Chapter 6

822 49 4
                                    

Sudah terhitung satu minggu Fitha sadar dari komanya.

Selama Fitha berada di rumah sakit hanya para kakaknya saja yang bergantian menjaga Fitha.

Sedang kan orang tua mereka jangan ditanya lagi, yang jelas mereka masih di luar negeri untuk mengurusi pekerjaannya.

"Bang"panggil Fitha

"Kenapa dek?"tanya Daffa sambil mengelus rambut Fitha

"Kenapa selama aku di rumah sakit mama sama papa gak pernah ada yang menjenguk aku?"tanya Fitha lirih

"Apa mereka gak sayang sama aku?"lanjut Fitha dengan mata yang berkaca-kaca

"Apa hiks pekerjaan me-mereka lebih penting hiks dari pada a-anak kandung mereka sen-sendiri hiks?"ucap Fitha menangis sesegukan.

"Adek jangan berpikir kayak gitu ya, mungkin aja mama sama papa emang lagi ada urusan yang belum selesai. Jadi belum bisa jengukin adek"ujar Daffi menenangkan Fitha yang sudah berada di dalam pelukannya.

"Maafin bang affi karena gak jujur sama kamu dek. Abang gak mau kalau kamu tahu orang tua kita gak peduli sama kita, kamu bakalan merasakan sakit lagi"batin Daffi lirih

Sedangkan Daffa dan Fathan yang mendengar kan itu semua juga tidak bisa mengatakan apapun, mereka bungkam karena perasaan yang campur aduk menjadi satu.

Mereka merasa sedih, marah, kecewa, dan senang secara bersamaan.

Sedih karena melihat adek mereka yang menangis karena menanyakan kedua orang tua nya.

Marah karena orang tuanya lebih mementingkan pekerjaan daripada anak kandung mereka sendiri.

Kecewa karena orang tua mereka tidak memberikan mereka kasih sayang dan lebih mementingkan pekerjaan mereka.

Dan senang dengan keadaan adek mereka yang sekarang, karena dengan itu dia bisa tersenyum dan tak terlalu memikirkan orang tua mereka.

"Bang Fitha mau pulang sekarang"ucap Fitha

"Emang kamu udah sehat dek?"tanya Daffi

"Kamu yakin mau pulang? Kenapa gak besok atau lusa aja"ucap Fathan

"Ishh Fitha mau pulang sekarang gak nanti, besok apa lagi lusa"rengek Fitha dengan mengeluarkan puppy eyes nya.

"Ya sudah abang panggil dokter dulu, kamu boleh pulang atau tidak"ucap Daffa dan diangguki oleh Fitha dengan mata berbinar.

Beberapa saat dokter pun datang dan memeriksa keadaan Fitha.

"Gimana dok, Fitha boleh pulang kan?"tanya Fitha antusias

"Bagaimana keadaan adek saya dok? Apa sudah diperbolehkan pulang?"tanya Daffi

"Keadaan pasien sudah sehat dan bisa pulang hari ini juga, tapi jangan terlalu kelelahan terlebih dahulu dan jaga kesehatan"ujar dokter menjelaskan.

"Yey akhirnya bisa pulang, gak sabar deh pengen rebahan di kasur"ucap Fitha membayangkan betapa nikmatnya rebahan

"Kasur i'm coming"teriak Fitha semangat dengan mata berbinar

Fitha memang bisa dibilang kaum rebahan, karena menurutnya kasur adalah pacar setia nya:v yang tak akan pernah mengkhianatiಥ⌣ಥ

Dirinya hobi rebahan ditambah halunya yang tingkat tinggi.
Dia hobi rebahan tapi dia pengen jadi orang sukses gimana dong?

Disini siapa yang sama kayak Fitha?
Yang hobi rebahan, halu nya udah tingkat tinggi tapi dengan kesegala kemalasannya pengen jadi orang sukses?(⊙_☉)

Githa or FithaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang