06 | Vacillating

220 30 5
                                    

×××

Jisung duduk terdiam di sofa ruang tamu sambil membaca buku pelajaran dari sekolah. Sekarang keadaan rumahnya sangat sepi, oleh karena itu Jisung sedang berada sendiri tanpa ada seorang pun yang menemaninya di rumah ini. Memang seperti inilah kehidupan sehari-hari yang Jisung jalani, dikarenakan orangtuanya yang selalu sibuk dengan urusan masing-masing, sedari kecil ia sudah terbiasa melakukan apapun dengan sendiri.

Di rumah ini Jisung tinggal hanya dengan papanya, Brian. Empat tahun yang lalu kedua orangtuanya sudah resmi berpisah dan menjalani kehidupan masing-masing. Sebenarnya Jisung sangat ingin mengikuti sang mama yang sekarang sudah berada di Amerika, tetapi entah bagaimana ceritanya dulu hak asuh Jisung malah diserahkan kepada Brian.

Ketika perceraian saat itu sudah terjadi, Jisung menjadi membenci kedua orang tuanya terutama kepada sang papa. Terlebih lagi beberapa hari setelah perceraian, dengan gilanya Brian tiba-tiba membawa pacarnya ke rumah untuk diperkenalkan kepada Jisung. Saat itu Jisung sangat amat kesal dan marah bahkan sampai ia kabur dari rumah selama berbulan-bulan, tetapi untunglah Hyunjin menasihati Jisung dan akhirnya Jisung memutuskan untuk kembali ke rumah. Sejak kejadian itu Brian tidak pernah lagi membawa pacarnya ke rumah, tetapi anehnya hubungan Jisung dengan sang papa malah menjauh dan keduanya menjadi jarang berbicara satu sama lain.

Ketika sedang fokus dengan buku-bukunya, Jisung dikagetkan dengan suara mobil Brian yang sudah datang. Dengan cepat Jisung langsung bergegas merapikan semua bukunya yang berserakan di atas meja dan ingin segera langsung pergi ke kamarnya supaya tidak bertatap muka dengan sang papa. Tetapi sayangnya kali ini takdir berkata lain, Brian sudah memasuki rumah dan tak sengaja berpapasan dengan anak semata wayangnya itu.

Melihat gerak-gerik anaknya yang aneh, Brian mendelik ke arah Jisung. "Mau kemana kamu?" tanyanya dengan nada ketus. Jisung memutar kedua matanya malas, "Mau ke kamar." jawabnya tak kalah ketus dari sang papa.

Brian menggelengkan kepala tak percaya, bagaimana bisa putra semata wayangnya ini menjadi semakin tidak memiliki sopan santun seperti sekarang ini. Brian menatap Jisung dingin, "Ini pasti dampak berteman dengan teman kamu itu. Sudah berapa kali Papa bilang Hyunjin itu tidak baik, dia tidak pantas jadi teman kamu!" ujar Brian tegas mengingatkan Jisung berulangkali. Brian sudah lelah karena selalu bertengkar dengan anaknya itu.

Mendengar nama Hyunjin disebut, Jisung langsung naik pitam. Ia membalikkan badannya mengarah ke Brian, "Apa? Hyunjin itu ngga kayak apa yang Papa bilang! Kalau ngga tahu apa-apa tolong lebih baik diam aja, Pa!" ucap Jisung dengan amarah yang memuncak. Brian memelototkan mata murka melihat sikap Jisung yang sudah kelewat batas. "Lihat ini! Sekarang saja kamu tidak sopan sama Papa!" ucap Brian marah dengan wajah yang sudah memerah.

Jisung sangat tidak suka jika teman-temannya selalu dikatakan tidak baik oleh papanya. Menurut Jisung teman-temannyalah yang paling mengenal dirinya ketimbang kedua orang tuanya. Bahkan bagi Jisung sendiri, teman-temannya seperti Hyunjin dan yang lain selalu memberikan dampak positif bagi kehidupan Jisung. Tidak seperti kedua orang tuanya yang malah menambah pikiran Jisung untuk melakukan hal-hal buruk, apalagi jika memikirkan pacar papanya dan calon suami mamanya, jujur Jisung ingin mati saja rasanya.

Walaupun Jisung sangat membenci kedua orang tuanya karena kondisi mereka yang sudah berpisah, di dalam lubuk hati terdalam Jisung ia sangat berharap jika kedua orang tuanya dapat rujuk kembali. Sebenarnya Jisung selalu ingin memohon kepada orang tuanya untuk kembali bersama, tetapi sayangnya mereka malah semakin sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan membuat Jisung merasa jika dirinya tidak bisa lagi menjangkau impian saat ini yang sangat ia inginkan.

Melihat situasi semakin memanas Jisung langsung membuang muka agar tidak bertatapan dengan Brian. Ia tidak ingin jika papanya itu menjadi sakit jantung akibat melihat sikap 'batu' sang anak. Jisung tidak menginginkan Brian mati di tempat tetapi ia sangat menginginkan agar Brian harus sadar diri jika selama ini perbuatannya telah sukses melukai perasaan anak semata wayangnya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RIVALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang