01 | Rival and Best Friend

500 66 8
                                    

×××

Chaeryeong menurunkan kaca jendela mobil sang kakak, ia sedikit mengeluarkan wajahnya agar dapat merasakan terpaan angin yang cukup segar. Pagi ini, seperti biasanya, Chaeryeong diantar ke sekolah oleh sang kakak, Lee Hyunjae. Selain mengeluarkan kepalanya sedikit ke arah luar jendela, Chaeryeong sesekali bersenandung ria menikmati perjalanannya bersama sang kakak.

Hyunjae menoleh ke samping kiri untuk memperhatikan tingkah laku sang adik, "Chaeryeong, mukanya jangan dikeluarin kayak gitu, ngga baik." ucap Hyunjae mengingatkan. Chaeryeong langsung mengalihkan pandangan sebentar ke arah sang kakak kemudian tersenyum tipis, "Tapi aku suka Kak, mau gimana dong?" kekehnya lalu kemudian menatap ke arah luar lagi.

Hyunjae menggelengkan kepalanya pelan, "Kamu ya, ngga mau dengar apa kata Kakak," ujar Hyunjae sambil sibuk mengemudi, "Cepat Chaery, tutup. Kamu bebal banget ya." sinis Hyunjae berpura-pura marah agar Chaeryeong mau mendengar perkataannya.

Seperti yang diharapkan, Chaeryeong yang mendengar nada suara Hyunjae berubahpun langsung segera menutup kaca jendela mobil. "Iya Kak, Jae." Chaeryeong mengalah, kemudian mengerucutkan bibirnya kesal.

Hyunjae melirik Chaeryeong sekilas lalu tersenyum tipis, ia berpikir sejenak bahwa sungguh lucu ketika memiliki adik selucu Lee Chaeryeong. Hal terlucunya ada pada saat mood Chaeryeong yang gampang berubah-ubah tiap harinya, jika boleh jujur Hyunjae tidak terlalu tahu apa sebenarnya isi kepala Lee Chaeryeong. Hyunjae melirik adiknya itu kemudian berdehem, "Jam berapa nanti pulang?" tanyanya kepada sang adik kemudian beralih menatap lurus ke arah jalan raya.

Chaeryeong menoleh, "Seperti biasa sih Kak, tapi mungkin hari ini Kak Hyunjae harus nunggu aku sedikit lama. Soalnya hari ini pas pelajaran terakhir ada ulangan harian." terangnya kepada kakak satu-satunya itu. Hyunjae yang mendengar penjelasan singkat sang adikpun hanya mengangguk paham.

Tak terasa mobil Hyunjae sudah memasuki area sekolah kemudian menepi, sang pengemudi memberhentikan mobil dikarenakan tujuan penumpang yang dibawanya sudah sampai. Chaeryeong beralih menatap Hyunjae lalu membuka pintu mobil, "Makasih banyak pangeran Hyunjae, putri Chaeryeong sudah sampai di sekolah dengan selamat." ucap Chaeryeong terkekeh dengan tangan kiri yang langsung membuka pintu mobil. "Sebuah kehormatan putri. Senang menempuh perjalanan dengan anda," ujar Hyunjae terkekeh dengan tangan memberi hormat, "Kalau udah pulang kabari ya, Kakak pamit nih." lanjut Hyunjae dari dalam mobil melirik adiknya yang mengangguk paham.

Chaeryeong yang sudah keluar langsung tersenyum dan menutup pintu mobil Hyunjae. Mobil Hyunjae dengan segera pergi meninggalkan Chaeryeong yang sedari tadi sibuk melambaikan tangan ke arah Hyunjae sampai mobil itu benar-benar menghilang dari pandangannya.

Selang kepergian mobil Hyunjae, tiba-tiba tibalah kedatangan mobil Jisung. Dapat Chaeryeong pastikan mobil tersebut milik orang tua Jisung yang hendak mengantar sang putra. Ketika mobil benar-benar berhenti, Jisung langsung mengeluari mobil dengan tatapan sinis sekaligus dingin. Ia langsung berjalan masuk ke sekolah tanpa menoleh atau mengucapkan salam kepada sang empunya mobil.

Chaeryeong tercengang menyaksikan tingkah laku Jisung yang lagi-lagi terlihat sombong, "Sumpah, itu anak ngga pernah sekali aja kelihatan baik." ucap Chaeryeong pelan kemudian menggelengkan kepalanya. Tak mau berlama-lama berdiam diri di luar sekolah, Chaeryeong langsung berjalan memasuki kawasan sekolah.

Ketika sedang berjalan dengan santai, mata Chaeryeong menangkap sosok Jisung yang berdiri tidak jauh darinya. Chaeryeong berhenti sejenak kemudian menatap sekumpulan perempuan yang notabenya adik kelas sedang berusaha menghentikan langkah kaki Jisung, adik-adik kelas tersebut menyodorkan beberapa macam kotak yang Chaeryeong yakini pasti kotak bekal makan siang. Tetapi selang beberapa detik kemudian kedua mata Chaeryeong langsung membulat, bagaimana tidak? Jisung dengan santainya malah melewati sekumpulan adik kelas tersebut tanpa mengambil satupun hadiah yang diberikan.

RIVALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang