Setelah Dirga memarkirkan mobilnya di halaman rumah Dirga segera turun, dan ketika akan masuk rumah ia bertemu sang mama di depan teras. Dirga kemudian bersalaman dan mengecup kening perempuan paruh baya tersebut.
"Nunggu siapa mah?" tanya Dirga.
"Aurel mau kemari, mama mengundangnya makan malam di sini sekalian kenalan sama kamu Dir. Ya sudah sana kamu mandi dan siap-siap" ucap Wulan pada putranya. Ya mamanya Dirga tersebut memang tak patah semangat untuk mencarikan jodoh pada putranya yang berstatus duda itu.
"Mah apaan sih, ngapain sih mah? aku gak minat ya mah" omel Dirga.
"Kamu ada calon? apa pacar? kalau ada bawa ke sini kenalkan pada mama dan mama pun akan berhenti membawa perempuan ke rumah ini" ucap Wulan pada putranya.
"Ya ada" ucap Dirga asal.
"Serius? kamu gak bohong Dirga?" tanya Wulan sumringah.
"Hm" Dirga hanya bergumam.
"Kalau begitu mama akan batalkan pertemuan dengan Aurel. Dan mama minta ajak pacarmu itu kemari, mama ingin kenal dekat dengan dia" ucap Wulan lagi.Dirga tak menyahut lagi ia kemudian berlalu dan masuk rumahnya.
Seorang gadis kecil berusia empat tahun berlari menyongsong Dirga yang baru pulang, dia Adiba putri semata wayang Dirga yang nampak cantik dengan rambutnya yang sebahu.
"Papa..." teriak Adiba.
"Hei... cantiknya papa" Dirga tersenyum dan mengecup kening putrinya tersebut.
"Dir mama sudah batalkan makan malam sama Aurel, jadi kapan kamu mau bawa kekasihmu itu kemari? bertemu mama?" tanya Wulan yang menghampiri putranya, ia terlihat begitu bersemangat.
"Secepatnya mah" ucap Dirga asal.
"Besok ya" ucap Wulan.
"Besok? mah..."
"Nanti mama akan siapkan semuanya, kamu hubungi dia sekarang dan katakan mama ingin bertemu besok" ucap Wulan.
"Siapa oma?" tanya si cantik Adiba.
"Calon mamanya Adiba sayang" sahut Wulan tersenyum.
"Mama apaan sih" omel Dirga.
"Kok apaan sih, ya memang benarkan perempuan itu akan jadi mamanya Adiba" ucap Wulan yang kemudian mengambil alih cucunya dan meninggalkan Dirga.Dirga ke kamarnya ia duduk ditepi ranjang memikirkan apa yang harus dilakukannya besok.
"Apa yang sudah gue lakukan? gue sudah memberi harapan palsu buat mama. Perempuan mana yang akan gue bawakan untuk mama?" gumam Dirga.
"Apa harus gue minta tolong Naura untuk melakukan ini? berpura-pura jadi kekasih gue?" ucap batin Dirga.Di tengah acara makan malam keluarganya lagi-lagi Wulan -mamanya Dirga- mengungkit soal perempuan yang besok akan Dirga ajak ke rumah, hal tersebut pun tentu saja membuat Dirga jengah dan tak nyaman, karena ia sendiri pun masih bingung perempuan mana yang akan dibawanya ke rumah ini.
"Beneran? mas Dirga sudah punya cewek? sudah move on mas?" goda Dania -adiknya Dirga.
"Gue sudah move on dari lama" sahut Dirga tak terima.
"Kalau sudah dari lama kenapa baru sekarang bisa buka hati dan menjalin hubungan lagi" celetuk sang mama.
"Apaan sih mah" omel Dirga.
"Sudah-sudah ini meja makan" tegur sang papa.
"Maaf pah" sahut Dania.Dirga duduk di balkon kamarnya dengan sebatang rokok yang terselip di bibirnya, pria dingin itu tak habis pikir dengan apa yang sudah dilakukannya, membohongi mama dan keluarganya.
"Ya Tuhan apa yang harus gue lakukan? perempuan mana yang akan gue bawa besok?" ucap batin Dirga.
Tengah asik melamun Dirga mendengar pintu kamarya dibuka dan terlihat seorang gadis kecil yang mengenakan piama masuk kamarnya.
"Papa" teriak Adiba bergegas Dirga mematikan rokoknya dan membuang puntungnya.
"Hei nak sini" panggil Dirga dan Adiba pun menyusul sang papa ke balkon.
"Pah aku tidur sama papa ya" ucap Adiba.
"Hm tumben, biasanya sama aunty Dania" ucap Dirga heran.
"Bolehkan pah?" tanya Adiba lagi.
"Tentu boleh sayang" ucap Dirga seraya mengacak rambut sang putri.
"Karena kata aunty Dania nanti kalau ada mama baru Adiba gak akan bisa bobo bareng papa lagi, karena ranjangnya gak muat" ucap Adiba polos.
"Ck Dania apaan sih, ngajarin anak gue yang gak bener" omel Dirga.
"Yuk pah bobo" ajak Adiba.
"Iya nak" angguk Dirga.Keduanya kemudian meninggalkan balkon, tak lupa Dirga menutup dan mengunci pintu balkonnya.
---
Siang ini Wulan terlihat bersemangat menyiapkan segalanya untuk nanti malam menjamu sang calon menantu. Namun berbeda dengan Dirga pria itu terlihat bingung dengan apa yang harus dilakukannya.
"Apa aku harus aku melakukan itu?" gumam Dirga.
Tanpa pikir panjang siang itu Dirga menuju Nagina Restauran.
"Selamat datang pak, silahkan" pramusaji itu memberikan buku menu pada Dirga.
"Ya terima kasih. Oh ya mba, Naura mana?" tanya Dirga.
"Naura ada dibelakang pak" sahut si pramusaji tersebut.
"Bisa minta tolong panggilkan, saya ada perlu" ucap Dirga.
"Baik pak, sebentar" ucap si pramusaji yang kemudian berlalu.Tak lama Naura keluar ia menuju meja yang tadi sudah diarahkan temannya, dan betapa kagetnya ia ketika tau Dirgalah yang mencarinya.
"Oh Pak Dirga, ada apa mencari saya?" tanya Naura sopan.
"Dirga saja" ucap Dirga.
"Tidak sopan rasanya" sahut Naura.
"Panggil mas saja" ucap Dirga lagi.
"Oh baik mas" ucap Naura tersipu.
"Jadi begini... Naura saya perlu bantuanmu, apa boleh?" ucap Dirga.
"Mas Dirga sudah begitu baik pada keluarga saya, maka tidak ada alasan untuk menolak. Saya akan bantu sebisanya" sahut Naura.Dirga kemudian menjelaskan apa yang harus Naura lakukan, Naura tentu kaget dengan permintaan pria itu namun ia merasa sungkan untuk menolak mengingat Dirga yang selama ini sudah sangat baik pada keluarganya.
🖤🖤🖤
4
17/4/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Kontrak
Romance"Aku terlanjur nyaman denganmu" Dirga Alkhalid. "Suamiku yang kaku, dingin, dan galak" Naura Azizah.