23] Dad Love ; Day By Day, Everything Is Getting Heavier

1.7K 109 56
                                    

©Kingtaehyun_ present.

Love Scenario🔞

.
.
.

Ada yang kangen book ini?
Jangan lupa tinggalin jejak kalian.

Happy reading~

Membasuh wajahnya beberapa kali, helaan nafas panjang dihembuskannya bersamaan dengan netra beningnya yang menatap lamat pantulan dirinya pada cermin di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Membasuh wajahnya beberapa kali, helaan nafas panjang dihembuskannya bersamaan dengan netra beningnya yang menatap lamat pantulan dirinya pada cermin di depannya. Wajahnya terlihat sembab dengan kantung mata yang mulai sedikit timbul menghitam.

Sudah dua hari lamanya Taehyun tidak bertemu suaminya. Bahkan selepas sarapan ataupun makan malam bersama, Taehyung akan langsung beranjak dari duduknya tanpa mengatakan apapun. Pintu ruangan kerja suaminya itu selalu terkunci rapat seolah tak memberinya celah barang sedikitpun untuk memperbaiki kesalahannya.

"Anggap saja ini hukuman untukmu, Kim Taehyun." gumamnya pelan.

Jujur saja, harinya terasa sangat jauh berbeda dari biasanya. Tidak ada sapaan penuh kasih sayang juga senyum hangat dari suaminya membuat semunya perlahan runyam.

Taehyun akui dirinya salah dan dirinya menyesal bukan main.

Terlalu larut dengan berbagai macam pikirannya yang kalut, Taehyun sampai tidak menyadari kehadiran seseorang yang berjalan mendekat ke arahnya.

"Belum tidur?" si manis hampir saja terperanjat jatuh ke belakang karena terkejut saat tiba-tiba saja suara bariton itu menyapa pendengarannya.

Namun pada detik selanjutnya, senyum manis terbaik yang bisa diukirnya langsung Taehyun tampilkan begitu melihat afeksi sang suami yang berjalan mendekat ke arahnya, atau lebih tepatnya ke arah kulkas yang terletak di sampingnya.

"Belum." sahutnya seadanya. Setelahnya tidak ada lagi percakapan diantara keduanya karena Taehyung hanya menanggapi ucapannya tadi dengan anggukan ringan.

Taehyun yang sebenarnya sudah selesai dengan urusannya di dapur memilih tetap tinggal dengan kedua obsidiannya yang menatap lekat pada sosok suaminya. Menatap dengan seksama setiap gerakan yang Taehyung lakukan.

Yang ditatap dengan intens begitu tentu saja menyadari semuanya. Tapi Taehyung memilih abai. Tetap fokus meneguk air dingin yang diambilnya lalu berniat kembali ke ruang kerjanya setelah selesai membasahi kerongkongannya.

"Hyung, tunggu." cegat si manis yang meraih lengan kirinya, membuat langkahnya terhenti.

Sang dominan tidak menjawab, tapi tetap tak beranjak atau menepis cengkraman sosok manis yang masih berstatus sebagai istrinya pada pergelangan tangan kirinya.

"Aku----aku minta maaf." sambungnya lirih. Taehyun kembali menunduk, menggigit bibir bawahnya mencoba menahan isakannya yang mendesak keluar.

Sayangnya sekuat apapun dirinya menahan, suara isakannya tetap saja meluncur keluar seolah menolak seluruh pertahanan yang dibangun olehnya. Air matanya kembali jatuh, mengabaikan rasa perih yang mulai mendera kedua netranya.

"Hyung boleh berteriak padaku. Hyung juga boleh menghinaku sepuasnya atau bahkan menggugatku. Aku tidak keberatan. Tapi-----tapi tolong jangan abaikan aku. Bicara padaku hyung. Jangan abaikan aku."

Taehyun berkata jujur. Dirinya sudah tidak keberatan lagi kalau Taehyung memang ingin menceraikannya. Yang dia mau hanya satu. Taehyung-nya mau kembali bicara padanya.

Apa kalian pernah dengar kalau dianggap tidak ada oleh orang yang berharga adalah hal terburuk dalam hidup? Atau diamnya orang yang biasanya hangat adalah hal yang buruk?

Itulah yang Taehyun alami. Dia membenci fakta kalau sekarang hubungannya dan Taehyung sudah jauh dari kata baik. Bahkan yang lebih tua seolah tidak menganggap kehadirannya.

"Hyung---" kalimatnya terhenti. Netranya menatap nanar pada cengkramannya yang perlahan dilepas dengan lembut.

Taehyun pikir suaminya akan segera berlalu seperti biasanya tanpa mengucapkan sepatah katapun. Namun yang terjadi selanjutnya adalah hal yang sangat diluar dugaannya.

Taehyung beralih meraih lengannya kemudian menarik tubuh mungilnya masuk ke dalam pelukan hangat sang suami dengan telapak besar sang dominan yang mengelus punggungnya lembut.

"Berhentilah menangis. Apa kau tidak lelah terus menangis begini?" Taehyung terkekeh pelan begitu mendapati gelengan kencang dari Taehyun yang semakin menenggelamkan wajahnya pada dada bidangnya.

"Aku menyesal, hyung." lirih si manis pelan namun masih bisa tertangkap oleh pendengaran sang dominan.

Menumpukan dagunya pada puncak kepala yang lebih pendek, Taehyung menghela nafas panjang beberapa kali. Semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil istrinya, Taehyung melirik sekilas ke arah ambang jalan masuk ke dapur.

"Dengar, Taehyun-ah." kembali menarik nafas panjang, Taehyung menjeda kalimatnya sejenak sebelum kembali berujar.

"Aku marah. Aku juga kecewa saat tau tentang hubunganmu dan Yeonjun. Kau istriku, dan dia putraku. Aku tidak ingin menjadi penghalang lagi. Aku mau kau memilih mengikuti kata hatimu. Aku akan melepasmu kalau kau sendiri yang memintanya."

Begitu kalimatnya selesai, Taehyung melonggarkan sedikit pelukan mereka. Memberikan ruang agar dirinya bisa menghapus lelehan air mata yang membasahi wajah manis istrinya.

"Jangan menyiksa dirimu lebih jauh lagi. Kalau kau memang masih mencintai putraku, maka aku akan melepasmu dan merestui kalian. Aku mencintaimu, maka dari itu aku ingin melihatmu bahagia. Bukan menangis seperti sekarang ini."

Si manis menggeleng kuat. Menahan telapak tangan suaminya agar tetap menempel pada pipinya. "Aku tidak mau berpisah. Aku mau memperbaiki semuanya." isaknya lirih.

Sudut bibir sang dominan tidak bisa untuk tidak terangkat ke atas. Taehyun-nya terdengar tulus dengan setiap kalimat yang diucapkannya membuat hatinya meraung bahagia. Namun saat netra tajam itu kembali melirik ke arah ambang jalan masuk ke dapur, perasaan leganya perlahan kembali menguap.

Disana, tak jauh dari posisi keduanya berdiri sekarang, Taehyung bisa melihat afeksi putranya yang menatap sendu ke arah mereka. Atau lebih tepatnya Yeonjun tengah menatap lamat ke arah Taehyun yang membelakangi putranya itu.

Apa boleh dirinya egois?

Bohong namanya kalau Taehyung tidak ingin mempertahankan rumah tangganya bersama Taehyun.

"Kita bicara lagi besok. Sekarang pergilah istirahat. Aku juga harus mengerjakan beberapa dokumen lagi. Selamat malam."

Namun yang dilakukannya tetap berlainan dengan keinginannya yang sesungguhnya. Karena mau bagaimanapun Taehyung tetaplah seorang ayah yang akan selalu mengalah demi putranya.

Maka setelah mengecup singkat kening istrinya, Taehyung segera melangkah menjauh. Membiarkan posisinya tadi diambil alih oleh putranya yang mulai berjalan mendekat ke arah Taehyun.

==========
To Be Continue.

[Kolom Menghujat]

See you in next part, guys~
Love ya!

°Hwa💘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE SCENARIO🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang