Hujan kini telah berhenti, dan hari juga semakin larut, semua orang kini mungkin sudah tertidur tetapi tidak dengan orang yang satu ini. Ia masih saja berdiri di balkon kamar menatap kosong ke arah langit malam.
Kejadian beberapa jam lalu masih terekam jelas di otak nya. Di mana dia bertemu dengan sosok yang begitu mirip dengan Aqeela. Ia masih tidak menyangka bahwa ini nyata. Bagaimana bisa mereka begitu mirip hingga hampir tiada beda nya, wajahnya, matanya, hidung nya, garis wajah nya semuanya tampak sama dengan Aqeela.
Apa mungkin karena dia terlalu merindukan Aqeela? Makanya dia berasumsi bahwa orang yang dia lihat tadi adalah Aqeela padahal bukan?. "Huh" dia menghembuskan nafas kasar, semua ini membuat kepala nya sakit dan berdenyut keras.
Hari ini terlalu melelahkan bagi nya, ia yang masih larut dalam kesedihan karena kehilangan Aqeela, dan sekarang rasa sedih itu entah pergi kemana. Karena muncul sosok yang begitu mirip dengan Aqeela.
Ia memutuskan untuk masuk ke dalam kamar nya, membaringkan tubuhnya yang lelah di atas kasur, menatap langit-langit kamar, dan menutup matanya membiarkan mimpi mengambil alih hidup nya.
*******
Alarm berbunyi begitu keras hingga membangunkan, seorang lelaki muda yang masih tertidur. Ia membuka mata nya, meraih jam alarm yang masih berbunyi lalu mematikan nya.
Saat ia sudah benar-benar sadar dari tidurnya, ia melihat jam dan betapa terkejutnya dia ketika jarum jam menunjukkan pukul 6:55. Sial! Dia terlambat!
Dengan cepat dia bangun dan meraih handuk yang tergantung lalu masuk ke dalam kamar mandi. Tak butuh waktu lama untuk berada di dalam kamar mandi, Indro keluar dengan seragam sekolah yang sudah ia kenakan.
Mengambil tas yang ada di meja belajar nya lalu bergegas untuk ke sekolah. Ia berlari memburu waktu yang tersisa 20 menit lagi pintu pagar akan segera tertutup. Ia sama sekali tak menghiraukan maid yang memanggil nya untuk sarapan.
Untung jarak antara sekolah dan rumah nya tidak terlalu jauh, sehingga tak membutuhkan banyak waktu untuk ke sana. Dengan secepat kilat dia berlari memasuki pintu pagar yang akan segera di tutup. Untung saja ia masih bisa masuk.
Sialnya ia harus terus lari menuju kelas nya, agar tidak kalah cepat dengan guru yang akan masuk ke kelas. Sungguh sial hari Indro hari ini. Karena terus berlari ia sampai menubruk Roni dan mereka jatuh bersama.
Roni meringis saat badan nya di tindih oleh Indro yang cukup berat badan nya. Alhasil mereka di tertawa kan oleh teman-teman sekelas. "Indro! Lo kalo jalan hati-hati dong! Mata Lo tuh di pake!!" Ketus Roni saat merasakan pinggang nya akan patah karena Indro.
"Roni, Indro! Lo berdua kalo mau tidur mending di rumah aja jangan di sekolah!" Ejek Joko melihat ke dua teman nya itu yang tersungkur di di depan pintu kelas.
"Eh Joko! Nih yah gue itu memang masih ngantuk tapi gue juga masih tau sopan santun, ya kali gue tidur di sekolah!" Sahut Roni dengan kesal. Indro berdiri dari atas tubuh Roni yang ia tindih, sambil memegang lutut nya yang sakit karena terbentur.
"Roni maaf yah, gak sengaja gue" ucap Indro pada Roni yang di balas anggukan. Namun tak berselang beberapa detik alis nya berkerut.
"Indro Lo semalem tidur gak sih? Mata Lo mirip kaya panda tau gak" sahut Roni
"Iyah Ndro, lagian ini baru kali pertama gue liat Lo terlambat kaya gini" sambung Joko. Memang benar, Indro tak pernah terlambat ke sekolah, ia termasuk siswa paling teladan di sekolah. Indro, Joko, dan Roni siswa terfavorit di sekolah dan selalu jadi pusat utama bagi perempuan-perempuan di sekolah.
"Gak semalem gue gak bisa tidur" kelas Indro
"Masih kepikiran soal Aqeela yah? Udahlah Indro, ikhlasin aja" Joko mencoba untuk menenangkan sahabatnya yang satu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
TENTANG "RIA"
Teen FictionJangan pernah memanfaatkan seseorang hanya untuk kepentingan mu sendiri. Jangan pernah memanfaatkan seseorang hanya untuk menggantikan posisi orang yang pernah menjadi bagian dari cerita hidup mu. Sayangi dan cintai orang itu setulus hati mu bukan h...