Chap 17

4.7K 630 56
                                    

Jeno, Jaemin, dan Jisung sudah siap, mereka akan pergi jalan jalan sekarang ke kembang api.

Jeno menjalankan mobilnya dengan santai menuju ke festival yang Jisung maksud. Sesekali iya bersenandung senang, sial dia tidak sanggup memikirkan hal lain selain bersenang senang dengan keluarga kecilnya.

Tangan Jeno terulur mengambil tangan Jaemin, menggenggam tangan itu dan mengelus elusnya pelan, dia tidak mau Jaemin menjauh dari dirinya barang sedetik pun.

"Jeno?" Jaemin merasa bingung dengan Jeno yang tiba tiba menggenggam tangannya.

"Aku ingin memegang mu terus." Jeno menjawab seakan tau apa yang membuat kepala Jaemin kebingungan.

"Dadda genit." Jawab Jisung dari bangku belakang, ia memajukan wajahnya dari celah bangku Jeno dan Jaemin kemudian menatap Jeno dengan wajah datarnya.

"Hahahahaha, dadda merindukan buna mu, sangat hingga rasanya dadda tidak mau melepasnya barang sejenak." Jawab Jeno santai kemudian mengecup punggung tangan Jaemin. Yang di perlakukan begitu hanya bisa tersenyum malu malu.

"Jangan begitu, nanti buna jadi tomat lagi dadda." Jisung bergumam kesal membuat Jeno terbahak bahak.

"HAHAHAHAHA jadi tomat? Wajah buna memerah hah?" Jeno menatap wajah Jaemin sejenak kemudian kembali tertawa.

"Jaemin tomat tercantik di dunia." Jeno tersenyum kemudian kembali fokus menyetir.

Disinilah keluarga Dirgantara kini berada, di sebuah festival kembang api

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disinilah keluarga Dirgantara kini berada, di sebuah festival kembang api. Berbagai macam jajanan khas tersaji apik siap untuk di beli sembari menunggu waktu malam dan diluncurkannya kembang api.

Jaemin mengusap jemari yang sedikit kedinginan, wajar sekarang sudah bulan Oktober akhir, musim gugur sudah membawa hawa dingin dari Desember.

Jeno mengambil tangan Jaemin dan memasukannya kedalam kantong hoodie yang dia pakai, sementara tangan Jeno yang lain memegang Jisung erat, jaga jaga bila anaknya tiba tiba lari karena melihat sesuatu yang menarik.

"Mau mencari makanan hangat dulu?" Tanya Jeno, Jaemin menggeleng pelan. Ia masih kenyang karena sore tadi ia sudah makan bersama Jeno dan Jisung di restoran.

"Aku mau Americano saja, ayo cari kedai starbucks." Saran Jaemin, Jeno mengangguk saja, dia disini bertugas menemani Jaemin dan Jisung sekalian membuat banyak kenangan.

Jeno, Jaemin, dan Jisung pun jalan menyusuri daerah festival itu barang kali memang ada kedai starbucks.

Dan benar saja, memang ada disana. Jeno segera memesankan minuman yang Jaemin mau juga susu coklat hangat untuk Jisung.

"Kau tidak membeli minuman untuk mu?" Tanya Jaemin, ia meniup niup pelan americanonya yang sangat panas, Jeno hanya menggeleng.

"Kenapa?" Kali ini Jisung yang bertanya penasaran.

Setelah II Garis BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang