4. Ditembak?

91 14 1
                                    

"Sya... Tasya..." panggil Ara dan Bila lalu langsung menghampiri Tasya yg sedang membaca novel.

"Kenapa sih Ra, Bil? Kok heboh banget?" tanya Tasya yg kebingungan.

"Lo berangkat bareng kak Nevin?" -Ara
"Lo ada hubungan apa sama kak Nevin?" -Bila
"Dan lo kenapa bisa bareng kak Nevin???" tanya keduanya tepat di telinga Tasya. Tasya menutup telinganya karena tak tahan dengan suara toa yg mereka keluarkan.

Tiba tiba kelas menjadi hening karena pertanyaan yg dilontarkan sahabat Tasya.

"Apaan sih kalian berdua. Dia chat aku semalem. Terus dia maksa buat berangkat bareng dia"jelas Tasya.

Sedangkan teman teman dan sahabatnya hanya ber 'oh ria lalu serentak mengucapkan...

"Cieeeeee...."

Tasya menutup telinganya rapat rapat seakan dengan begitu ia takkan mendengar ledekan teman temannya dan sahabatnya itu.

Drrrt... Drrrt... Hp Tasya berbunyi dengan pesan nomor tidak dikenal.

0843********
Temuin gue ditaman belakang sekolah

Tasya terkejut. Mungkin saja yg mengirim pesan itu adalah salah satu fans Nevin atau yg lebih buruknya, kalau itu adalah pacar Nevin.

"Ehmmm.. Aku ke toilet dulu ya sebentar." Tasya berjalan keluar kelas untuk menuju taman belakang sekolah.

"Loh, dia mau ke toilet atau ke taman belakang sekolah? Kalo ke taman belakang sekolah, mau ngapain?" tanya seseorang yg diam diam memperhatikan Tasya yg sedang berjalan menuju taman belakang sekolah.

Setelah sampai di taman belakang sekolah, ia sudah ditunggu oleh sebuah geng cewek.

"Eh... Lo yg namanya Natasya?" tanya salah satu cewek yg diketahui adalah Debbie.

"Iya kak, ada masalah apa ya ngundang aku ke sini?" tanya Tasya dengan polosnya.

"Jangan pura pura ga tau deh. Lo tadi berangkat bareng Nevin, kan? Kenalin gue Visca, ceweknya Nevin. Jadi lo jangan deket deket dia lagi, paham?!" bentak Ria.

"Yaelah cuma ceweknya doang, bukan istri." jawab Tasya secara tidak sadar.

"Apa?!" Visca ingin menampar Tasya tetapi tangannya dicekal seseorang.

"Cukup! Ada apa ini?!" tanya Nevin.

"Nev... Nev... Nevin... Kenapa lo ada disini?" Visca terlihat kaget dan gelisah.

"Lo bukan cewek gue. Cewek gue yg ini" jawab Nevin sambil menarik pergelangan tangan Tasya hingga posisi mereka bersebelahan, tetapi pegangannya tidak dilepas oleh Nevin.

"Apa??? Gue ga percaya, Vin..." kata Visca tertawa masam.

"Iya... Sekarang Tasya cewek gue. Tasya, lo mau kan jadi pacar gue?" semua orang yg ada disana tercengang mendengar Nevin menembak Tasya terutama Tasya.

"Emm..." jawab Tasya yg bingung karena ini mendadak. Jantungnya seperti sedang maraton. Nevin hanya diam dan menampilkan wajah seriusnya yg berarti bahwa Nevin serius dengan pertanyaannya.

"I... I... Iya kak" jawab Tasya. Visca menangis sejadi jadinya lalu meninggalkan mereka diikuti oleh bebek bebeknya. Sementara Nevin mencium punggung tangan Tasya. Tasya hanya berharap semoga ini hanya sandiwara.

"Kak... Ini becanda kan?" tanya Tasya ragu.

"Ga... Ini serius" jawab Nevin yg langsung membuat muka Tasya seperti kepiting rebus.

"Ciee blushing... Nanti pulang bareng gue ya..." ajak Nevin.

"Tapi..." Tasya hendak menolak tetapi telunjuk Nevin langsung berada di depan mulut Tasya yg berarti Tasya tidak boleh menolak.

"Ga ada penolakan." setelah itu, mereka kembali ke kelas masing masing.

Saat dikelas...

"Sya... Kok lo lama banget sih? Gue khawatir banget sama lo. Takutnya lo kenapa napa." Ara menampilkan wajah khawatir nya kepada Tasya karena sudah lama sekali ia menunggu Tasya namun sudah 1 jam pelajaran, ia baru sampai ke kelas.

"Iya. Emm... Tadi gue kebelet boker tapi tadi di WC ga ada airnya jadi nyari WC yg ada airnya" (Tasya berbohong gess..)

"Oh..." mereka pun mengikuti pelajaran seperti biasa.

* * *

Kring... Kring... Bel pulang sekolah berbunyi. Saatnya para siswa pulang dan terbebas dari pelajaran sekolah hari itu.

Saat ingin mencari angkutan umum, tiba-tiba Tasya dikagetkan dengan adanya Nevin yg mengendarai mobilnya.

"GC masuk!" perintahnya.

Tasya yg tak berani menolak Nevin, hanya mengikuti kemauan Nevin saja. Selama perjalanan, suasana didalam mobil sangat hening. Nevin menyetir mobil sedangkan Tasya membaca novelnya.

"Baca buku jangan di mobil. Nanti pusing." suara Nevin memecah keheningan. Tasya yg mendengarnya langsung menutup buku yg ia baca.

"Iya kak" jawabnya. 'Kak Nevin perhatian, tapi tetap dingin juga' batin Tasya.

"Kak?"

"Hmm..."

"Kakak beneran nembak aku?" Nevin yg mendengar Tasya bertanya seperti itu tertawa sambil mengelus rambut Tasya.

"Beneran Sya... Sekarang lo cewek gue dan secepatnya gue bakal lamar lo dan nikahin lo biar lo bisa cepet jadi istri gue dan ibu dari anak anak kita nanti" Tasya yg mendengarnya terlihat malu karena wajahnya sudah seperti tomat.

"Sya... Turun... Ini rumah lo kan? Apa lo mau disini aja bareng gue?" goda Nevin.

"Ish apaan sih kak? Yaudah aku pulang dulu kak. Kakak ga mau mampir?" tanya Tasya ramah dan sedikit malu.

"Ga usah deh... Keburu malem. Gue pulang dulu. Assalamualaikum" pamit Nevin.

"Wa'alaikumsalam" Tasya masuk ke dalam rumah dengan hati yg berbunga-bunga.

#nihh udah author tambahin jadi 760 kata, hehe... Tak bosan bosan author mengingatkan untuk voment. Maap klo partnya amburadul :)

NevinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang