Chap 10

3.9K 652 166
                                    

"Hai"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai"

"Oh iya, hai.." Jaemin menurunkan Jisung dari gendongannya dan menyapa perempuan dihadapannya.

"Wow, kau benar benar orang Indonesia ternyata, pantas saja Jisung memanggil mu buna." Perempuan itu adalah Joy, salah satu tim Jeno.

Jaemin hanya membalas tersenyum canggung, sangat kaget melihat perempuan tersebut.

"Baiklah, karena Jisung mu sudah kembali aku pergi dulu ya, banyak tugas yang mau ku selesaikan. Sampai jumpa." Joy berbalik ketika Jaemin membalas pamitannya, otaknya sedikit beputar saat ini.

"Kok mirip adek kelas yang pernah dikeluar dari smansa ya?" Gumam Joy pelan.

"Kok mirip adek kelas yang pernah dikeluar dari smansa ya?" Gumam Joy pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

flashback

Jeno menurunkan Jisung dari gendongannya diatas sofa di ruangannya. Jisung bilang ini belum waktunya ibunya pulang, dan Jeno tidak merasa baik meninggalkan Jisung di taman tersebut tanpa pengawasan.

"Ei Jeno, kau membawa anak dari mana?" Lucas yang baru saja membawakan proporsal untuk Jeno langsung bertanya.

"Kepo." Jawab Jeno singkat membuat Lucas kesal dan merotasikan matanya.

"Hai manis, siapa nama mu?" Haechan mendekati Jisung dan mengelus pipi gembil itu sejenak membuat Jisung terkekeh.

"Na Jisung hehehehe." Jisung tersenyum cerah, entah kenapa Jisung sangat menyukai pemuda di hadapannya ini, manis, memiliki senyum yang bagus, dan mata yang indah.

"Na Jisung, tampan sekali astaga."Haechan dengan gemas mencubit dan menjawil pipi Jisung.

Haknyeon menurunkan berkas yang ia baca kemudian menatap Jisung lamat lamat, kemudian beralih menatap Jeno. Jeno yang merasa di tatap oleh Haknyeon segera membalas tatapan itu seolah mengetahui sesuatu.

"Hey lil boy, dimana ibu mu?" Tanya Haknyeon penasaran.

"Di gedung sebelah. Ah!" Jisung memekik kecil kemudian melirik jam tangan digital di lengan mungilnya.

"Ahjussi, bagaimana ini, aku harus menemui buna sekarang! Buna, pasti mencari ku." Jisung menepuk nepuk paha Jeno cepat, otaknya sudah terbayang seperti apa marahnya sang ibu bila ia tidak di temukan di taman.

Setelah II Garis BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang