Saat ini mereka berada di rumah milik Hyejoo. Hyejoo bersikeras membujuk mereka untuk mengerjakan tugas kelompok di rumahnya meski mereka bukan kelompok yang sama.
"Tak ada bedanya kau mengerjakan di rumahmu atau di rumahku, Gowon."
"T-tapi.."
"Sudahlah, ayo masuk Yeojin."
Yeojin hanya terdiam sesaat mendengar perdebatan mereka, ia tak tahu harus berbuat apa, rasanya canggung berada di antara mereka meski sebenarnya mereka adalah teman sekelas. Diliriknya Gowon yang mungkin terlihat sedikit mengerutkan alis saat ia memasuki rumah Hyejoo. Ia hanya melirik sekilas karena selanjutnya ia mendapati Gowon tersenyum padanya.
"Maaf Yeojin, mungkin kau merasa sedikit canggung, sifat Hyejoo terkadang seperti itu. Aku harap kau tidak keberatan." Tukas Gowon sambil menggenggam tasnya lumayan erat.
"Jangan khawatir, Gowon. Aku tidak keberatan."
Memasuki rumah Hyejoo, kesannya seperti rumah lainnya di kompleks ini, tentu saja keluarga Hyejoo termasuk keluarga berada sehingga mampu untuk menetap di rumah yang cukup besar ini. Rumah ini memiliki gaya industrial dengan dominan warna hitam dan abu-abu dengan sedikit sentuhan warna coklat dan putih. Sulit untuk menjelaskannya bagi seseorang yang tak begitu mengerti mengenai konsep arsitektur dan design interior seperti Yeojin. Yeojin melihat di sekelilingnya foto keluarga yang tergantung dan beberapa ornamen untuk mempercantik ruang tamu, fokusnya teralihkan pada foto seorang remaja seumuran dengan raut yang sekilas sangat mirip dengan Hyejoo.
"Ayo kita naik ke kamarku, akan lebih nyaman kita mengerjakan tugas di sana." Panggil Hyejoo tak lama mereka memasuki ruang tamu.
"Apakah kami tak begitu merepotkan? Bagaimana dengan tugas kelompokmu, Hyejoo? Kau sudah menghubungi teman sekelompokmu, kan?" Tanya Gowon khawatir Hyejoo tidak peduli dengan pelajarannya.
"Jangan khawatir, aku belum menghubungi siapapun." Hyejoo tersenyum tak acuh sebentar dan langsung berjalan menarik Gowon ke kamarnya.
"...."
Yeojin mengikuti mereka dari belakang mengukur sedekat apa hubungan Hyejoo dan Gowon, sampai-sampai rasanya tak sedetik pun Gowon akan terlepas dari pandangan Hyejoo. Jika seseorang bertanya kepada Yeojin apakah dia mempunyai sahabat sedekat Hyejoo, mungkin Yeojin akan banyak berpikir dan mengira-ngira siapakah orang terdekat yang bisa disebut sebagai sahabat baginya. Yeojin merasa ragu dan merasa bahwa mungkin selama ini hidupnya terlalu larut dalam tumpukan buku sampai lupa bagaimana rasanya menjalin persahabatan yang sangat dekat.
"Aku melihat foto yang terpajang di ruang depan, sekilas sangat mirip denganmu, apakah kau mempunyai kembaran Hyejoo?" Tebak Yeojin tatkala memasuki kamar Hyejoo, ia langsung mendudukkan dirinya di salah satu kursi, akhirnya ia bisa mendudukkan diri dengan nyaman.
"Tidak salah lagi, kau bisa memanggilnya Choerry, dia mungkin belum pulang saat ini." Tanpa berbasa-basi Hyejoo langsung menjelaskannya kepada Yeojin.
"Wah, pasti sangat seru mempunyai saudara seumuran ya." Seru Yeojin merasa bahwa memiliki kembaran adalah hal yang keren.
"Tidak juga, seperti saudara pada umumnya, ada kalanya kau akan menghabiskan hari untuk mendengarkan omong kosongnya tentang banyak hal. Sangat melelahkan."
"Ah, begitukah?" Yeojin memandang Hyejoo hendak bertanya lebih banyak, namun Gowon segera menimpalinya.
"Kita mungkin bisa berbicara banyak hal setelah menyelesaikan tugas ini, ayo lihat bagaimana kita akan mengerjakannya." Gowon mengambil beberapa buku dan alat tulis hendak menyelesaikannya secepat mungkin, perhatian Yeojin teralihkan kepada buku di depannya, ia tak lagi berbicara banyak dan telah larut dalam kumpulan tugas sekolah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Electric
FanfictionHyejoo dan Gowon tadinya telah berjanji sehidup semati untuk menjadi sahabat. Pertemanan yang dijalin sejak 5 tahun hingga sekarang menginjak pertengahan masa SMA tentu tak perlu diragukan lagi. Hyejoo yang kuat dan Gowon yang selayaknya putri begit...