05 | Little Interest

256 28 2
                                        

×××

Hari ini, Yeji terlambat bangun pagi akibat semalam ia sempat mengobrol bersama Hyunjae melalui panggilan suara. Awalnya gadis Hwang itu hanya berniat untuk menanyakan pada Hyunjae bahwa mengapa Chaeryeong sangat susah dihubungi. Hyunjae mengatakan jika Chaeryeong sudah tertidur, adiknya itu sangat kelelahan setelah mengerjakan PR sekolah yang sangat amat banyak. Yeji yang mengetahui alasan sebenarnya mengapa Chaeryeong tidak mengangkat panggilannya pun tidak jadi marah, padahal tadinya ia sudah berancang-ancang ingin meneriaki Chaeryeong sampai si gadis Lee itu murka.

Tadi malam Yeji sangat kebingungan memikirkan topik apa yang ingin dibicarakan dengan Hyunjae. Karena Yeji terlalu banyak diam, ia berniat mematikan panggilan yang tersambung dengan laki-laki yang ia sukai itu. Tetapi entah mengapa sebuah keajaiban datang, Hyunjae tiba-tiba bersuara dan mengatakan kepada Yeji jika Yeji jangan lupa datang ke acara penampilan band Hyunjae yang diselenggarakan satu minggu lagi. Mendengar Hyunjae yang seakan-akan sangat mengharapkan kehadiran Yeji pun membuat gadis Hwang itu kesenangan dan menjadi susah tidur karena sangking terlalu bahagia.

Akibatnya, saat ini ia harus terpaksa berlari kencang dari terminal bus tempat pemberhentian tadi menuju sekolah yang pintu gerbangnya sudah hampir tertutup. Yeji berusaha keras untuk mencapai pintu gerbang tersebut. Namun sayang, ia terlambat. Pintu gerbang lebih cepat tertutup daripada kecepatan lari langkah kaki Yeji.

"Pak Chansung, jangan ditutup, please izinin saya masuk." ucap Yeji dengan napas yang terengah-engah. Ia merasa sudah kehabisan napas akibat aksi lari paginya yang sepertinya sudah kelewat batas.

Guru yang mengawasi gerbang sekolah pagi ini adalah pak Chansung, guru olahraga kelas 10. Setiap pagi, di sekolah ini biasanya guru mata pelajaran apapun akan bergantian mengawasi gerbang sekolah dan akan memberikan hukuman kepada siswa-siswi yang datang terlambat. Hari ini Yeji terlambat, sudah jelas ia pasti akan mendapatkan hukuman. Hanya sekedar membayangkan saja, Yeji sudah mendadak langsung kesal.

Pak Chansung menggelengkan kepalanya, "Kamu sudah terlambat. Lihat, kamu terlambat 50 detik." ucap pak Chansung kemudian menunjukkan jam tangannya seolah-olah ingin memberitahu Yeji. Yeji mendengus kesal, ia merutuki nasibnya karena bangun kesiangan. "Hukuman hari ini pungut sampah dari gerbang ini sampai ke lapangan bola." ucap pak Chansung tegas. Yeji membelalakkan mata tak percaya, jarak gerbang ke lapangan bola itu cukup jauh, apa benar setiap guru menghukum anak muridnya seperti ini?

"Pak itu kejauhan, dari sini ke belakang ruang guru aja ya, Pak?" ucap Yeji berusaha membujuk gurunya itu. Pak Chansung menggeleng, "Kalau kamu terus protes, saya suruh pungut sampah dari sini sampai kantin, gimana?" tanya pak Chansung dengan tatapan tajam. Yeji spontan menggelengkan kepala cepat, "Sampai lapangan aja, Pak!" ujarnya keras. Ia mana mau disuruh memungut sampah lebih jauh lagi. Lapangan bola sekolah saja sudah jauh, masa harus ke kantin sekolah yang jaraknya lebih jauh lagi? Yeji tidak serajin itu pemirsa.

"Oke, gerbang saya buka, tapi jangan sampai kamu lari— Hwang Hyunjin! Kamu terlambat lagi?!" tiba-tiba pak Chansung mendadak emosi, Yeji menoleh ke arah belakang dan mendapati Hyunjin yang berjalan dengan santainya menuju ke arah gerbang tempat Yeji dan gurunya itu berbincang. Hyunjin berdiri di samping Yeji dan lantas tersenyum hangat ke arah pak Chansung, "Hari ini yang jaga gerbang Pak Chansung, ya? Pagi Pak." sapa Hyunjin dengan tampang tidak berdosanya.

"Kamu terlambat lagi, Hyunjin?!" tanya pak Chansung dengan tatapan tak percaya, Hyunjin menggaruk tengkuknya yang tak gatal kemudian mengangguk, "Hehehe, iya ini Pak. Saya terlambat lagi." ucapnya dengan kekehan gemasnya, Yeji merinding melihatnya.

RIVALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang