CEO 'n Secretary

2.4K 171 24
                                    

Malam hari adalah hari sibuk bagi seorang Min Yoongi. Pekerjaannya yang merupakan pemimpin dari sebuah perusahaan membuatnya sangat sibuk hingga tak mempedulikan waktu.

"Kau cek ini semua dan periksa isinya dengan teliti. Kembalikan lagi padaku setelah 15 menit." Perintah Yoongi pada sekretarisnya.

"Ayolah, Presdir Min. Aku lelah." rengek Hoseok pada CEO-nya.

"Jung, cepatlah bekerja dan jangan terus merengek." Yoongi tak melihat ke arah sekretarisnya yang terus saja merengek meminta pulang.

Jelas saja Hoseok merengek meminta pulang karena sudah dua hari ia tak pernah mencicipi empuknya ranjang. Hari-hari yang sangat sibuk membuatnya harus terus mengikuti segala kegiatan Min Yoongi sebagai sekretaris. Hoseok sudah tak tahan dengan kegiatannya yang terlalu padat. Apalagi sekarang ia sangat 'lapar'.

"Boleh aku keluar dulu sebentar? Setidaknya izinkan aku mengganti celana dalamku yang telah kupakai dua hari ini. Aku merasa sangat jijik." Hoseok memandang ke arah bawah membayangkan betapa kotornya celana dalam yang sedang dan masih ia pakai ini.

"Ambil stok celana dalam di lemari itu. Berhenti merengek dan bekerjalah. Sekali lagi kau merengek maka aku akan memotong gajimu."

Yoongi menunjuk ke arah lemari dekat kamar mandi. Hoseok memutar matanya jengah dengan segala kekakuan yang ada pada bosnya itu. Tak mau membuat Yoongi semakin mengomel, Hoseok menuju lemari yang tadi Yoongi tunjuk dan membukanya. Terlihat banyak sekali stok celana dalam baru dan beberapa baju dan setelah yang telah di laundry terbungkus dalam plastik. Bau harum khas pewangi pakaian yang mahal menguar menusuk hidungnya.

Tiba-tiba kepala Hoseok pening dan pandangannya agak kabur. Sebisa mungkin ia bertahan dengan berpegang pada pintu lemari. Dengan celana dalam baru di tangannya, Hoseok berlari menuju kamar mandi.

Pantulan wajah Hoseok di kaca kamar mandi cukup membuatnya panik sendiri. Bagaimana Hoseok tidak panik jika sekarang matanya sudah berubah menjadi merah dan giginya meruncing tajam mengintip dari sudut bibirnya. Hoseok terlalu lapar untuk sekedar menahan jiwa aslinya agar tak muncul.

"Fuck, aku terlalu kelaparan hingga berubah. Bagaimana ini?" Panik Hoseok.

Lama Hoseok tak berani keluar dari kamar mandi hingga membuat Yoongi kesal karena tugasnya yang mlangkrak. Pintu kamar mandi digedor Yoongi sekuat tenaga hingga membuat Hoseok berjengit kaget. Berkali-kali nama Hoseok dan umpatan keluar dari mulut Yoongi. Namun merasa tak ada jawaban setelah sekian lama menggedor pintu, rasa khawatir pun menyelimuti Yoongi. Tanpa pikir panjang, kaki kurus Yoongi menendang pintu kamar mandi hingga engselnya rusak. Dilihatnya Hoseok yang sedang meringkuk di dekat closet dengan wajah yang tertutup handuk.

"Seok!! Shit, kau kenapa?" Umpat Yoongi sembari berusaha membuka kepala Hoseok yang tertutup handuk.

Hoseok sekuat tenaga menahan handuk itu agar tak terbuka. Ia ingin menyembunyikan perubahan pada dirinya dari Yoongi. Hoseok tak tau apa yang akan terjadi jika Yoongi tau bahwa sekretarisnya bukanlah manusia.

"Yaak, buka handukmu dan pergi bekerja. Jangan meringkuk seperti ini." Kesal Yoongi karena tingkah Hoseok.

"Ja-jangan ke sini. Pergilah, kumohon." Isakan Hoseok terdengar dari balik handuk abu-abu yang menutup wajahnya.

Yoongi pun akhirnya menyerah dan mendudukan bokongnya di sebelah tubuh Hoseok. Tangan Yoongi meraih sesuatu di atas wastafel dan menggunakannya untuk mengiris telapak tangannya sendiri.

"Makanlah. Aku tau kau lapar." Yoongi menberikan tangannya yang terluka ke depan wajah Hoseok yang masih terbungkus handuk.

Hoseok mengendus bau nikmat yang hanya bisa ia rasakan. Tanpa pikir panjang jiwa liarnya pun keluar dengan bebas. Handuk yang tadinya menutup wajah Hoseok kini telah terlempar jauh. Gigi taring Hoseok mendarat dengan sempurna ke telapak tangan pucat milik bosnya. Bibir dan lidah Hoseok bekerja dengan cepatnya. Menyedot dan menjilat semua darah yang keluar hingga Yoongi pun sempat meringis sakit dan nyeri karena Hoseok yang terlalu antusias.

"Hei pelan-pelan. Nanti kau tersedak." Tangan Yoongi yang lainnya mengelus kepala Hoseok lembut. Membuat Hoseok nyaman dan akhirnya menurunkan antusiasnya. Menghisap darah Yoongi dengan lebih tenang dan lembut.

Dirasa telah kenyang, Hoseok mengangkat kepalanya dan membersihkan bekas darah di bibirnya dengan serampangan hingga membekas sampai pipinya. Wajah Hoseok terlihat jauh lebih segar dan bersinar dari sebelumnya.

Mata Hoseok akhirnya melirik ke arah sampingnya. Menyadari bahwa ia telah menghisap darah bosnya sendiri. Seketika ia panik apalagi melihat wajah Yoongi yang agak pucat, meski memang biasanya Yoongi memanglah pucat. Hoseok berlutut dengan tangannya yang menggenggam erat di atas lututnya sembari memohon pada bosnya.

"Sajangnim, oh tidak. Maafkan aku, tolong jangan pecat aku. Aku— maksudku saya mohon jangan pecat saya."

Puk

Tangan Yoongi dengan entengnya menjepit bibir Hoseok yang terus berbicara.

"Diamlah dan bantu aku ke sofa. Kau itu memang berisik ya."

Mata Hoseok sedikit berair dengan bibir yang berbentuk ㅅ karena sedang sedih itu membuat Yoongi tak tega. Hoseok pun tak sedikitpun bergerak.

"Hei, lihat aku." paksa Yoongi pada Hoseok. Mata itu telah berair sepenuhnya, tinggal menunggu buliran air mata itu jatuh.

"Aku sudah curiga jika kau ini bukan manusia. Dan akhirnya hari ini aku tau jika kecurigaanku itu benar adanya. Selamat kau telah melakukan kecurangan terbesar dalam sejarah."

Air mata itu pun akhirnya jatuh. Hoseok tak bisa menahan tangisnya. Ia sudah berpikir skenario terburuk jika ia dipecat, atau ia akan dilaporkan ke pemerintah dan nantinya akan dimusnahkan. Pikiran Hoseok sudah mulai berkabut dengan segala pemikiran buruk yang memenuhinya.

"Selamat Hoseok, kau adalah makhluk pertama yang telah berhasil mengobrak-abrik hidupku. Kau telah mencuri hatiku yang lama beku ini."

Hoseok masih tetap menangis, ia masih belum sepenuhnya mencerna perkataan Yoongi. Lelah dengan tangisan Hoseok akhirnya Yoongi mendekat pada Hoseok dan mencium keningnya. Hoseok berhenti terisak dan memandang Yoongi tak percaya.

"Kau ini memang tak pernah peka. Aku itu jatuh cinta padamu dan sudah sangat banyak kode yang kuberikan agar setidaknya kau paham. Tapi memang kau ini bodoh jadi tidak paham. Aku cinta kamu, Jung."

Mata Hoseok membola seperti mata bambi yang bersinar bagai kristal karena refleksi air mata yang masih sedikit menggenang di pelupuknya. Imut sekali. Sangat imut hingga Yoongi tak tahan dan akhirnya menautkan bibirnya pada bibir Hoseok. Pagutan itu terasa asin dan amis karena bekas darah yang masih ada di sana. Namun tak bisa Yoongi pungkiri jika rasanya seperti berada di atas awan, sensasinya benar-benar menakjubkan.

Hoseok tersadar dalam ciuman yang panas itu. Membalas lumatan Yoongi sama antusiasnya seperti ia sedang menghisap darah pria pucat itu. Lama mereka saling memagut, melumat dan menikmati akhirnya mereka pun berhenti karena napas yang rasanya sangat tipis.

"Ternyata seperti ini ya rasa darah?" celoteh Yoongi sedikit memecah suasana yang mulai memberat karena napsu mereka.

"Yaah~ manis, bukan?" Hoseok tersenyum manis.

"Karena kau sudah tau identitas asliku, apa kau akan memecatku?" tanya Hoseok ragu.

"Tentu saja. Orang sepertimu tak pantas menjadi sekretarisku,

Kau itu lebih pantas jadi kekasihku." sambung Yoongi.

Wajah Hoseok tersipu malu mendengar pengakuan Yoongi padanya. Sungguh malam ini adalah malam paling melelahkan, mengagetkan, menyenangkan dan membahagiakan bagi Hoseok.

END

Gak tau deh aku buat apaan. Ini sekedar selingan buat kalian aja ya. Biar gak spaneng banget nih

🥰🥰😘😘💜

STORY about HOBI (Hoseok Bottom)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang