Ini dongeng, tapi tidak akan kita awali dengan 'pada suatu hari' sebab isinya terlalu gila.
"Pangeran Ryu Koo, sudah lihat foto-foto yang diajukan ibumu hari ini?" tanya Choi Jimin sambil terkekeh menggoda. Senang sekali kalau wajah temannya itu sudah ditekuk.
Kebiasaannya adalah datang ke tempat tinggal Ryu Jeongguk sejak masih di dalam kastil sampai saat ini sudah di dalam hotel mewah di mana dua lantai teratas ditempati dia sendiri. Sisanya, satu bangunan miliknya. Jangan lupakan cabang-cabang lainnya di mana Jimin juga memiliki saham.
Mereka berdua sudah mengenal sejak lama, bahkan dari yang tidak orang-orang sangka. Sejak nama Jeongguk masih Ryukoo, Jungkook, Chatal, sampai pada Ryu Chatal Jeongguk. Pria itu memilih mempertahankan nama tengah yang dimiliki sejak dulu, sama seperti dirinya, Choi Jeremiah Jimin. Pria itu pemilik pusat perbelanjaan di pusat kota.
"Ibu kita. Bukan hanya ibuku. Dan jangan panggil aku pangeran, hyung. Sekarang sudah 2021. Lagipula mengapa hanya aku yang didesak untuk menikah sih? Kenapa kau atau si Luciel, tidak?" decak Jeongguk. Ia sudah muak dengan foto-foto wanita cantik yang dia harus seleksi satu-persatu. Sama sekali tidak berminat melakukan hal itu. Semuanya cantik, semuanya baik, berpendidikan bagus, tetapi memang Jeongguk sama sekali tidak berminat untuk menikah sekalipun sudah hidup cukup lama di dunia.
Sekalipun sang ibu mengatakan bahwa Jeongguk butuh pasangan untuk mengontrol dirinya. Mengontrol kekuatannya. Tapi dia tahu kalau hal tersebut tidak bisa. Beratus tahun dia hidup, Jeongguk akan tetap menjaga jarak dari manusia. Salah sedikit saja, dia dapat membunuh mereka. Jeongguk dikutuk harus terus sendiri, menarik diri, hidup abadi dalam kesendirian, sebab ketika dia marah, dia dapat melukai siapapun tanpa menyentuh. Tidak bisa dikontrol.
Pangeran yang kesepian seumur hidupnya.
"Baiklah kalau begitu—kau lihat foto ini saja. Portofolio dari beberapa arktris, artis, penyanyi, model dan semua dalam dunia hiburan. Mereka yang teratas. Pilih yang paling cocok untuk ambassador hotelmu. Sesuai yang kau minta. Kita membutuh gebrakan baru," ujar Jimin sambil menyerahkan beberapa kertas yang ada di satu tempat. Di sana ada foto, data diri dan semua yang dibutuhkan.
Berjalan dengan kimono tidur berbahan sutra berwarna merah maroon dan coklat tua dengan motif beberapa brand ternama, Jeongguk tidak memakai dalaman lagi sama sekali. Satu-satunya yang dia pakai hanya celana dalam ketat. Untungnya tertutup rapat atau si Choi akan sangat menikmatinya.
Keduanya berada di ruang tengah hotel Jungkook (mungkin penthouse adalah sebutan paling tepat), berjalan ke ruang kerja. Kalau sudah seperti ini, butuh sekali serius. Mereka menghabiskan waktu yang dilalui dengan belajar dan bekerja hingga memiliki kekayaan seperti saat ini. Sulit memulai sesuatu dari nol hingga benar-benar sukses, kecuali kau memiliki waktu yang cukup lama. Mereka memiliki itu. Keabadian.
Duduk berseberangan, Jeongguk mulai membuka lembar demi lembar. Semuany baik. Semuanya berkualitas. Semua memiliki kemampuan dan visual yang dibutuhkan. Tentu bayarannya juga sangat tinggi. Wajar saja sebab dari kalangan atas di mana sedang naik daun. Menghela napas sambil berpikir, Jeongguk menggigit bibir bawahnya.
"Semuanya ok. Aku tahu. Aku pun bingung. Itulah mengapa aku bertanya padamu. Well, saat kau pilih, aku juga akn membuatnya menjadi ambassadorku. Mereka semua dari Agency hiburan milik Luciel. Dia benar-benar mengakuisisi banyak hal. Kita memang hebat sekali. Haha!" Pemuda Jeremiah itu tertawa bangga sendiri. Mengagumi kehebatannya. Keangkuhan dan kesombongan. Mereka jelas bukan orang-orang yang penuh kebaikan, sebab semuanya hidup abadi karena kutukan.
Dari diam dan melihat dengan tekun, raut wajah Jeongguk berubah seketika pada satu lembar portofolio. Pupilnya mengecil. Dadanya langsung berdebar—ada pacuan jantung.
Jimin menyadari adanya perubahan itu. "Koo, kau baik-baik saja."
Tidak langsung menjawab, Jeongguk mengatur napasnya perlahan. Menenangkan diri. Lalu menatap Jimin dengan amat serius.
"Aku akan menikah..." ucap Jeongguk tiba-tiba.
Jimin membelalak tidak mengerti. Butuh memastikan mungkin dia salah dengar. Jeongguk bersikeras tidak mau menikah, sebab hanya akan membuat orang lain mati ketika tidak dapat mengontrol emosi. Ketika berada di dekatnya.
Menunjuk salah satu foto di lembar yang terbuka, tatapan mata Jeongguk begitu mengintimidasi. "Aku harus mendapatkannya, Kim Taeri. Wanita ini adalah kunci hidupku. Aku mungkin bisa hidup normal setelah ini."
Jimin tidak mengerti. Dia butuh memproses semuanya. Lalu melihat ke arah foto wanita—seorang aktris—yang memang sedang naik daun. Terkenal. Tersohor. Namun rumornya dia memiliki sifat yang sangat buruk. Beberapa kali terkena skandal, tapi berakhir damai. Namanya bersih sebab agensi membela.
Permata agensi milik Ok Luciel Taehyung.
Lantas apa maksud Jeongguk dengan kunci hidupnya?
"Wanita sialan ini... akhirnya, aku menemukannya." bisik Jungkook yang terdengar di telinga Jimin.
[]
Cerita baru selain APD yang sepertinya akan diterbitkan (semoga) menjadi teman Malachai dan Step Love. Tapi akan selalu sampai tamat kok. Semoga kalian suka manis-manis Kookri. Bakal update rajin. Semoga juga.Tapi, dilanjut jika kalian suka. Jadi, lanjut atau tidak, Aveyours!
KAMU SEDANG MEMBACA
A Perfect VERSATILE ✓
FantasyMungkin ini adalah akhir kala keduanya kembali mengawali. Katanya, Ryu Chatal Jungkook adalah pangeran yang seumur hidupnya kesepian. Dia dikutuk. Bahkan ketika dia memiliki hotel dan segalanya di kehidupan yang sekarang. Hidup abadi karena kutuk...