Sorry for typo
Happy reading
.
.
.
Mata cantik itu terbuka perlahan. Mencoba membiasakan diri dengan terangnya sinar matahari yang merangsek masuk melalui jendela dengan tirai abu-abu yang telah tersingkap. Pandangannya sedikit kabur efek dari tidurnya yang nyenyak. Matanya menangkap sosok seorang lelaki berbadan tegap dan gagah sedang berdiri menghadap jendela. Badannya sedikit berisi namun berotot kencang. Tubuhnya tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan dirinya, namun kharismanya membuncah walau hanya dilihat dari profil belakangnya saja.
Pria manis itu berusaha mendudukan dirinya menghasilkan suara lenguhan karena ia merasa tubuhnya sangat lelah dan lemas. Pria yang menghadap jendela itu membalikkan badannya melihat ke arah pria manis yang tak sengaja melenguh itu.
"Istirahatlah dulu. Kau baru saja tersadar dari koma panjangmu." ucap pria berwajah tampan dan berbibir seksi itu dengan nada perhatian.
"Aku koma?" tanya sang pria manis kebingungan.
"Iya. Kau tak ingat, Hoseok?"
"Hoseok?"
"Iya. Namamu Hoseok, Jung Hoseok. Sungguh kau tak ingat apapun?"
"Ya. Aku bahkan tak tau namaku sendiri. Aku juga tak tau kau siapa." pria manis bernama Hoseok itu menundukkan kepalanya. Tangan dengan jari mungil itu meraih dagu Hoseok dan mengangkatnya hingga sepadan dengan wajahnya. Mengecup kecil bibir tipis berbentuk hati milik Hoseok, menempelkannya sebentar dengan bibir tebal seksi miliknya.
"Aku suamimu, Park Jimin. Kau istriku, Jung Hoseok. Atau sekarang harusnya namamu berubah jadi Park Hoseok." senyum menawan itu terukir di wajah Jimin. Sejenak membuat Hoseok terpesona dengan lelaki di hadapannya.
"Maaf jika aku tak ingat padamu. Tapi apa yang sebenarnya terjadi hingga aku seperti ini?"
"Tak apa jika kau tak mengingatku, kita bisa memulai ini dari awal lagi. Dan untuk alasan kenapa kau seperti ini adalah karena kecelakaan. Beberapa bulan lalu kau kecelakaan hebat hingga kau harus dirawat di rumah sakit. Selama beberapa minggu kau koma dan akhirnya aku pustuskan untuk membawamu keluar negeri demi mendapat perawatan yang lebih intensif. Setelah hampir satu bulan akhirnya kau sadar juga. Sungguh aku sangat bersyukur, Hoseoki." usap tangan itu ke atas rambut Hoseok. Mengusapnya dengan lembut dan terasa hangat.
"Jika masih tak enak badan, beristirahatlah dulu di ranjangmu. Aku akan membawa makanan untukmu. Tunggu sebentar ya, sayang." Jimin mengecup dahi Hoseok singkat sebelum pergi keluar dari kamar.
Hoseok sempat bingung dengan segala perlakuan Jimin atasnya. Jujur saja Hoseok tak ingat apapun tentang kehidupannya sebelum ini. Bahkan namanya saja ia tak tau. Ia sempat kaget dengan kenyataan bahwa ia telah menikah, dengan seorang pria pula. Tapi anehnya Hoseok suka dengan cara Jimin memperlakukannya. Tak ada rasa curiga atau pun canggung bagi dirinya untuk Jimin. Seperti ia pernah melakukan hal ini sebelumnya denganJimin, seperti memang inilah rutinitasnya sehari-hari dengan pria pemilik bibir tebal nan seksi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY about HOBI (Hoseok Bottom)
FanfictionKumpulan one shoot, two shoot atau malah three shoot tentang Hoseok Bottom dengan segala pair. Khusus Hoseok bottom ya😉😊