Our Story

1.9K 155 33
                                    


"Berhenti menatapku seperti itu." Ucap Mina.

"Waeyo? memang kenapa aku tidak boleh menatap pacarku sendiri?" Tanya Jeongyeon.

Saat ini Jeongyeon sedang berbaring di kasur sambil menahan kepala dengan tangannya. Sedangkan Mina berada disampingnya sambil bermanja manja padanya.

*Cup

Sudah kesekian kalinya Jeongyeon mengecup kening Mina.

"Saranghae." Ucap Jeongyeon.

"Iya aku tauuu, berhentilah mengatakan itu terus, kau membuat aku blushing!" Omel Mina sambil memendamkan wajahnya ke ceruk leher Jeongyeon.

"Hahaha." Jeongyeon tertawa sambil membawa Mina ke pelukannya.

"Kita harus siap siap untuk pesta tau." Ucap Mina.

"Pergilah duluan, aku akan mandi setelahmu." Ucap Jeongyeon.

"Mandi bersama?" Tanya Mina.

"Yak, kita baru saja resmi berpacaran beberapa jam lalu. Bukankah terlalu cepat untuk melakukannya?" Tanya Jeongyeon.

"Lebih cepat lebih baik." Ujar Mina.

"Haish wanita ini benar benar membuatku gila!" Jeongyeon bangkit dari kasurnya lalu menggendong Mina ke kamar mandi.

.
.
.

"Kamu bilang kamu rasa cintamu tak berubah sejak dulu, tapi kenapa kamu mengencani banyak pria?" Tanya Jeongyeon sambil menyabuni punggung Mina.

"Bukankah itu sudah jelas? aku kan ingin membuatmu cemburu. Ku kira selama ini usahaku sia sia karena kau selalu menunjukan wajah cuek menyebalkanmu itu. Tapi ternyata kau cemburu juga hahaha." Tawa Mina sambil bersandar pada Jeongyeon.

"Kau sangat kejam. Apa kau tak memikirkan pria pria itu?" Tanya Jeongyeon.

"Ya, aku takkan melakukannya lagi sayang." Ucap Mina.

"Omong omong, bathtub ini besar juga ya. Ini sangat romantis." Mina membawa kedua tangan Jeongyeon untuk memeluknya.

Jeongyeon pun meletakkan kepalanya di pundak Mina.

"Sepertinya mandi berdua bukan ide yang bagus." Ucap Jeongyeon.

"Yeah, kita mandi sangat lama." Ucap Mina.

.
.
.

Para staff dengan baju yang amat bagus memenuhi ballroom hotel. Mereka terlihat begitu cantik dan tampan dengan pakaian yang membalut tumbuh mereka. Rata rata semua staff berpasang pasangan, namun ada beberapa yang memilih untuk sendiri. Seperti pasangan yang baru saja memasuki ballroom dan menjadi pusat perhatian.

"Woah.."

"Pasangan yang tak pernah aku duga duga!"

"Sejak kapan mereka dekat?"

"Mereka bahkan tidak pernah mengobrol di kantor."

"Apakah ini karena Yoo manager-nim meracau saat mabuk?"

"Keduanya sangat serasi!"

Komentar para staff.

"Mengapa mereka menatap kita begitu?" Tanya Mina.

"Karena kita seperti beauty and the beast." Jawab Jeongyeon.

"Huh? tak bisakah kau berhenti merendahkan dirimu sendiri?" Tanya Mina.

"Maksudku yang beast itu kamu." Canda Jeongyeon.

"Haishh jinjja." Mina memukul pelan bahu Jeongyeon.

"Hehehe, aniyo, kau sangattt cantik." Puji Jeongyeon.

"Aku tau!" Omel Mina yang blushing.

"Ayo berdansa." Ajak Jeongyeon.

Mereka pun berjalan mengikuti pasangan lain ke tengah ballroom. Saat musik dimainkan Jeongyeon memegang pinggang Mina, sedangkan Mina memegang pundak Jeongyeon. Mereka menggerakan kaki mereka seiring dengan musik. Dengan saling menatap penuh cinta keduanya tersenyum bahagia. Menyadari akhirnya dapat memiliki sesuatu yang selama ini mereka kejar.


.
.
.

5 bulan kemudian.

*Drttt drrrttt drrrttt

"Ughh." Jeongyeon pun membuka kedua matanya.

"Babe, baby, ayo bangun." Jeongyeon mengelus lembut pipi Mina.

"Aku ke sebelah ya, nanti aku kesini lagi kalau sudah siap." Ucap Jeongyeon sembari memakai bajunya dan mengecup pipi Mina.

"Iyaaa." Jawab Mina dengan suara khas bangun tidur.

Jeongyeon pun kembali ke unitnya dan bersiap siap untuk pergi kerja. Seperti biasa, saat ia membuka pintu, Mina juga baru saja keluar dari unitnya.

"Sudah siap?" Tanya Jeongyeon.

"Sudah, ayo." Mina pun menggandeng tangan Jeongyeon.

Mereka berjalan bersama memuruni tangga sambil mengobrol. Saat di bus pun Mina begitu manja hingga ia memeluk Jeongyeon untuk menjadikannya pegangan.

"Pegang itu yang diatas, jangan peluk aku." Ucap Jeongyeon.

"Ughh sayang, aku masih mengantuk." Manja Mina.

"Iya nanti kita beli kopi ya." Ucap Jeongyeon sambil memegang pinggang Mina dengan tangan kirinya.

Setelah turun dari bus, mereka pun pergi ke kedai kopi langganan mereka. Namun selama 5 bulan terakhir yang menjadi pembeda adalah mereka berdiri bersebelahan. Setelah selesai membeli kopi, saat memasuki wilayah kantor tautan tangan keduanya otomatis terlepas.

"Selamat bekerja Mina-ssi." Ucap Jeongyeon.

"Ne, selamat bekerja juga Yoo manager-nim." balas Mina dengan formal.

Keduanya pergi ke meja dan ruangannya masing masing. Memulai pekerjaan mereka dan bersikap profesional di tempat kerja.








































Love and Loath
2021

-FIN-























Singkat ya? hehehe iya memang untuk cerita project collaboration with readers memang cuma 10 episode. Untuk project ini memang ada sekitar 5 orang yang kirim cerita ke saya, tapi hanya 2 yang saya pilih. Terima kasih mikurin22 atas partisipasinya. Untuk cerita selanjutnya ditunggu yaa kawan!

Love and LoatheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang