Monokrom

18 2 0
                                    

Hidupku berwarna, namun terasa hampa. Aku hanya perlu bersabar menunggu warna di hidupku menyala.

"Yaah ..., nggak kerasa ya, udah 2 jam Fay nemenin kalian malem hari ini. Kalau gitu, waktunya Fay undur diri, nih. Nah, sekalian buat closing kita malem ini, Fay ada 1 lagu dari [Raiden X Chanyeol - Yours ( ft. Lee Hii, Changmao)] yang pastinya bisa bikin mood kalian naik, see you next live guys!!!" ucapku riang mengakhiri live malam hari ini. Aku bergegas melepas earphone, yang sudah 2 jam lamanya bertengger indah di kepala, kemudian menggantungkannya di atas stand mic yang terletak di meja belajarku.

Namaku Fay, hidupku berwarna namun juga hampa. Seperti berjalan di keramaian malam, tapi tetap saja merasakan kesepian yang begitu kelam. Lurus, panjang, kosong, terjal, dan suram itulah jalan yang kulalui setiap harinya. Tak ada warna-warna indah dalam hariku, aku hanya bisa berilusi membayangkan ada banyak lolipop terbang dan ice cream berjajar di jalanan. Huftt ..., singkatnya aku merasa kesepian.

Seperti jalan, hidupku begitu datar namun terjal. Ahhaha ..., semua orang punya masalahnya masing-masing, bukan? Dan aku, salah satunya. Sebenarnya aku tidak memiliki masalah dengan siapapun, karena aku juga tidak begitu tertarik dengan kehidupan orang lain apalagi untuk mengusik hidup mereka. Yang aku tau, "Kesalahan terburuk kita adalah ketertarikan kita terhadap kesalahan orang lain." itu kata Ali bin Abi Thalib.

Seperti biasa seusai melakukan live di salah satu aplikasi audio live streaming, aku berjalan ke kamar mandi melakukan ritual malam seperti mencuci muka, gosok gigi, memakai skin care, dan parfum. Ini salah satu caraku mensyukuri pemberian Allah, yup dengan cara merawatnya. Oh, dan ya satu lagi! Sekotak susu coklat favoritku, ntah kenapa rasanya tidak lengkap tanpa minuman manis berwarna coklat itu sebelum tidur.

Kringg ..., kringg ....

Alarm ponselku berbunyi, tertera di layar pukul 00.50 WIB waktunya untukku bergegas menuju alam mimpi.

*****

Kringg ..., kringg ....

Lagi-lagi alarm ponselku berbunyi, sudah bisa kutebak pasti sekarang pukul 02.50 WIB. Huftt ..., membosankan bukan? Sudah kubilang, hidupku berwarna namun hampa. Aku menyibukkan diri hanya untuk mengenyahkan sepi. Dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul, aku berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu kemudian melaksanakan shalat tahajud. Sepuluh menit kemudian, alarmku kembali berdering dan ini waktuku untuk belajar soal-soal UTBK karena aku sudah kelas 12 yang sebentar lagi akan menjalani berbagai ujian sekolah, aku menyisihkan waktu lima puluh menit untuk belajar setelah melakukan shalat tahajud dan ya, alarmku akan berbunyi lagi memberiku waktu sepuluh menit lamanya untuk mandi kemudian bersiap mendirikan shalat shubuh yang kuberi waktu selama delapan puluh menit, untuk shalat dan murajaah pagi.

Tertata sekali, bukan? Aku tidak ingin memiliki celah kesalahan sedikitpun dalam hidup, karena menurutku hidup ini ibarat sejarah yang pastinya akan dikenang dan tidak bisa diubah ceritanya, tentunya aku tidak ingin memiliki kisah hidup yang berantakan. Aku pernah merasakan hidup yang begitu berantakan dan suram, jalan yang begitu lurus namun terjal bahkan berlubang sudah pernah kujalani tapi aku yakin perjalananku tidak sampai sini saja, mungkin nanti aku akan menemukan jurang atau bisa jadi aku akan terjatuh ke dalam jurang itu. Aku hanya perlu menyiapkan diri untuk terjatuh dan bangkit lagi.

Kringg ..., kringg ....

Ku ambil ponsel yang terletak di atas meja belajarku, waktu menunjukkan jam 05.20 WIB dan aku memiliki waktu 45 menit untuk bersiap-siap sebelum berangkat sekolah dan keluar untuk ikut sarapan bersama.

Cinta dari Sang PenciptaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang