Dirga terus didesak sang mama untuk segera mengakhiri masa dudanya, entah sudah berapa banyak perempuan yang mamanya kenalkan padanya, namun dari sekian banyak perempuan tersebut tak ada satu pun yang cocok dengannya, semua tak lain karena Dirga yang belum bisa membuka hatinya, hatinya yang masih kaku layaknya bongkahan gunung es yang masih membeku.
Dirga lelah dengan gerutuan sang mama yang terus memintanya untuk kembali berumah tangga sementara dirinya belum siap dan belum memiliki kekasih. Dan di sisi lain Dirga juga tak ingin mengecewakan sang mama, ia iba melihat mamanya yang sudah sejak lama memintanya untuk segera menikah, ia ingin membahagiakan perempuan paruh baya tersebut.
"Ya Allah... apa yang harus aku lakukan? apa harus aku menikah dengan salah satu perempuan pilihan mama itu?" gumam Dirga.
Di tengah lamunannya seorang perempuan masuk ke ruang kerja Dirga, dia Mutia sekretaris Dirga.
"Permisi pak saya mau kasih jadwal pertemuan bapak setelah jam makan siang hari ini" Mutia memberikan sebuah map pada bosnya tersebut.
"Ya terima kasih Mut" ucap Dirga.
"Saya permisi pak" Mutia berlalu dari ruangan bosnya tersebut.Dirga membaca sekilas jadwalnya tersebut setelahnya ia meninggalkan ruang kerjanya untuk makan siang. Seorang diri Dirga menuju sebuah restauran untuk makan siang dan kali ini ia memilih menuju Nagina Restauran, yang tak lain adalah tempat Naura bekerja.
Setelah memarkirkan mobilnya Dirga memasuki restauran, ia memilih meja berada di pojok ruangan itu. Naura yang saat itu tengah bekerja datang dan menghampiri customernya tersebut, ia menatap Dirga dan mengenali pria tersebut.
"Selamat siang pak, silahkan menunya" ucap Naura seraya memberikan buku menu yang dibawanya.
Tanpa banyak bicara Dirga segera membuka buku menu tersebut dan memilih makanan yang diinginkannya.
"Bapak ini yang kemaren memberi bantuan pada ayah saya kan. Saya ucapakan terima kasih pak dan maaf saya belum bisa membalas kebaikan bapak" ucap Naura dengan sopan.
"Ya sama-sama" sahut Dirga dengan dingin.Pria itu kemudian memilih beberapa menu dan Naura pun segera mencatat pesanan customernya tersebut. Naura kemudian menjauh dan memesankan pesanan customernya itu, sementara itu Dirga diam, ia melamun menatap punggung Naura yang kian menjauh.
Ucapan sang mama terus terngiang di telinga Dirga, mamanya yang terus memintanya untuk segera menikah hingga akhirnya membuat Dirga merasa bersalah karena belum bisa meluluskan permintaan mamanya tersebut.
"Apa harus aku melakukan ini?" ucap batin Dirga yang masih menatap punggung Naura.
"Tapi tidak... terlalu bodoh dan terlalu jahat kalau aku melakukan ini, pembohongan" ucap batin Dirga lagi.Tak lama kemudian seorang pelayan lain datang membawakan pesanan Dirga. Dirga menikmati makanannya dan makan dengan lahap. Setelah membayar makanannya Dirga bergegas pergi karena setelah ini ia ada jadwal meeting.
Namun ketika akan keluar dari restauran itu ia kembali berpapasan dengan Naura, pramusaji cantik yang bekerja di restauran tersebut.
"Terima kasih sudah mampir di sini pak. Dan sekali lagi terima kasih untuk kebaikan hati bapak karena sudah menolong ayah saya" ucap Naura.
"Ya sama-sama, siapa namamu?" tanya Dirga.
"Saya Naura pak" sahut Naura seraya menunjukkan nametag di dadanya.
"Oh ok Naura, rumahmu di mana? bagaimana kondisi ayahmu?" tanya Dirga.
"Ayah saya sudah pulang pak, sudah mulai membaik" ucap Naura.
"Syukurlah, di mana rumahmu? saya ingin menjenguk" ucap Dirga lagi.
"Oh tidak usah pak, tidak perlu repot" ucap Naura lagi.
"Tidak repot, saya hanya ingin bersilaturrahmi" ucap Dirga lagi.
"Baiklah, rumah saya di gang Indrapuri nomer lima" sahut Naura.
"Baik" angguk Dirga yang kemudian berlalu pergi.Naura nampak memperhatikan Dirga yang telah masuk mobil mewahnya, ia tersenyum mengingat kebaikan dan keramahan pria tampan itu.
"Ternyata masih ada orang baik di muka bumi ini" gumam Naura.
Sementara itu Dirga menuju kantornya, ia fokus dengan kemudinya dan menatap lurus jalan di depannya sambil sesekali teringat akan permintaan sang mama yang meronta agar dirinya segera menikah.
"Ya Allah... apa harus aku melakukan ini? aku akan terlihat jahat apabila melakukannya" gumam Dirga.
Usai meeting Dirga bersiap pulang karena jam kerjanya pun telah usai, ia menuju sebuah rumah yang berada di gang sempit. Dengan sekeranjang buah di tangannya Dirga keluar dari mobilnya lalu berjalan memasuki gang Indrapuri.
"Permisi" panggil Dirga.
Tak lama seorang perempuan membuka pintu, ia tersenyum melihat kedatangan Dirga.
"Astaga... anda ini yang..." ucap Hanifa -ibunya Naura-.
"Iya benar bu, saya yang di rumah sakit waktu itu, saya kemari ingin menjenguk bapak" ucap Dirga.
"Oh ayo mari silahkan masuk nak" ucap Hanifa.Dirga mengikuti langkah Hanifa memasuki rumah.
"Ayah ada tamu, ini loh pria yang kemarin ibu ceritakan, yang begitu baik membayarkan biaya operasi ayah" ucap Hanifa pada suaminya yang tengah bersantai di ruang tamu yang juga ruang keluarga di rumah itu.
"Oh selamat datang di rumah kami yang sederhana ini nak, mari silahkan duduk. Dan...terima kasih untuk kebaikan hatimu, entah bagaimana kami bisa membalas jasamu" ucap Sudiro -ayah Naura-.
"Sudahlah pak, tidak perlu di ingat lagi, saya ikhlas, dan bukankah kita harus saling menolong pada sesama" ucap Dirga sopan.
"Kami tidak menyangka ternyata masih ada manusia memiliki hati yang tulus seperti nak..."
"Panggil saya Dirga pak, nama saya Dirga Alkhalid" ucap Dirga.
"Nak Dirga begitu baik, semoga Allah selalu memberkahimu" ucap Sudiro.
"Amin" sahut Dirga.
"Oh ya nak, tau dari mana rumah kami di sini?" tanya Hanifa yang menyuguhkan minuman untuk tamunya tersebut.
"Tadi siang saya bertemu Naura di tempat dia bekerja, dan dia membertahu rumahnya di sini" ucap Dirga.Terdengar suara motor yang baru berhenti dan dimatikan, semua mata menatap keluar rumah dan melihat Naura yang baru pulang.
"Eh ada tamu" ucap Naura.
Dirga tersenyum tipis dan menatap Naura penuh arti, hingga membuat perempuan cantik itu merasa salah tingkah.
"Baiklah saya permisi, kalau ada waktu boleh saya kemari lagi?" ucap Dirga.
"Oh tentu nak, pintu rumah ini terbuka untukmu" ucap Hanifa.
"Saya pulang" pamit Dirga seraya menyentuh lengan Naura.
"Ya terima kasih sudah menjenguk ayah saya pak" ucap Naura.
"Panggil Dirga saja, biar lebih akrab" ucap Dirga tersenyum.Dirga kemudian pamit pulang, sementara itu entah mangapa Naura merasa ada perasaan lain ketika pria tadi menyentuh lengannya.
🖤🖤🖤
3
12/4/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Kontrak
Romance"Aku terlanjur nyaman denganmu" Dirga Alkhalid. "Suamiku yang kaku, dingin, dan galak" Naura Azizah.