi cepet kesini!" seru orang yang menelpon.

"Kemana?" tanya Raka malas.

"Ck, jangan bilang kalo lo lupa? astaga Rakayasa! gue nih lagi di kantor lo Othman's Model, kan kemaren kita udah janjian. Cepet lo kesini. kalo enggak gue bakar kantor lo!" ucap si penelpon dengan cepat.

Tut.

Sambungan telepon langsung di putus oleh si penelepon yang tak lain adalah Fatur.

Dengan malas Raka bangkit dari tempat tidur dan segera bersiap menuju Othman's Model. Dia tidak rela kantornya di bakar begitu saja, walaupun itu hanya ancaman Fatur tapi Raka harus antisipasi. Bisa saja kan Fatur beneran nekad membakar kantornya.

Tiga puluh menit berlalu dan sekarang Raka sudah dalam perjalanan menuju Othman's Model. Jalanan saat ini terlihat rengang, jadi memudahkan Raka untuk mempercepat laju mobilnya. Saat di pertigaan jalan tiba-tiba ada seseorang yang berlari menyebrang jalan dan itu membuat Raka kaget, dengan cepat Raka menginjak rem namu sayang seseorang itu sudah terjatuh, dan hilang dari pandangan kaca depan mobil.

Ciittt.

Bruk.

Raka segera keluar dari mobil untuk melihat bagaimana keadaan seseorang tadi. Perempuan bodoh, batin Raka saat melihat yang di tabrakannya itu.

"Aduh." Perempuan itu meringis.

"Tidak papa?" tanya Raka basa basi.

"Hah?"

Raka menghela napas, "Anda tidak papa?"

"Euuh.. gak papa. Ini cuma kepentok aja," ucap perempuan itu sembari mengusap usap kaki kanannya.

"Bagus deh. Lain kali kalo nyebrang tuh liat liat! jangan kaya anak kecil main nyelonong aja!" ucap Raka setengah kesal.

Perempuan itu hendak berbicara tapi Raka lebih dulu memotong. "Tuh pake! ini masih pagi, om om belum butuh hiburan!" Raka melempar jas Single breasted nya lalu masuk kedalam mobil dan melajukan mobilnya.

Sebelum melajukan mobilnya Raka melihat perempuan itu menatapnya dalam, seolah dirinya itu daging yang begitu segar. Aneh, pikir Raka.

***

Tania mengerjapkan matanya, dia masih mencerna dengan apa yang baru saja terjadi. Syok, takut, dan senang dalam satu waktu.

Syok dan takut lantaran keserempet mobil, untung saja tidak luka parah hanya kepentok dan lecet-lecet. Senang karena orang yang menabraknya memakai kemeja slim fit. Aduh mana tadi lengannya di gulung ganteng pisan oma, batin Tania teriak.

"Tunggu tunggu...ini jas maksudnya naon? dia kira gue wanita malam kali apa?" Tania mengangkat jas yang di lemparkan laki-laki tadi lalu melirik kearah baju yang dia kenakan, seketika mata Tania membulat. Bagaimana tidak? dia hanya mengancingkan 2 kancing baju dari 5 kancing.

"Omgttt!!! aduh ceroboh banget sih gue. Dia pasti ngira yang enggak enggak, semoga kita gak akan ketemu lagi deh," ucapnya sembari mengancingkan baju. Setelah mengancingkan baju, Tania segera mencari tukang ojek untuk mengantarnya ke tempat kerja.

Mas CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang