1.Tolong?

129 15 1
                                    

   "Nevin!!" panggil Nelson, sahabat Nevin.
   "Hmm..." Jawab Nevin sembari membaca buku fisikanya di kelas.
   "Lo kalo ngomong jangan singkat singkat dong!" kesal Nelson.

   Nevin hanya memandang Nelson sekilas lalu fokus ke bukunya. Nelson yg merasa dikacangin oleh Nevin, merebut buku yg sedang dibaca Nevin. Nevin hanya menatap Nelson aneh.
   "Lo tuh ya..." kring... Kring... Bel masuk berbunyi. Nelson menghembuskan nafasnya karena gagal memarahi Nevin.

* * *

   Tasya mendengar ada seseorang yg memanggilnya, langsung mencari sumber suara tersebut.

   "Tasya! Sini!!" ternyata yg memanggilnya adalah Ara, sahabatnya. Ia langsung menerobos kawanan manusia yg ingin kembali ke rumah masing masing.

   "Kenapa Ra?" tanya nya dengan kebingungan karena Ara terlihat panik.
   "Itu Sya..." Ara menunjuk ke tengah lapangan. Dan benar saja, terlihat segerombolan siswi sedang mengerubungi sesuatu.

   "Mereka lagi ngapain Ra?"

   "Ish lo tuh ya... Itu babang Nevin jatuh gara gara main basket tadi." Tasya yg mendengar nya kaget lalu menghampiri Nevin.

   Tetapi sebelum sampai, ia sadar bahwa sudah banyak yg menolong Nevin. Ia berniat untuk berbalik arah namun, suara berat memanggilnya dengan kencang.

   "Sya!!! Bantuin gue ke UKS!" ya, itu adalah Nevin. Cewek yg mengerubungi nya terlihat tidak suka ketika Nevin meminta tolong kepada Tasya.

   Tasya berbalik badan dan menatap Nevin kebingungan.
   "Loh, bukannya banyak yg nawarin kakak buat ke UKS?" tanya Tasya.

   "Ga usah banyak nanya!" tatapan tajam Nevin mampu menaklukkan hati perempuan tersebut.

   Akhirnya Tasya membantu Nevin ke UKS. Disepanjang koridor sekolah sampai UKS banyak yg menatap mereka tidak suka. Bahkan sampai memberi mereka clotehan tidak jelas.

Flash back on:

   "Aduh Sya... Panas banget" keluh Ara kepada Tasya di kantin karena mereka sedang memesan makanan.

   "Makanya kamu duduk aja sama Bila disana. Biar nanti aku pesenin sekalian" kata Tasya sabar.

   "Emm.. Beneran nih ga papa?" Ara merasa sedikit tidak enak dengan Tasya.
   "Ga papa kok. Duduk gih katanya panas."

   "Okee.. Makasih Sya." Ara pun duduk bersama Bila sambil mengobrol dan bercanda.
   "Mang, bakso 1, mie ayam 2 sama es jeruk 3" kata Tasya kepada Mang Mamat penjual bakso dan mie ayam di kantin.

   "Oke, sabar dulu ya." Mang Mamat mulai membuat makanan yg dipesan oleh Tasya."Berapa Mang?"
  
   "24 ribu neng" Tasya memberikan uang 50k dan menunggu kembalian. Saat ingin mengambil uang kembalian tersebut, uangnya diambil oleh seorang cowok yg ada pada gerombolan anak yg mengerubungi warung Mang Mamat.

   "Uangnya buat gue ya?" tanya cowok tersebut.
   "Terserah kamu" Tasya yg ingin berbalik ke tempat duduk sahabatnya, tiba tiba dicegat oleh gerombolan tersebut.

   "Bisa minggir ga?"
   "Udah bro, minggir! Biar gue yg tanganin." ucap cowok berbadan putih dan ganteng itu. Seketika cowok cowok itu minggir seperti dikomando oleh seorang jendral.

   "Nama lo siapa?" ucap cowok tersebut dingin.
   "A... A... Aku Natasya Amanda, kak. Kenapa ya?" kata Tasya yg sedang ketakutan.

   "Gue Nevin Nanda Kusuma. Nih gue balikin duit yg tadi diambil sama sahabat gue." Nevin memberikan uang 100k kepada Tasya. Tasya mengambil uang tersebut dengan takut.

   "Ini ga kebanyakan kak?" tanyanya dengan sedikit keberanian.
  
   "Ga. Buruan balik atau nunggu gue berubah pikiran?" Nevin menampilkan senyum miringnya membuat Tasya takut kemudian ia berjalan menuju Ara dan Bila dengan segera.

Flash back off:

Sesampainya di UKS...
   "Mau aku obatin ga, kak?"

   "Ga usah" jawab Nevin dingin.

   "Lo ambil betadin sama kapas" perintahnya.

   Tasya menuruti kemauan Nevin. Ia mengambil kapas dan betadin dikotak P3K.
"Thanks" Nevin mengambil dua barang tersebut.

   Tasya mengangguk lalu keluar dari UKS 'Dia baik, ramah, penyayang, cantik lagi' batin Nevin.

   "(Dubrak...) Nevin!!! Ya ampun... Kenapa lo bisa kaya gini?!" Nelson mendobrak pintu UKS dengan wajah cemasnya.

   Nevin hanya memasang ekspresi datarnya. Nelson terengah engah karena ia berlari dari kantin ke UKS.
  
   "Bu Indri nyidam apa sih pas hamil elo? Dingin banget anj*r, gue heran." tanya Nelson lalu duduk disebelah Nevin yg sedang mengobati lukanya. Nelson hanya mendengus sebal karena dikacangi oleh Nevin. Namun dia sudah biasa dengan sifatnya yg dingin.

   "Huft... Irfan sama Adhit dimana? Mereka ga bantuin lo tadi? Keterlaluan banget" Nelson kesal dengan kelakuan 2 sahabatnya itu. Mereka sibuk membuat konten untuk mereka upload di youtube.

   "Terus, siapa yg bantuin lo ke UKS? Visca si cabe?" tanya Nelson yg memang sejak tadi mengoceh tanpa henti. Ia memang orang tercrewet dari ke 3 sahabatnya Nevin. Namun cerewetnya Nelson itu memberi perhatian lebih kepada Nevin.

   "Natasya Amanda" jawab Nevin.

   "Hah?! Seriusan lo? Eh jangan becanda dong. Itu kan cewek tercantik, terbaik, ter penyayang, ter ramah, ter-"

   "Berenti gosipin dia." Nevin menutup mulut Nelson dengan tangannya karena dia merasa ada seseorang yg mendekat ke ruang UKS.

   "Assalamualaikum... Ehh ternyata masih ada kak Nevin. Maaf kak, aku mau ngambil buku fisikaku yg ketinggalan disini." Tasya lalu mengambil buku tebalnya di sebelah Nevin.

   "Wa'alaikumsalam... Owh itu punya lo. Gue kira itu bukunya perpus. Soalnya masih rapi banget, gila.. Padahal tinggal 2 bulan lagi lo udah kelas 11. Tapi bukunya masih rapi bener." heran Nelson. Nevin hanya menatap biasa saja.

   "Hehe iya kak. Aku emang suka jaga buku. Kan buku jembatan ilmu. Kalo bukunya rusak, jembatannya juga rusak. Berarti harus hati hati kalo mau nyebrang" kata Tasya yg mampu membuat Nevin dan Nelson melongo karena kata kata bijak dari Tasya.

   "Ekhem, yaudah aku pulang dulu, ya kak. Assalamualaikum" pamit nya.

   "Wa'alaikumsalam..."
   "Wanita idaman emang beda..." gumam Nevin. Nelson yg hanya mendengar samar samar tak berani bertanya kepada Nevin karena ia yakin bahwa ia dapat dihajar habis habisan oleh Nevin.
   "Son, balik."

   "Yok..."


#Jangan lupa voment oke;)
Sebenernya udah lama bikin cerita ini, cuma ga dimasukin wattpad, hehe...
Jangan dibully...

NevinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang