1

2.6K 268 8
                                    

"Pah bangun" seorang gadis kecil yang berusia empat tahun memasuki kamar Dirga dan membangunkannya.
"Hm iya sayang" Dirga perlahan membuka matanya dan tersenyum menatap putri kecilnya tersebut.
"Ayo pah bangun kita ditungguin oma sarapan" ucap gadis kecil bernama Adiba Putri Alkhalid tersebut.
"Iya papa mandi dulu ya, kamu sana susul oma dulu" ucap Dirga seraya mengecup kening putrinya.
"Ok pah" sahut Adiba yang kemudian keluar dari kamar papanya.

Wulan -mamanya Dirga- yang tengah melayani suaminya di ruang makan tersenyum ketika melihat sang cucu yang kembali ke ruang makan.

"Mana papamu sayang?" tanya Wulan pada cucunya.
"Lagi mandi oma" sahut Adiba.
"Oh ok" angguk Wulan.
"Sekarang Adiba sarapan dulu ya, disuapin oma" ucap Hermawan Alkhalid -papanya Dirga-.

Adiba dengan pintar dan sangat lahap sarapan pagi itu, tak lama Dirga bergabung di ruang makan ia sudah rapi dengan setelan kerjanya.

"Pagi mah pah, aduh pintarnya anak papa sarapan" sapa Dirga seraya duduk di kursinya.
"Ayo sarapan dulu Dir" ucap Wulan pada sang putra.
"Dania mana?" tanya Dirga mencari adik perempuannya.
"Masih di kamarnya mungkin" sahut sang mama.
"Oh" angguk Dirga.
"Bye the way Dir kapan kamu mau mengenalkan seseorang sama mama?" tanya Wulan pada putra sulungnya tersebut.
"Maksud mama?" tanya Dirga seraya menyuap sarapannya.
"Maksud mamamu your girlfriend" sahut Hermawan.
"Ck apaan sih mah, gak ada" ucap Dirga.
"Ayolah Dir buka hatimu, tidak baik berlama-lama menyendiri terlebih kamu sudah pernah menikah. Kalau kamu menikah sudah pasti ada yang melayani segala keperluanmu nak" ucap Wulan.
"Udah ngomongnya mah? Aku cape mama terus menerus membahas ini" ucap Dirga.
"Mama gak akan menyinggung ini kalau kamu sudah punya gandengan, mama hanya ingin melihat kamu bahagia Dirga" ucap Wulan.
"Aku sudah cukup bahagia mah" sahut Dirga.
"Apa yang kamu miliki sekarang rasanya tidak lengkap tanpa adanya pendamping di sisimu nak" ucap Wulan lagi.
"Sudah mah cukup, sabarlah suatu saat nanti pasti Dirga akan membawa seseorang itu untuk dikenalkan pada kita, iyakan Dir" ucap sang papa dan Dirga hanya diam, ia hanya menaikkan satu alisnya saja menanggapi ucapan sang papa.

Wulan -mamanya Dirga- mendesah menatap putranya tersebut.

"Sudah berapa banyak perempuan yang mama kenalkan ke dia pah, tapi gak ada satu pun yang cocok. Mama bingung, kamu masih normal kan Dir?" ucap Wulan setengah kesal.
"Apaan sih mama, ya sudah aku duluan pah" omel Dirga yang kemudian meninggalkan meja makan.

---

Naura Azizah, setelah menyantap sarapannya pagi itu Naura bersiap untuk berangkat kerja, tak lupa ia pamit pada ayah dan ibunya untuk berangkat ke restauran tempatnya bekerja.

"Aku pamit ya bu yah" ucap Naura seraya mencium tangan ibu dan ayahnya.
"Iya hati-hati nak" ucap Hanifa pada putrinya.
"Pamit ya yah, ayah setelah ini istirahat ya jangan terlalu lelah" ucap Naura mengingatkan.
"Iya nak, jangan terlalu mengkhawatirkan ayah" ucap Sudiro -ayah Naura-.

Dengan menaiki motor maticnya Naura bergegas berangkat kerja, ia menuju sebuah restauran tempatnya mencari nafkah untuk dirinya dan keluarganya.

Tiba di tempat kerjanya dan setelah memarkirkan motornya Naura bergegas ke ruang loker, ia mengganti pakaiannya dengan seragam kerja, setelahnya ia bergegas memulai pekerjaannya.

Hari itu Naura melayani pengunjung restauran seperti biasa, ia melayani setiap pelanggan yang datang dengan sangat ramah. Karena keramahannya tersebut tak pelak ia kadang mendapat sedikit tips dari pelanggan yang berbaik hati padanya.

Di satu sudut meja seorang memanggil Naura, ia pun bergegas menghampiri customernya tersebut, customernya yang tak lain para bos besar yang baru saja menyelesaikan meetingnya.

"Silahkan pak" Naura menyerahkan beberapa buku menu pada pelanggannya tersebut dan ketika mereka menyebutkan menu pesanannya barulah Naura mencatatnya.
"Mohon ditunggu ya pak" ucap Naura yang kemudian segera berlalu.

Salah satu dari pria itu menatap Naura yang berlalu pergi, wajahnya terlihat dingin dan kaku tanpa ekspresi apa pun.

"Kenapa pak Dirga?" tanya kliennya.
"Tidak, tidak ada" ucap Dirga.

Tengah menyuguhkan pesanan makanan untuk customernya Naura disambangi salah satu temannya, yang memberitahukan ada telpon dari keluarganya. Naura bergegas dan menerima telpon yang ternyata dari ibunya.

"Ada apa bu?" tanya Naura ketika menerima telpon.
"Naura ayahmu..." isak ibunya diujung sana.
"Ayah? ayah kenapa bu?" seketika Naura dilanda panik ketika mengingat riwayat penyakit jantung ayahnya yang kapan saja bisa kambuh.
"Ayahmu kenapa serangan nak, dan sekarang kami ada di IGD rumah sakit Sejahtera" isak ibunya.
"Naura akan menyusul bu, tunggu ya" ucap Naura pamit.

Setelah meminta izin pada atasannya Naura pun bergegas, ia segera menuju rumah sakit untuk menemui sang ayah yang kini tengah berada di IGD.

Naura melihat ibunya yang tengah duduk didepan IGD.

"Ibu ada apa? kenapa ayah bisa kena serangan? dan sekarang ayah dimana?" tanya Naura beruntun.
"Ayahmu masih ditangani didalam, tadi ayah kena serangan mendadak, ibu tidak tau apa yang terjadi tapi tiba-tiba saja ayah merasa sakit" ucap Hanifa -mamanya Naura-.

Tak lama dokter keluar dan mengabarkan kondiri pak Sudiro yang harus segera melakukan operasi. Naura dan ibunya pun kaget karena mengingat biaya yang tidak sedikit Naura bingung dan kalut, ia tak tau harus mencari ke mana biaya untuk operasi ayahnya tersebut.

🖤🖤🖤

1
4/4/2021

Nikah KontrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang