16 + 16

1.7K 244 12
                                    















Kaki jenjang itu tak hentinya tersentak menendang kesal kaki meja- hingga menimbulkan bunyi decitan menyebalkan di telinga para pengunjung lain.

Mengabaikan tatapan sebal dan heran dari beberapa pengunjung, Nyatanya tak membuat Kim Junkyu merasa terganggu.

Masa bodo, jika dia di anggap aneh ataupun gila sekalipun.

Perasaan gugup bercampur kesal kini telah mendominasinya.

Melirik jam tangan yang terpasang indah di pergelangan tangan kirinya. Junkyu mendesah.

Ini sudah lewat 15 menit dari waktu perjanjian. Dan Haruto belum juga datang.

Kim Junkyu sangat benci menunggu.
Karna Menunggu hanya akan mengingatkannya tentang masa lalunya yang menyakitkan.

_kematian kedua orang tuanya.

Junkyu memejamkan matanya, begitu memory menyakitkan itu mampir kedalam ingatannya.
Kepalanya berdenyut sakit, Junkyu merunduk dengan ringisan tertahan keluar dari bibir ranumnya.


"Maafkan aku, apa kau sudah lama menunggu ku?"

Suara itu terdengar begitu datar.

Junkyu segera membuka matanya dan mendongak.

Senyum kelegaan terlihat jelas terpancar dari wajahnya yang Sedikit memucat.

Membuat Haruto mengeryit heran, dengan replex tangannya terulur mengusap peluh yang mengalir di sekitar pelipis Junkyu.

"Kau tidak apa-apa?"

Datar, Tetapi Junkyu tau. Walau hanya sedikit-
Ada nada cemas di nada bicaranya.

Membuatnya terenyuh.



"Aku baik-baik saja setelah melihatmu"

Senyumnya tulus.

Itu bukannya bualan, itu kenyataan.

Semuanya terasa membaik setelah dia melihat Harutonya yang kini sudah berada di hadapannya. Bersamanya.

Ah...Kim Junkyu, benar-benar merindukan prianya. Sangat.










"Bagaimana rasanya menjadi seorang mahasiswa?pasti sangat menyenangkan kan?"

"Kau tau Haru~ah!? Aku rasanya mau mati kebosanan! sekolah belum di mulai. Aku selalu berdiam diri dirumah.
Jeongwoo akhir-akhir ini selalu ikut Hyunsuk be-pergian perjalanan bisnis. Dan Jihoon semakin sibuk saja setelah di terima menjadi peserta didik di Salah satu Agency musik terkenal. Aku sendirian"


Junkyu berceloteh dengan berbagai mimik wajah, dengan Haruto yang sesekali menanggapinya dengan ekspresi wajah yang datar.

Keduanya sekarang tengah berjalan menyusuri jalan, setelah tadi mereka menghabiskan waktu 2 jam untuk menonton film horor di bioskop.

Tangan keduanya saling terkait satu sama lain.


"Apa sangat menyenangkan menjadi mahasiswa?
Apa kau sudah memiliki teman baru?

Jangan terlalu sering bergaul dengan Mahiro dan Keita, Mereka selalu saja menyusahkanmu.

Oh!....satu lagi! kau jangan coba-coba melirik orang lain, pria ataupun wanita di sana, mengerti?!!"Tunjuknya tepat di depan wajah Haruto. Mata Junkyu memicing, bibirnya Sedikit mengerucut.



PSYCHO || HaruKyu || Ver☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang