"Bolehkah aku memeluk mu untuk terakhir kalinya?"
Pria manis itu mengangguk lembut, ia merentangkan tangannya menyambut orang yang ia cintai itu
"Belajarlah dengan baik disana, jangan kelelahan, jangan terlalu banyak pikiran, Korea adalah negara impian mu, sekarang kau bisa mencapainya, maafkan aku yang membuat kesalahan ini sehingga kau harus menunda impian mu sejenak."
Pemuda gagah itu memeluk kekasihnya, atau mungkin sekarang sudah menjadi mantan kekasih, air matanya mengalir deras karena tak sanggup menerima fakta bahwa cintanya akan pergi ke negeri seberang yang mungkin tidak bisa ia kunjungi.
Pemuda manis lainnya hanya terdiam, air mata ikut menghiasi wajah tampan dan cantik itu. Ia ingin membalas ucapan si gagah, ia ingin berkata bahwa ia sudah tidak ingin ke negara ginseng itu, ia tak perduli lagi dengan mimpinya, ia lebih perduli dengan cintanya yang kini dipaksa mati.
"Maaf aku tidak bisa menjaga kalian, maaf kini bayi itu harus terpisah dari ku, maaf merepotkan mu, maaf, maaf, aku benar benar meminta maaf."
Tangisnya semakin deras, dan pelukan itu mengerat. Hatinya serasa tercabik cabik, karna faktanya kini anak dan cintanya akan pergi meninggalkannya karena ia hanyalah seorang pengecut bodoh yang bahkan tidak lulus SMA.
"Jaeminie, ingat 1 hal. Walau semua ini terjadi, aku tidak menyesal sama sekali. Karna aku mencintai mu, sangat."
Tangis si manis pecah, suara isakan itu semakin keras, ia melepaskannya begitu saja dan melupakan fakta bahwa ia sekarang berada di halaman loby rumah sakit, ia tidak perduli tatapan aneh orang orang yang berlalu lalang, sakit hatinya lebih penting saat ini.
Tin tin!!
"Ayo pergi Nadara!"
Ayah dari pemuda manis bernama Jaemin itu memarkir mobil tepat disisi dua pemuda itu. Matanya menatap benci pria gagah yang kini menangis memeluk anak kesayangannya.
"Selamat tinggal." Itu ucapan terakhir si manis sebelum akhirnya melepaskan pelukan itu dan pergi masuk ke dalam mobil dengan hati berkecamuk.
"Bima, ayo kita pulang." Pemuda gagah itu mengalihkan tatapannya dari mobil yang membawa pergi cintanya, dan menatap sang ayah.
Jeno, pria gagah itu mengangguk dan mengikuti langkah ayahnya ke parkiran untuk mengambil motor usang mereka kemudian pulang kerumah.
"Jaeminie, Jisungie, tunggu aku. Aku akan menemui kalian ketika aku sudah pantas, maaf telah membuat kalian merasakan karma atas kesalahan ini, aku akan segera menebusnya. Tunggu aku."
Abima Jeno Dirgantara (19 y.o)
Nadara Jaemin Vandy (19 y.o)
Abira Jisung Dirgantara (1 moon)
NOTE:
Cerita ini diangkat dari kisah 2 Garis Biru, anggap saja ini sequelnya namun di kemas dalam versi Nomin. Saya selaku pembuat cerita meminta maaf terlebih dahulu bila ceritanya tidak sesuai dengan harapan kalian nanti. cerita ini murni atas pemikiran saya sendiri dengan kisah 2 garis biru sebagai inspirasi saya. Bila kalian bertemu cerita yang mirip dengan cerita ini mungkin saja 1 pemikiran yang sama.
hope u all enjoy my fanfiction ❤️
NOTE 2:
nama Galan emang nama RP gue, dan tiktok Galan juga bekas akun rp, tapi disini GALAN GAK MENGATASNAMAKAN RP sama sekali ya teman teman ☺Galan gamau nanti ada yg menyindir Galan
"main rp tapi ngepromosiin fanfic homo buatan sendiri, emg ty rl nulis fanfic homo? promosiin idol kok kek gini? main rp jangan kejauhan sampe ke wattpad"
gak ya, disini galan bener bener gak bawa nama rp, tolong pengertiannya kak ☺NO HOMOPHOBIC!! NO FUJOSHIT!! INI LAPAK BXB!!
Dont forget to click vote, baby. or i'll kiss u 😗😗😗😗
see u next chap ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah II Garis Biru
Fanfictionbahkan setelah melalui kesalahan yang membuat kita terpisah sejauh ini tidak menyurutkan cinta ku padamu dan anak kita. . . . . . cerita ini terinspirasi dari film 2 garis biru, dan saya berniat menulis kisah lanjutan mereka dengan cast BxB Jeno Jae...