Saat ini daffa sudah berada di depan ruang UGD sedang menunggu dokter selesai memeriksa keadaan adeknya fitha.
Setelah tadi dia membuat keributan di rumah sakit keluarganya.
Flashback onn..
"Adekk!!"teriak gue karena kaget
"Dek bangun, kamu pasti kuat dek. Bertahan dek abang mohon"ucap gue dengan mata berkaca-kaca dan keluar lah air mata dari pelupuk mata gue.
"Dekk"gumam gue dan segera gue menggendong nya ala bridal style menuju parkiran dan pergi ke rumah sakit keluarga gue.
Skip..
Sekarang ini gue sudah sampai di depan rumah sakit keluarga gue, dan gue segera memanggil dokter ataupun suster untuk membantu adek gue. Gue gak peduli kalau gue membuat keributan dirumah sakit miliki keluarga gue sendiri karena yang gue pedulikan sekarang adalah keselamatan adek gue.
"Suster, dokter! tolongin adek gue woy!"teriak gue marah-marah karena gue khawatir dengan keadaan adek gue.
"Maaf dek jangan membuat keributan, ini rumah sakit"ucap suster yang membawa brankar.
"Gue gak peduli, yang terpenting keselamatan adek gue!"ucap gue dengan napas yang memburu
"Ya sudah sekarang bawa pasien ke ruang UGD"ucap sang dokter.
Setelah itu mereka membawa fitha keruangan UGD.
Flashback off..
Beberapa saat kemudian dokter pun keluar dari ruangan UGD. Dan dengan tergesa-gesa daffa pun langsung bertanya secara beruntun tidak memberikan kesempatan untuk dokter berbicara.
"Dok bagaimana keadaan adek saya? Dia baik-baik saja kan. Luka dia tidak parah kan? Adek saya sudah sadar apa belum dok?"tanya daffa beruntun
Dokter yang mendengar pertanyaan tersebut tanpa diberi kesempatan untuk menjawab pun hanya bisa menghela napas.
"Begini dek, keadaan pasien saat ini sedang koma, kar-"ucapan sang dokter terpotong karena teriakan dari daffa
"Apaa?! Adek sa-saya ko-koma dok?"tanya daffa terbata karena terkejut dengan keadaan adeknya.
"Iya, karena benturan yang sangat keras pada kepalanya dan juga darah yang keluar banyak sehingga pasien kekurangan darah, menjadikan dia lemah dan ditambah lebam-lebam yang berada pada tubuhnya juga memperlambat proses penyembuhan pasien. Untung nya pasien di bawa ke rumah sakit tepat waktu, jika terlambat sedikit saja mungkin nyawa pasien tidak tertolong"ucap dokter menjelaskan keadaan fitha
Sedangkan daffa yang mendengar keadaan adeknya kaget dan dia merasa gagal menjadi abangnya karena tidak bisa melindungi adek perempuan satu-satunya
Daffa melamun memikirkan keadaan adek nya fitha, setelah beberapa saat dokter pun berpamitan.
"Kalau begitu saya permisi dulu, jika ada masalah ataupun keadaan darurat tentang pasien. Anda bisa menekan tombol nurse yang berada disamping brankar pasien"pamit sang dokter
"Iya terimakasih dok"jawab daffa setelah itu dokter pun pergi.
Setelah dokter pergi, daffa memutuskan untuk masuk ke ruang rawat VIP tempat fitha dirawat, karena dia tadi sudah menyuruh untuk memindahkan adeknya keruangan khusus yang lengkap.
Cklek..
Suara pintu dibuka, setelah itu daffa masuk ke dalam ruangan. Setelah sampai diruangan dia disuguhkan dengan keadaan adeknya yang memprihatinkan dengan kepala yang diperban, wajah yang dipenuhi dengan lebam, dan juga bibir yang berwarna pucat. Setelah itu dia duduk di kursi sebelah brankar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Githa or Fitha
Teen FictionGitha Syahlania Wijaya Seorang gadis cantik yang menjadi primadona di kampusnya, memiliki segalanya mulai dari keharmonisan keluarga, harta, dan sahabat. Cantik? Jangan tanyakan lagi. Pintar? Jangan ragukan lagi, karena dia adalah seorang jenius. ...