Menunggu kedatangan Hyejoo di kelas pada hari itu membawaku hingga masa kelulusan, sepulang sekolah segera kudapati kabar bahwa ia dan keluarganya sudah tak menempati rumahnya lagi. Lucu sekali. Seolah kata-kata kasar dan kejam yang kuucapkan pada hari itu berbalik pada diriku. Jujur, aku ingin meminta maaf, tapi ketakutanku begitu besar untuk mengetikkan kata kepada Hyejoo atau setidaknya menghubunginya.
Aku begitu menyesal, mengambil keputusan bodoh dan pura-pura bersikap kejam kepada Hyejoo seolah Hyejoo begitu salah di mataku. Aku ingat betul bagaimana Hyejoo memandangku di hari itu dan menunjukkan ekspresi menyedihkan yang kuakui mungkin tak akan pernah ditunjukkan seumur hidupnya. Rasanya sangat tersiksa, dihantui perasaan bersalah, dikejar perasaan ingin menyalahkan diri sendiri. Setiap hari aku bahkan bermimpi bertemu dengan Hyejoo hingga pada akhirnya akan terbangun di tengah malam buta dengan mata yang perih karena tangisan. Belum lagi ketika aku bermimpi Hyejoo mengalami sesuatu yang buruk, teriakanku sering tak tertahan dan membangunkan ayahku.
"Berhentilah berteman dengan Hyejoo, kau membawa pengaruh buruk baginya."
Kata-kata itu tak ada habisnya muncul dalam pikiranku ketika aku merasa tertekan. Tepatnya saat itu, aku hendak menemui Hyejoo di rumahnya dan muncul seorang gadis yang lebih tua dari Hyejoo, terlihat manis dan baik, namun kata-katanya langsung menikam Gowon tak berkutik.
"Aku tahu kau memperlakukan Hyejoo begitu baik. Kalian memang saling bersahabat, hanya saja terkadang bahkan kalian tak terlihat seperti sepasang sahabat. Kau mengerti itu? untuk memikirkannya bahkan membuatku merinding. Gowon, apa aku perlu memperjelasnya? Bukannya aku membencimu, tapi setidaknya bisakah kau memberi sedikit jarak dengan Hyejoo?"
"........" tak ada sepatah katapun keluar dari gowon, ingin rasanya ia beranjak pergi menganggap angin lalu perkataan itu, hingga kemudian ia mendengar kalimat itu.
"Berhentilah berteman dengan Hyejoo. Kau membawa pengaruh buruk baginya, kau perlu tahu bahwa sampai sekarang bahkan aku belum pernah melihat seorang pun teman selain dirimu yang dibawa Hyejoo ke rumah. Hidupnya begitu menyedihkan, kau tahu kan siapa penyebabnya?"
Hari itu ia berlari sekencangnya menuju rumahnya, terpaksa ia harus membatalkan rencananya dengan Hyejoo dengan alasan ia sedang merasa sakit, sesampai di kamarnya ia hanya mematung berusaha mengulang kalimat itu. Kalimat yang dilontarkan oleh Kakak Hyejoo, Serenade Rosy Chuu.
Ia tak menyangka bahwa pertemanan yang dijalin selama lebih dari sepuluh tahun akan berakhir disalahpahami oleh kakak Hyejoo sendiri, atau bisa saja sampai kepada orang tua Hyejoo hingga mempengaruhi keputusan mereka untuk berpindah tempat tinggal. Gowon tak pernah menyadari itu, ia tak merasa bahwa Hyejoo akan bergantung padanya atau bahkan mempunyai perasaan kepadanya selayaknya sepasang kekasih. Hyejoo adalah sahabat terbaik yang dimiliki seumur hidup, orang yang ia pikir tak akan sanggup ia tinggalkan, terlebih Hyejoo sendiri. Apakah ini salahnya? Salahnya karena begitu dekat dengan Hyejoo hingga Hyejoo sendiri kehilangan minat untuk berteman dengan yang lainnya? Gowon merasa sangat bersalah. Ia tak pernah mempertimbangkannya sebelumnya. Ia mungkin begitu egois untuk selalu berada di dekat Hyejoo, hingga kini mereka telah beranjak dewasa bahwa akan ada saatnya mereka akan menjalani kehidupan masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Electric
FanfictionHyejoo dan Gowon tadinya telah berjanji sehidup semati untuk menjadi sahabat. Pertemanan yang dijalin sejak 5 tahun hingga sekarang menginjak pertengahan masa SMA tentu tak perlu diragukan lagi. Hyejoo yang kuat dan Gowon yang selayaknya putri begit...