9. Main Ke Rumah

4 0 0
                                    

#maap jarang up soalnya ya gimana ya,,, namanya juga daring jadi rada males gitu yekan.. thx yg udh mau nungguin aku up lagi:> maap kalo ada yg ga nyambung soalnya kelupaan gitu jalan ceritanya saking lamanya ga up lagi;v

Setelah sampai dirumah, Nevin berpamitan untuk pulang. Tasya menuju ke kamarnya setelah mandi dan langsung menuju ke meja makan untuk makan malam bersama mama dan abang kesayangannya.

(Author: mentang mentang situ punya abang jadi pamer kemesraan gitu?
Tasya: ya maap saya tidak tahu kalau author ga punya abang;v)

Setelah makan malam, Tasya mengikuti Yusuf sampai ke kamarnya.

"Bang, besok adek mau pinjem laptopnya abang buat nonton drama china boleh ga? Please abangg sekali ini aja.. Pengen liat 1 film doang ga banyak. Cuma 24 episode bangg please..." Tasya memohon dengan raut muka yang diimut imutkan:v.

"Emang adek mau nonton film apa? Kenapa ga minjem ke Nevin. Dia kan orang kaya. Ngasih satu laptop ke pacarnya ga masalah kali.." Yusuf menutup kepalanya menggunakan bantal karena daritadi dia hendak tidur tapi diganggu dengan rengekan adiknya.

"Ga berani abangg.. Dia kan galak.. Mau nonton Oh! My Emperor doang please.. Cuma bentar kok.." Tasya semakin merengek.

Yusuf yang bingung kenapa adiknya akhir akhir ini suka film china pun bertanya "Wait dek, sejak kapan kamu suka drama china? Perasaan dulu enggak deh.."

Tasya diam dan tidak menjawab. Tasya menonton drama china karena ia suka tentang perang dan sebagainya. Sekarang mungkin sudah lebih kurang 15 drama yang ia tonton dengan durasi dan episode yang panjang.

Yusuf yang melihat Tasya diam pun berkata "Yaudah kalo ga mau jawab jangan ganggu, abang mau tidur. Tau ga semalem tuh abang begadang ngerjain skripsi buat besok" Lalu Yusuf memejamkan matanya.

Tasya bergumam sendiri "perasaan dia tadi bangun siang. Bangun cuma buat makan doang abis itu tidur lagi. Tapi kasian sih, abang cape juga gara gara begadang. Yaudah lah mending tidur biar besok ga kesiangan". Tasya lalu bergegas ke kamar untuk tidur.

*   *   *

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Natasya dan keluarganya sarapan dimeja makan. Tidak lama, terdengar ketukan pintu. Lalu mama Tasya menyuruh Tasya untuk membukakan pintu karena ia sedang mencuci piring.

Setelah pintu terbuka...

"Assalamu'alaikum.."

"Waalaikumsalam.. Naufal? Tau rumahku dari mana? Silahkan masuk dulu" Tasya mempersilahkan Naufal untuk masuk.

"Iya dek.. Permisi" Setelah Naufal masuk, Tasya ke dapur untuk mengambilkan minum untuk Naufal.

Saat menuang teh, Yusuf bertanya kepada adiknya, "itu siapa dek? Kok gak dikenalin ke abang?"

"Itu temen sekolah adek. Yaudah atuh bang.. Temenin dia tuh. Nanti aku buatin minum sekalian" Tasya mengaduk teh digelas

"Yaudah dek abang ke depan dulu ya.." Yusuf berjalan menuju ruang tamu. Saat melihat Naufal, jantung Yusuf seakan berhenti berdetak. Tapi dia akan berusaha berekspresi setenang mungkin dan tidak terlihat terkejut.

"Emm.. Hai! Nama lo Naufal? Kenal adek gue dimana?" Yusuf berusaha untuk berbasa basi dengan Naufal.

"Waktu itu ketemu di minimarket, kak. Gak sengaja nabrak Tasya terus akhirnya 1 sekolah sama dia" Naufal tersenyum namun dibalik senyumannya terdapat kata kata yang terpendam.

"Lo kayaknya udah sadar deh kak sama apa  yang ada didepan lo" Naufal mulai tersenyum smirk kepada Yusuf.

"Ja-jadi lo beneran--"

"Minuman datang!!! Kalian lagi ngobrol apa nih? Seru kayaknya. Kenapa abang keliatan kaget?" Tasya menaruh minuman diatas meja lalu duduk disamping abangnya.

"Eng-enggak kok dek. Cuma tadi Naufal cerita tentang hantu aja.." Yusuf mencari alasan namun hanya itu yang terpikirkan.

"Perasaan abang ga pernah takut sama hantu. Bohong nih? Emang bener gitu, Naufal?" Tasnya masih bertanya tanya dan menaruh tangan dibawah dagu seakan sedang berfikir.

"Iya kok Sya.. Bang Yusuf tadi abis gue kagetin, hehe..." Kata Naufal sambil tertawa garing diakhir kalimatnya.

Tasya mempersilahkan mereka untuk minum minuman yang ia buat tadi.

"Ada perlu apa Fal kesini? Tumben amat" Tanya Tasya.

"Cuma mau main aja.. Tante ada?" Naufal tampak mencari cari mamanya Tasya.

"Mama lagi pergi ke pasar tadi lewat pintu samping. Soalnya motornya mama diparkir disamping rumah" Setelah berkata demikian, Tasya meminum jusnya.

"Yaudah abang ke kamar dulu ya.. Takutnya ganggu kalian" Yusuf bergegas menuju kamarnya dan akhirnya dia bisa bernafas lega setelah berhadapan dengan Naufal.

"Tasya, lo tau sesuatu tentang rahasia keluarga lo atau gak?" Naufal bertanya hati hati.

"Rahasia di keluarga? Aku pikir gak ada deh rahasia rahasia di keluarga gitu"

'Ada Sya... Cuma lo belum tau' batin Naufal.

"Ohh..Yaudah mau jalan gak?"

Tasya tampak bingung dengan ajakan Naufal. Karena ia takut kalau pergi bersama Naufal, Nevin akan marah kepadanya.

"Aku coba izin ke abang sama Nevin dulu, ya" Lalu Tasya menelfon Nevin sambil berjalan menuju kamar abangnya.

Setelah beberapa menit, akhirnya Tasya keluar dengan raut muka sedih.

"Kalau gak boleh gak papa kok, Sya... Lagian lo kan udah pacaran sama Nevin dan yang pasti kalau Nevin setuju, abang lo otomatis bakal setuju" Naufal tersenyum dengan penuh kekecewaan.

Tasya hanya mengangguk dan tersenyum. Lalu meminta maaf kepada Naufal.

"Yaudah gue pulang dulu, ya? Jangan kangen" Naufal tertawa masam dan keluar dari rumah menuju ke motornya.

"Iya iya.. Hati-hati Fal!!! Jangan ngebut!!!" Tasya melambai dari teras rumah.

"Siap Tuan Puteri!! Assalamu'alaikum"

Setelah mengucap salam, Naufal langsung menancap gas. Peringatan di kalimat terakhir Tasya sepertinya tidak ia laksanakan.

"Gue harus bilang ke papa dan mama!" Gumam Yusuf dari balik jendela.

Bersambung...

#maaf kalau kependekan ya.. Soalnya udah lupa banget sama alurnya. Nama tokoh juga banyak yg lupa. Menurut kalian harus diulang lagi atau dilanjutin? Atau malah ganti cerita?  Jangan lupa komen, ya??

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NevinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang