Judul : “Cinta untuk Rania”
Penulis : Naya R
Episode 8Rania pusing memikirkan permintaan Bu Dewi yang memintanya untuk ke Jakarta guna memperesentasikan desain interior untuk sebuah hotel berbintang di Bekasi. Jujur, ia belum siap untuk kembali ke Jakarta. Ia sudah merasa nyaman tinggal dan bekerja di Pekanbaru.
“Ibu juga nggak menyangka mereka meminta kita untuk presentasi minggu depan, Nia. Dan Ibu nggak mungkin membatalkan keberangkatan ibadah umrah Ibu? Ibu percaya, Nia pasti bisa melakukannya dengan baik. Toh, desain hotel ini juga Nia yang merancangnya dengan tim kan?” Bu Dewi kembali mencoba meyakinkan Rania. Alasan umrah yang dikemukakan Bu Dewi membuat Rania merasa tidak sanggup untuk menolak.
“Baiklah, Bu. Nia akan mencoba melakukan dengan sebaik-sebaiknya.” Dengan berat hati akhirnya Rania menyanggupi permintaan Bu Dewi.
“Makasih, Nia. Ibu bangga sekali denganmu.” Bu Dewi tiba-tiba berdiri dan memeluk Rania dengan erat.
“Tapi, jangan lupa, doakan Nia di tanah suci, ya Bu. Semoga masalah rumah tangga Nia segera selesai dan Nia bisa juga secepatnya menyusul ke tanah suci.” Rania berucap dengan penuh harap.“Tentu, Nia. Ibu akan selalu berdoa untuk kebahagiaanmu,” ucap Bu Dewi tulus.
***NayaR***
Beberapa hari kemudian Rania dan Tiara menuju bandara Sultan Syarif Kasim ll. Mereka akan berangkat ke Jakarta. Tyo dengan senang hati mengantarkan mereka berdua ke bandara. Tetapi, sesampainya di bandara Tyo malah ikutan naik ke ruang keberangkatan dengan sebuah tas ransel di punggungnya. Laki-laki itu membantu mendorong travel bag Rania dan Tiara. Ketika sampai di petugas pemeriksaan, Tyo juga menunjukkan tiketnya kepada petugas.
“Bang Tyo mau kemana?” Rania tidak dapat menyembunyikan rasa penasarannya.
“Ke Jakarta.” Tyo menjawab dengan santai.
“Hore, Om Tyo ikut ke Jakarta!” Tiara bersorak dengan riang.
“Oh, ada urusan juga, Bang?” Rania bertanya dengan tatapan menyelidik.“Nggak ada sih, mau jalan aja,” jawab Tyo dengan gaya coolnya.
“Oh.” Rania kembali ber-oh, karena tidak tahu lagi harus mengatakan apa.Berada di dalam pesawat, membayangkan akan kembali menginjakkan kaki di kota yang penuh kenangan, ada debaran tak menentu yang menghinggapi dada Rania. Ia akan kembali ke kota yang pernah menghadirkan seribu luka di hatinya. Kota tempat laki-laki yang pernah sangat dicintai sekaligus juga dibencinya berada.
Seperti apakah laki-laki itu sekarang? Hampir 1 tahun lebih Rania pergi dan hanya sekali berkomunikasi lewat telphon. Tyo tanpa izin telah mengganti nomor ponsel Rania dengan nomor ponsel baru. Dia mengatakan tidak ingin melihat Rania sedih. Kesedihan Rania pasti akan berimbas pada Tiara. Dan laki-laki itu mengatakan tidak ingin melihat Tiara terganggu. Tyo benar-benar bersikap seperti kakak yang baik untuk Rania dan om yang baik untuk Tiara.
Tetapi, ketika Rania pulang ke rumah orang tuanya setelah dua bulan pindah ke perumahan yang lokasinya lebih dekat ke kantor Bu Dewi, Mak Tuo pernah bercerita jika ada seorang laki-laki yang datang mencarinya. Rania yakin kalau itu adalah Yuda. Ternyata laki-laki itu masih peduli padanya. Namun, masih adakah gunanya?
Di pesawat, Tiara dan Tyo asyik bercerita. Ada-ada saja yang mereka obrolkan. Rania hanya sesekali menimpali. Entahlah, pikirannya tentang Yuda belum juga mau hilang. Rania bertanya-tanya dalam hati, apakah Yuda telah mengurus surat perceraian mereka? Apakah Yuda telah memiliki anak dengan perempuan itu? Entah mengapa ada yang terasa perih di hati Rania mengingat semua itu. Bagaimanapun juga ia pernah sangat mencintai Yuda. Telah banyak yang kami lewati bersama.
Ah, hati memang terkadang begitu rumit. Sedetik ingin melupakan dan menganggap seseorang itu tidak berarti lagi buat kita, namun sedetik berikutnya ada juga sisi hati yang masih belum bisa melepaskan semuanya dengan iklas. Mengapa cinta kadang tidak mengenal logika?
KAMU SEDANG MEMBACA
"Kejamnya Cinta"
RomanceDemi wanit lain, Yuda meninggalkan Rania tanpa belas kasihan. Meski Rania bersedia berbagi cinta, tetapi Yuda tetap ingin berpisah. Karena Anggi, wanita yang telah dinikahinya tanpa seizin Rania tidak ingin menjadi yang kedua. Dengan luka dan air ma...