©KingTaehyun_ present
Love Scenario🔞
.
.
.•>> Sok atuh kita simbiosis mutualisme
"I can't hate you even you're the reason behind all my tears."
Mendudukkan dirinya pada salah satu bangku yang ada di taman belakang mansion, kedua netra bening miliknya perlahan mulai menumpahkan air mata yang tak bisa dibendung lagi.
Luka lama yang sudah dengan susah payah dikuburnya dalam-dalam kini kembali terbuka lebar.
"Hyung, aku merindukan mu." lirihnya sendu.
Kim Taehyung, hanya sosok suaminya yang Taehyun perlukan sekarang. Pelukan hangat juga tepukan halus disertai kalimat-kalimat penyemangat yang akan suaminya berikan padanya, Taehyun sangat membutuhkan hal itu sekarang.
Sama seperti dua tahun silam saat figur Taehyung mulai hadir dalam kehidupannya, Taehyun masih dan akan terus bergantung pada suaminya yang akan selalu setia menemaninya dengan penuh kesabaran.
Kang Taehyun dua tahun yang lalu sangat jauh berbeda dengan sosok Kim Taehyun yang kini masih bisa berjalan diatas kakinya sendiri.
Dulu Taehyun sempat menjadi pribadi yang sangat terpuruk sampai dimana Kim Taehyung datang dan mengulurkan tangannya untuk membantu sosok rapuhnya kembali berdiri di atas kakinya sendiri.
Inilah alasan mengapa Taehyun sangat menghargai juga bisa memberikan tempat khusus dalam relung hatinya untuk Taehyung yang kini sudah resmi menjadi suaminya.
"Maafkan aku, hyung." gumamnya pelan dengan suara isakan kecil yang mulai keluar dari belah bibirnya yang bergetar.
Meskipun memang benar kalau Kim Taehyung berhasil mengambil tempat khusus di hatinya, Taehyun juga tidak bisa membohongi perasaannya yang bahkan tidak bisa membenci Yeonjun barang sedikit pun.
Jangankan membenci, saat afeksi tubuh tegap Yeonjun kembali hadir di hadapannya, Taehyun bisa merasakan desiran aneh sama seperti empat tahun yang lalu saat mereka pertama kali bertemu dimana dirinya yang mulai tertarik pada sosok Yeonjun terlebih dulu.
"Aku benar-benar benci dengan diri ku sendiri." isaknya sembari mengacak kasar surai blonde miliknya.
Taehyun benci dengan dirinya sendiri.
Taehyun benci dengan takdir yang kembali mempermainkannya.
Taehyun membenci semua hal tapi tetap tidak bisa membenci Yeonjun yang bahkan menjadi alasan dibalik banyaknya luka yang pernah dialaminya.
"Kenapa kau jadi manusia bodoh seperti ini, Kim Taehyun?! Kenapa?!"
Berseru marah pada dirinya sendiri, Taehyun mulai kehilangan kendalinya dan mulai memukuli kepalanya yang perlahan mulai berdenyut sakit.
"Berhenti menyakiti dirimu, Taehyun-ah."
Yeonjun yang tadinya berniat untuk diam dan mengamati Taehyun dari jauh akhirnya memilih untuk mendekat kemudian membawa tubuh mungil Taehyun ke dalam pelukannya saat melihat aksi bodoh yang mulai si manis lakukan.
Bisa Yeonjun rasakan kalau saat ini tubuh mungil Taehyun bergetar di dalam pelukannya dengan suara isakannya yang semakin terdengar memecah seluruh keheningan.
"Menangislah, tapi jangan pernah berpikir untuk menyakiti dirimu sendiri lagi."
Mengeratkan pelukannya, Yeonjun juga memberikan tepukan-tepukan lembut pada punggung sempit Taehyun berharap bisa menyalurkan rasa hangat juga menenangkan bagi remaja manis yang berada di dalam dekapannya.
Mendapat perlakuan lembut seperti ini membuat Taehyun semakin gencar menangis di dalam pelukan Yeonjun, pelukan yang selama ini selalu dirindukannya.
"Aku membenci mu, hyung. Aku membenci mu."
"Tidak masalah, kau bisa membenci ku. Kalau mau, kau juga bisa memukul atau mencaci ku sekarang."
Senyum tipisnya tidak bisa Yeonjun tahan untuk tidak terukir saat merasakan Taehyun membalas pelukannya tak kalah erat dengan jemari si manis yang meremat erat bagian kaos belakangnya.
Yeonjun masih bisa merasakannya dengan jelas kalau Taehyun-nya masih sama seperti dulu.
Masih memiliki ruang khusus yang disediakan untuknya agar Yeonjun bisa mengisi ruang itu kapan pun dia kembali.
Tapi itu hanya sedikit, karena hati Taehyun-nya sudah terbagi sekarang. Dan buruknya Yeonjun harus berbagi dengan ayahnya sendiri.
Yeonjun tau kalau semua keputusan sepihaknya dua tahun lalu sangat menyiksa Taehyun-nya. Dia tidak bodoh untuk tidak mengerti apa maksud ucapan yang Taehyun katakan saat bersamanya di kamar tadi.
Dia.
Yeonjun tau kalau dia yang Taehyun maksud adalah calon buah hati mereka yang bahkan belum sempat melihat dunia karena kebodohannya yang tidak peka dengan kehadiran sang buah hati sebelum memutuskan untuk pergi jauh tanpa pamit sebelumnya.
Sangat berterimakasih pada sosok sang ayah karena berhasil membuat Taehyun-nya bertahan sampai saat ini dan kembali bertemu dengannya.
Tapi bolehkah Yeonjun egois?
Yeonjun sangat membenci fakta kalau ternyata saat ini Taehyun-nya berstatus sebagai istri ayahnya sekaligus ibu tirinya.
"Aku membenci mu, hyung."
Memilih tetap diam, Yeonjun membiarkan Taehyun terus meracau dengan tangan si manis yang mulai memukul acak punggungnya.
Biarkan Taehyun-nya menangis dan meluapkan semua rasa sakit yang dirasakannya agar Yeonjun bisa merasakan rasa sakit yang sama.
"Aku mencintai mu." bisiknya pelan setelah merasakan kalau nafas Taehyun mulai teratur bersamaan dengan suara isakan yang perlahan memudar.
Mengangkat tubuh Taehyun yang terlelap untuk dibawanya ke dalam kamar, Yeonjun menyempatkan diri untuk menciumi seluruh sudut wajah damai si manis dengan kecupan kupu-kupu di setiap langkahnya.
Melihat bagaimana wajah sembab Taehyun yang menangis karenanya, sudut bibir Yeonjun kembali tertarik ke atas.
Ini adalah satu bukti kalau dirinya memang masih mengisi sebagian hati Taehyun-nya.
"Maaf ayah, tapi aku akan merebut apa yang memang seharusnya menjadi milik ku."
--- To Be Continue ---
Gimana? Masih dukung Yeonjun atau langsung oleng ke Bapak Taehyung yang baik hati dan tidak sombong?
But let it flow karena semua keputusan ada di tangan aing! hahahaha /ketawa jahat.
See you very soon in the next part guys, love you so much!
°Hwa💘
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE SCENARIO🔞
FanfictionPermainan rumit dari takdir yang menimbulkan benci juga luka sebagai akibatnya. "Aku pikir kau itu pria manis yang lugu. Tapi sayangnya aku salah." "Kalau kau lupa biar aku ingatkan, terkadang tidak semuanya sesuai dengan perkiraan mu." • Warn!! >>...