Naura benar-benar dilanda kebingungan, ia tak tau harus mencari kemana biaya untuk operasi sang ayah. Jangankan biaya full, untuk uang mukanya saja ia rasa uang yang dimilikinya pun jauh dari kata cukup.
Ditengah kebingungan yang dirasakannya seorang pria menghampirinya, pria yang sama sekali tidak dikenalnya.
"Ada masalah nona, bu?" tanya pria itu menghampiri Naura dan ibunya.
"Suami saya akan di operasi pak" sahut ibunya Naura.
"Oh begitu, sakit apa?" tanya pria itu lagi.
"Jantung pak, dan sekarang kami bingung harus mencari kemana untuk biaya operasi suami saya" sahut Hanifa -ibunya Naura- lagi.
"Berapa biayanya bu?" tanya pria itu.Ibunya Naura menyebutkan, dan tanpa pikir panjang atas dasar kemanusiaan pria yang bernama Dirga Alkhalid tersebut pun mengajak ibunya Naura ke kasir dan membayar penuh biaya operasi serta perawatan untuk ayahnya Naura tersebut.
"Maaf pak apa-apaan ini?" tanya Naura kaget.
"Terima saja, saya ikhlas membantu kalian" ucap Dirga.
"Kita tidak saling mengenal, dan bagaimana bisa anda..." ucap Naura heran.
"Kita saudara seiman bukan, saya punya kelebihan dan sudah seharusnya saya membantu pada yang sedang membutuhkan" ucap Dirga dengab sopan.
"Tapi pak..."
"Sudah Naura terima saja, beruntung kita bertemu orang sebaik bapak ini" ucap Hanifa.Dirga berlalu pergi, ia menghampiri sang mama yang terlihat keluar dari sebuah lorong setelah menjenguk temannya.
Naura dan ibunya tengah duduk di depan ruang operasi, mereka tengah berdoa untuk keselamatan ayahnya Naura yang tengah menjalani operasi besar di dalam sana.
Delapan jam lamanya barulah terlihat ayahnya Naura keluar dari ruangan itu, ia terlihat masih berada dibawah obat bius. Naura dan ibunya pun mengikuti langkah perawat yang mendorong bangkar tersebut ke ruang perawatan kelas tiga.
Selang beberapa jam, Sudiro ayahnya Naura membuka mata. Pria itu menatap istri dan putri tunggalnya tersebut dengan mata berkaca-kaca, ia merasa bersalah dengan kondisinya sekarang yang memberikan banyak beban pada dua perempuan tersayangnya tersebut, terlebih pada Naura yang selama ini menjadi tulang punggung keluarganya.
"Bu..." panggil Sudiro pada istrinya.
"Ayah sudah sadar rupanya" ucap Hanifa seraya menghampiri sang suami.
"Aku panggil dokter dulu" ucap Naura.Tak lama Naura kembali ke ruangan ayahnya bersama seorang dokter dan perawat. Mereka memeriksa kondisi Sudiro dan memastikan kondisi pasiennya tersebut sudah baik-baik saja dan hanya perlu pemulihan pasca operasi.
Setelah dokter dan perawat pergi Sudiro tersenyum ia mengulurkan tangannya pada sang putri dan tentu saja Naura menyambut uluran tangan ayahnya tersebut.
"Kenapa yah?" tanya Naura, ia tersenyum dan mengusap punggung tangan ayahnya.
"Maaf ya, maaf karena ayah selalu menyusahkanmu dan ibu" ucap Sudiro dengan mata berkaca-kaca.
"Ayah bicara apa sih, sudahlah sebaiknya sekarang ayah istirahat saja" ucap Naura.
"Ayah mau tanya dana operasi ini kamu pinjam ke mana nak? siapa yang berbaik hati mau meminjamkan uang? nanti kalau ayah sudah lebih baik, ayah akan membantumu bekerja untuk membayar pinjaman ini" ucap Sudiro.
"Ayah..."
"Ada seorang pria yang berbaik hati mau membayarkan biaya operasi ayah, jadi kita tidak berhutang pada siapa pun yah" ucap Hanifa.
"Apa bu?" ucap Sudiro kaget.
"Ya ayah, pria asing itu tiba-tiba datang dan membayarkan biaya operasi ayah" ucap Naura yang juga merasa heran.
"Kok aneh ya" gumam Sudiro.
"Sudahlah sekarang lebih baik ayah istirahat saja" ucap Naura.
"Semoga Allah selalu melindungi dan memberkahi orang tersebut, amin" ucap Sudiro.---
Dalam perjalanan pulang ke rumahnya Dirga dan sang mama berbincang kecil.
"Gimana teman mama tadi?" tanya Dirga berbasa-basi.
"Sudah lebih baik Dir. Oh ya tadi mama lihat kamu bicara sama seorang gadis di kasir? siapa?" goda Wulan pada sang putra.
"Gak kenal mah" sahut Dirga.
"Gak kenal? tapi kalian terlihat akrab?" ucap Wulan heran.
"Oh itu tadi aku hanya membantu mereka mah, jadi gadis itu yang aku tau kerja di sebuah restauran, pelayan gitu mah. Lalu tadi dia mengalami kendala untuk biaya operasi ayahnya, operasi jantung" ucap Dirga menjelaskan.
"Dan kamu membantu dia membayar biaya operasi ayahnya?" tanya Wulan.
"Iya mah, kasian orang gak mampu" ucap Dirga.Wulan tersenyum menatap sang putra yang memiliki hati yang begitu baik.
"Oh ya Dir malam ini mama mengundang Anggi, makan malam bareng kita" ucap Wulan.
"Ngapain sih mah" omel Dirga.
"Kok ngapain sih, ya mama mau mengenalkan kalianlah, siapa tau kamu cocok sama dia" ucap Wulan menggoda putranya.
"Mah kalau aku mau, aku bisa cari sendiri aku gak perlu dijodoh-jodohkan seperti ini mah" ucap Dirga setengah kesal.
"Kamu sama sekali gak bergerak Dirga, maka itu mama yang bergerak mencarikan jodoh untukmu. Dirga... mama hanya ingin kamu bahagia nak, buka hati kamu, tidak semua perempuan seperti Ririn" ucap Wulan.
"Jangan sebut nama perempuan itu lagi mah" ucap Dirga kesal.Wulan terdiam, ia menatap iba sang putra. Putra tersayangnya yang telah menduda akibat penghianatan mantan istrinya.
"Banyak perempuan diluar sana yang antri ingin diperistri kamu Dirga" ucap Wulan.
"Ya tapi aku gak mau mah, aku gak..."
"Kamu trauma? ayolah Dirga tidak semua perempuan seperti mantanmu itu, banyak kok yang baik yang bisa setia" ucap Wulan.
"Aku belum siap mah, aku takut untuk gagal lagi. Andai pun aku siap, aku harus pastikan perempuan itu bisa jadi ibu yang baik untuk Adiba, karena sekarang yang utama buatku adalah kebahagiaan Adiba mah" ucap Dirga.🖤🖤🖤
2
6/4/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Kontrak
Romance"Aku terlanjur nyaman denganmu" Dirga Alkhalid. "Suamiku yang kaku, dingin, dan galak" Naura Azizah.