Chapter 16

463 55 0
                                    

Waktu terasa seperti berhenti, jantung berhenti berdetak, bibir bahkan tak mampu untuk digerakkan. pertanyaan Ria berhasil membuat Indro mematung di tempat nya. Matanya membulat sempurna begitu mendengar apa yang Ria katakan.

Ria yang melihat Indro tak mampu menjawab apa pun, akhirnya ia hanya bisa menghembuskan nafas kasar. Pandangan nya ia bawa ke langit gelap, seperti sedang menahan air mata yang akan jatuh membasahi pipi nya.

"Indro, gue bukan boneka yang bisa seenak nya Lo mainin" kata Ria sambil tersenyum simpul. Bisa Indro lihat itu bukan lah senyuman manis yang biasa nya dia lihat, senyuman kali ini terpancar jelas jika dia sedang sedih.

Ria terkekeh kecil lalu kembali membuka suara nya "lucu yah... Gue pikir Lo juga suka sama gue, tapi nyatanya cinta ini cuman sepihak" sambung Ria lagi, dan pada akhirnya bulir-bulir air mata jatuh membasahi pipi Ria.

"Ria deng-" Indro akan menjelaskan perihal Aqeela dan Ria, namun Ria menyela kalimat nya.

"Indro kalau Lo gak suka sama gue, setidaknya Lo gak usah baik-baikin gue, ngasih gue perhatian seolah-olah Lo ngasih harapan yang ternyata itu hanya harapan kosong buat gue" kata Ria lagi, lalu dia menundukkan kepalanya menahan isakan tangis yang keluar.

Indro yang tak tega melihat Ria menangis ingin mendekati dirinya berharap bisa menenangkan Ria dan menjelaskan apa yang terjadi hanyalah kesalahpahaman, namun saat kaki nya melangkah Ria mengambil satu langkah mundur memberi jarak antara dia dan Indro.

Indro sungguh merasa hati nya seperti di tindih batu besar, dada nya sesak melihat Ria yang memberi jarak antara mereka berdua.

"Ria, please dengerin gue, gue gak per-"

"Udah Ndro, gak usah di lanjutin lagi, gue udah tau semuanya, Lo jadiin gue pengganti Aqeel karena kita punya wajah yang sama" Ria memejamkan matanya sebentar, ia akan membuat keputusan yang mungkin akan sangat berat bagi nya, namun mau bagaimana pun ia harus mengatakan nya.

"Mari menjauh satu sama lain, dan anggap aja kita gak pernah ketemu, atau bahkan saling mengenal" final Ria lalu dia pergi meninggalkan Indro di taman itu.

Indro yang mendengar bahwa Ria akan menjauhi nya membuat diri nya merasa rapuh. Saat Ria pergi Indro mengejar nya namun kalah cepat dengan Ria yang sudah masuk ke dalam sebuah taksi dan akan pergi dari taman itu.

"Ria dengerin gue dulu, Ria!" Kata Indro sedikit berteriak ketika Ria menutup pintu taksi itu.

Indro terus menerus mengetok kaca jendela taksi berharap Ria mau membuka nya dan mendengar penjelasan dari nya.

"Jalan pak" pinta Ria pada supir taksi itu. Taksi itu pun pergi dari sana meninggalkan Indro sendirian dengan gelap dan dingin nya angin malam.

"RIA!!" Teriak Indro frustasi. Air mata tak sanggup lagi untuk bersembunyi di balik mata.

Air mata Indro jatuh bersamaan dengan rintik hujan. Tak ada lagi bulan yang terang, dan tak ada lagi bintang yang indah, hanya ada langit gelap di Sertai dengan hujan yang turun seolah bumi ikut bersedih dengan Indro juga Ria saat ini.

"Arrghh!!!" Teriak Indro sekuat mungkin, meluapkan rasa sedih dan rapuh nya malam ini.

Hal ini sungguh di luar kendali, Indro tak pernah membayangkan kalau malam yang ia pikir akan menjadi malam yang terbaik untuk nya, tapi ternyata kenyataan tak mengijinkan nya bahagia malam ini.

Indro hanya bisa menangis di dalam deras nya hujan saat ini. Apa yang harus dia lakukan? Tak ada apa pun yang bisa dia lakukan saat ini. Ia ingin menjelaskan semua nya kepada Ria, tapi apa Ria mau mendengarkan dirinya?

TENTANG "RIA" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang