Cinta yang telah usai

7 2 0
                                    

Senja selalu mampu membuat siapapun yang menatapnya terpukau atas keindahan yang dimilikinya. Seperti dia, yang mampu membuat banyak wanita terkagum akan tampang dan penampilannya. Lain denganku, yang hanya mencintai tanpa ada alasan tersendiri.
Aku mungkin tak mudah untuk mencintai. tapi dia? dia mampu membuatku mencintainya dengan sepenuh hati.
Terkadang aku berfikir...
"Bagaimana bisa aku mencintai seseorang dalam sekejab mata, tanpa ada alasan yang nyata, dan dengan orang yang bahkan aku tak tau bagaimana dia??"

Siang itu jam pulang sekolah. Aku tak langsung pulang. Raina dan dara sudah pulang terlebih dulu. Dan aku pergi dengan 6 temanku kerumah trya. sesampainya disana, aku duduk ditaman rumah trya dengan minum secangkir kopi latte kesukaanku. pikiranku tak ingin berhenti membayangkannya, mengingat senyumnya, dan berandai dapat bersamanya.
"Assalamualaikum ukhti!!" Suara seseorang mengagetkanku dari belakang.
Aku tersentak, dan secara otomatis menjawab salamnya. Ya, itulah aku. Si cewek latah yang aneh.
"Kamu ngapain disini na?" Tanya zeni yang ternyata dialah manusia yang mengejutkanku.
"Untung kamu manusia! Kalo kuda udah aku lempar kamu kelaut!" Gumamku asal bicara yang ternyata terdengar oleh zeni.
"Hahahaha...emang kamu kuat ngangkat kuda?"
"Ya nggak kuat lah..."
"Katanya mau nglempar aku kelaut?" Ledeknya
"Emang kamu mau jadi kuda?" Serangku balik
"Ya nggak lah...Manusia kan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna! Masa dikasih yang sempurna milihnya kuda sih..."
"Hhhhhhh aneh kamu zen!" Tawaku bahagia atas kemenanganku berdebat dengan zeni.
"Eh, tadi pertanyaanku belum kamu jawab!!" Kata zeni mengingat pertanyaannya beberapa menit yang lalu.
"Emangnya kamu nanya apa?" Jawabku pura-pura lupa.
"Kamu ngapain disini Husna...??"
"Hhhhhhh...." Tawaku lepas.
"Kok malah ketawa sih!!" Tanya zeni heran bercampur dengan kesal. Dia seperti ingin marah namun tak bisa marah. Ingin pergi tapi tak tega meninggalkan aku sendiri.
Sedangkan aku, aku terus tertawa melihat sikap zeni yang seperti itu.
"Nggak apa-apa kok zen..." Jawabku yang mulai kasihan melihat tampang zeni yang kusut.
"Ah kamu!!" Balasnya masih kesal.

"Eh zen, aku boleh tanya sesuatu nggak?" ucapku mulai serius.
"Tanya tinggal tanya susah amet!!" Ketus zeni.
"Menurutmu, kak Rafa gimana sih?"
"Dia tampan, keren, cool, pokoknya keren deh!"
"Kalo itu sih semua orang tau kali Zen..."
"Lha terus kamu nanyanya apa?, Kan itu emang jawabannya!"
Pertanyaan zeni semakin membuatku bingung dan bimbang. Aku hanya mampu menggeleng untuk menjawab pertanyaan zeni. Kemudian aku terdiam beberapa menit. Sampai kemudian zeni melanjutkan kalimatnya.
"Eh na, aku mau cerita deh!" Kalimat zeni membuatku tertarik.
Zeni semakin mendekat kedepanku. Dan ia sudah membuka mulutnya.
"Doorr" suara seseorang mengagetkan kita. Ternyata itu kelakuan trya.
"Kaloan ngapain disini! Masuk sana!! Ada kukis lho!" Ujar trya
"Iya try, nanti kita masuk kok. Tapi ini kita mau cerita-cerita dulu" jawab zeni.
"Ya udah deh aku ikut..." Sambung trya sambil cengengesan.
"Cepetan Zen, kamu mau cerita apa?" Ucapku tak sabar.
"Sebenarnya, dulu itu waktu kita masih kelas 10 aku pernah suka juga sih sama kak rafa!" Ucap zeni memulai ceritanya.
Aku sempat terkejut mendengar itu, aku juga sedikit merasa takut, namun aku tetap berusaha bersikap biasa saja didepan mereka.
"Tapi aku nggak pernah punya keberanian untuk mengungkapkannya. Selain itu, aku juga nggak begitu kenal dengan kak rafa. Ditambah lagi, aku udah kenal sama abay. Jadi rasa itu sedikit-sedikit sudah mulai hilang. Tapi sekarang malah sedikit tau banyak tentang dia, ya ini mungkin karena kamu!" Cerita zeni yang membuatku semakin merasa takut.
"Aku juga pernah kok na!" Sambung trya. Aku semakin terkejut mendengar pernyataan trya.
"Tapi tenang aja na...itu dulu kok, waktu kita masih kelas 10 juga! Sekarang cinta itu telah usai. Lagian aku juga nggak pantes lagi sama dia." sambung trya lagi.
"Selain kita ada juga yang suka sama kak rafa na...bahkan mungkin sampai sekarang pun dia masih suka tuh sama kak rafa. Namanya Rikha." Ucap trya menyambung cerita.
"Rikha yang dulu juga sekolah sini ya?" Tanyaku
"Iya, katanya dia suka sama kak rafa udah dari Mts malah. Hebatnya, dia mampu bertahan mencintai dalam diam hingga sampai bertahun-tahun lamanya." Jawab trya. Trya memang punya hubungan baik dengan Rikha. Mereka bahkan sudah menjadi teman curhat satu sama lain. Aku semakin merasa bersalah jika harus benar-benar mencintai kak rafa. Aku terdiam dan mencerna semua cerita dari trya dan zeni.
"Udah ah, Ayo masuk! Udah mau sore. Itu kukisnya dihabisin dulu. Kasihan tuh mamakku, udah capek-capek masak kok nggak dihabisin!!" Ajak trya.
"Ia nih try, aku juga udah laper gara-gara dengerin ceritamu..." ucap zeni sambil tertawa dengan tawa supernya.
"Dasar kamu emang ya Zen!! Suka ya kamu cari gara-gara sama aku!! Awas aja kamu!!" Teriak trya mengejar zeni yang sudah berlari masuk ke rumah trya. Mereka emang sudah seperti tom and Jerry yang nggak pernah bisa akur kayak Upin-ipin.😆

Aku pergi menyusul mereka.hari memang sudah mulai sore. Pukul 14.30 tepatnya. Kami segera pamit pulang. Ibu dan bapak trya sedang tidak ada dirumah. Oleh karenanya kita hanya bersalaman dengan trya.
"Ya udah try, kota pulang dulu ya..." Kata adhom mewakili kita semua.
"Iya kalian hati-hati ya..."
"Assalamu'alaikum" ucap kita bersama.
"Wa'alaikumsalam"
Aku diantar pulang oleh ulya ke pondok.
Dan sesampainya dipondok badanku langsung kujatuhnya diatas tumpukan bantal dan kasur kamarku. Aku merasa sangat lelah dan letih. Kulempar tasku begitu saja. Kutinggalkan sepatuku tidak dalam tempatnya. Dan kubiarkan pikiranku melayang sampai kemana-mana.

Cerita zeni dan trya masih teringat jelas dalam pikiranku. Mengingat hal itu, aku tak tau harus berbuat apa?. Sampai pada akhirnya salah satu dari jiwaku berkata: "tetaplah berjuang husna! Bukankah cinta merupakan hal yang tak pernah ingin kita harapkan? Dia datang dengan sendirinya!! Tanpa memberi pemberitahuan dan penawaran!! Kau tak pernah tahu kapan kau jatuh cinta, dimana, bagaimana, dan dengan siapa! Kamu juga nggak pernah tau kan kalo ternyata banyak orang yang mencintai rafa? Yang menjadi urusanmu tetaplah menjadi urusanmu. Dan yang menjadi urusan mereka juga tetap menjadi urusan mereka. Jika mereka tak mau berjuang, kenapa kau harus berhenti berjuang? Tetaplah berjuang husna!"
Jiwaku yang lain pun ikut berkata: "tidak husna! Terkadang kita juga harus berkorban untuk kebahagiaan orang lain. Apalagi untuk rikha, yang cintanya mungkin sudah lebih besar dari cintamu. Kasihan dia husna! Jika kamu masih memperjuangkannya belum tentu juga kan kamu akan berhasil mendapatkan cintanya! Banyak orang yang menyukainya, dan banyak juga orang yang tersakiti olehnya karena gagal mendapatkan cintanya. Apakah kamu mau seperti mereka?"




Hallooo guys...
Sorry ya baru bisa update lagi...
Ayo dong vote dan komennya... Biar aku semangat buatnya...
Aku sayang kalian💖😍👋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

only on prayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang