03 | Simplicity

378 42 11
                                    

×××

Chaeryeong berjalan ke arah kelas Seungmin dengan malas. Sejak kemarin malam Chaeryeong sudah bergelut dengan pikirannya selama berjam-jam, ia mempertimbangkan ikut atau tidaknya dirinya di olimpiade yang diselenggarakan bulan depan. Sejujurnya Chaeryeong sangat takut jika nanti ia malah mengecewakan nama sekolah dan teman-temannya, itulah alasan mengapa ia tidak bisa dengan cepat memberikan jawaban pertanyaan Seungmin saat itu.

Sangking pusingnya Chaeryeong semalam, ia mengetuk kamar Hyunjae dan bertanya tentang pendapat sang kakak. Hyunjae mengatakan "Selagi kamu bisa, kenapa ngga? Jangan takut kalah atau menang. Nikmati aja dulu prosesnya." akibat perkataan Hyunjae, Chaeryeong jadi memutuskan untuk mengikuti olimpiade yang Seungmin katakan waktu itu. Sekarang, ia hendak mengantarkan formulir pendaftaran yang akan ia ikuti.

Saat ingin masuk ke kelas Seungmin, Chaeryeong berpapasan dengan Jisung. Chaeryeong terkejut dan hampir saja terjatuh karena menghindari tabrakan dengan Jisung. Melihat badan Chaeryeong yang tidak seimbang, Jisung dengan gesit menarik tangan kanan Chaeryeong, ia melakukan itu agar si gadis Lee ini tidak terjatuh.

Setelah memastikan dirinya tidak terjatuh, Chaeryeong bersuara, "Ngga usah pegang-pegang." ucapnya sinis kemudian menepis tangan Jisung. Jisung menatap Chaeryeong kaget, ia hampir saja kehabisan kata-kata akibat perilaku Chaeryeong yang sama sekali tidak mengucapkan kata terima kasih.

Jisung memasukkan kedua tangannya ke saku celana, "Kalau ngga gue pegang ya lo pasti jatuh." ujarnya tak kalah sinis. Chaeryeong menatap Jisung kesal, "Ngga usah sok peduli!" tegas Chaeryeong sedikit kasar.

Jisung terkekeh mengejek, "Nyesal gue nolongin lo." ucap Jisung miris kemudian berjalan meninggalkan Chaeryeong sendiri. Chaeryeong menatap punggung Jisung yang semakin menjauh, sebenarnya Chaeryeong ingin sekali mengucapkan terima kasih, tapi karena keegoisan yang terlalu besar perihal harga diri, Chaeryeong jadi enggan mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Jisung.

"Ah bodo amat lah." ucapnya frustasi, Chaeryeong kembali melanjutkan langkah kakinya.

Saat sudah tiba tepat di depan kursi Seungmin, Chaeryeong menyodorkan beberapa lembar kertas ke hadapan Seungmin. Seungmin menatap Chaeryeong sedikit kaget, "Apaan?" tanyanya bingung. Chaeryeong berdecak pelan, masa Seungmin lupa alasan mengapa Chaeryeong berada di kelasnya ini?

Chaeryeong memutar kedua bola matanya, "Ini formulir pendaftaran, bego." ucapnya malas. Seungmin membulatkan matanya kemudian dengan spontan ia langsung berdiri, "Lo beneran ikutan Chaer?!" tanyanya kegirangan. Sebagai jawaban, Chaeryeong hanya mengangguk pelan kemudian tersenyum tipis.

Seungmin mengambil kertas yang Chaeryeong pegang, "Makasih banyak, Chaeryeong." ucapnya tersenyum senang. Seungmin sempat berpikir jika Chaeryeong akan berubah pikiran dan tidak akan mau mengikuti olimpiade itu, tapi kenyataan yang sebenarnya ternyata berkata lain.

"Yang ikut gue, lo, sama Heejin kan?" tanya Chaeryeong memastikan.

Seungmin mengangguk singkat, "Iya. Eh tapi Chaer, beberapa hari yang lalu Heejin nyerahin formulir pendaftaran ke gue kan, anehnya setelah hari itu gue ngga pernah lihat dia lagi. Ngga tau kemana." ucap Seungmin menatap Chaeryeong lesu. Chaeryeong menaikkan kedua alis matanya sejenak, "Dia ngga masuk sekolah?" tanya Chaeryeong.

Seungmin mengangguk lagi, "Iya, kata Lia tiga hari belakangan ini Heejin ngga masuk sekolah karena sakit. Gue coba telepon ngga diangkat, terus gue coba chat juga ngga dibalas." ucap Seungmin pelan.

Lia dan Heejin berada di kelas yang sama. Kemarin saat bertemu, Seungmin bertanya kepada Lia tentang keberadaan Heejin. Lia menjawab surat keterangan dari orang tua menyatakan Jeon Heejin sedang sakit, tapi tidak tertulis sakit apa.

RIVALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang