Chapter 1

2.3K 146 24
                                    

Malam ini terasa sunyi, tidak seperti malam-malam sebelumnya. Angin malam menampar pipi nya, namun itu sama sekali tidak membuat nya merasa menggigil seolah-olah dia mati rasa. Berdiri di balkon kamar, menatap langit yang begitu gelap. Bahkan bintang pun tak ingin bercahaya untuk nya.

Dia masuk kembali ke dalam kamar nya, terasa begitu hampa saat ini, semuanya terasa kosong. Dia membaringkan diri nya di atas kasur, menatap langit-langit kamar yang gelap, karena lampu yang tak di nyalakan. Dia menghilang dalam kegelapan malam, dan masuk dalam dunia mimpi nya.

Matahari menyambut pagi, cahaya matahari masuk menembus tirai jendela kamar nya, yang membuat tidurnya terganggu. Ia bangun dari tidur nya, mengerjapkan matanya beberapa kali mengumpulkan kesadaran yang belum terkumpul sepenuh nya.

Akhirnya dia berdiri dari kasur nya, mengambil handuk yang tergantung di atas kursi, lalu masuk ke dalam kamar mandi.

INDRO
seorang laki-laki yang kini merasa hilang semangat nya, merasa hidup nya benar-benar kosong dan tak lagi berarti.

Setelah ia mandi, dia memakai seragam sekolah dan bergegas ke sana. Meskipun hari ini tampak cerah tetap tak bisa menghilangkan fakta bahwa cahaya hidup nya kini redup.

Indro duduk di kantin sendirian, menatap lurus pada siswa-siswa yang lain dengan tatapan kosong. Hingga akhirnya ia sadar dari lamunannya ketika seseorang menepuk bahu nya.

"Lo akan tetap kaya gini? Ini udah tiga hari Lo gak ngomong apa-apa, duduk diem kaya gini. Gue capek tau gak liat nya" ucap orang itu. Tapi perkataan nya sama sekali tak menggoyahkan hati nya.

"Gue males Roni, sekarang hidup gue gak berarti apa-apa" ucap Indro memandang teman nya itu.

"Terus Lo akan tetap kaya gini? Udahlah ikhlasin dia, biar dia juga bisa tenang" ujar Roni lalu menepuk pundak Indro.

"Tapi ini semua salah gue, gara-gara gue dia......" Indro menghembuskan nafas kasar lalu menundukkan kepalanya menahan semua rasa sakit yang kini menamparnya.

Roni menghela nafas panjang dia tak tega melihat teman nya yang terpuruk seperti ini. Sudah segala cara ia lakukan agar teman nya ini bisa kembali tersenyum, tapi semuanya gagal.

"Entar malem gue sama Joko lagi ngadain acara, Lo harus datang gue gak mau tau pokoknya Lo harus datang oke!" Ucap Roni dengan semangat yang hanya mendapat gelengan dari Indro

"Gue gak bisa Ron, hari ini mami gue balik dari London dan gue gak bisa kemana mana" ucap Indro dengan tenang meskipun mata menunjukan kesedihan tiada tara.

Roni pun hanya bisa mengangguk kepada temannya itu. Kemudian Indro pamit pergi dari nya.

RONI
Sahabat Indro, yang selalu ada kapan pun dan apa pun situasi nya. Saat ini hal tersulit adalah bagaimana cara agar sahabat nya kembali tersenyum

________

Bohong. Indro berbohong, sebenarnya mami nya belum kembali hari ini. Ia berbohong kepada Roni, karena ia tahu mereka hanya berusaha untuk menghibur nya. Indro merasa sangat beruntung memiliki sahabat seperti mereka, namun saat ini ia hanya memerlukan waktu untuk sendirian. Ia berjalan mengelilingi sekolah, melihat ke beberapa tempat yang memiliki kenangan bersama Dia. Ia berhenti di taman belakang sekolah, tempat di mana ketika Indro sedih dan dia datang untuk menghiburnya. Bayangan mereka bersama muncul di sana. Tak dapat di pungkiri bahwa Indro saat ini hanya ingin berteriak keras meluapkan emosi nya.

Ia terus berjalan berhenti di sebuah tempat ketika di mana ia bersama dengan nya tak sengaja saling menyentuh tangan ketika mengumpulkan uang koin yang berserakan dimana-mana. Sungguh ia sangat merindukan nya.

TENTANG "RIA" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang