Sick

1.1K 163 37
                                    

In collaboration with mikurin22


"Ugh." Mina pun terbangun saat merasakan gerakan pada lift.

"Huh?? Jeongyeon?" Dilihatnya Jeongyeon sudah tidak berada disitu lagi.

*deg

Lift pun sampai di lantai 4 dan disana Mina melihat Jeongyeon dan beberapa security.

"Sesuai janjiku, aku akan mengeluarkanmu kan?" Jeongyeon mengulurkan tangannya dan membawa Mina keluar dari lift.

"Jeongyeon-ssi, kami mohon maaf atas kejadian ini." Ucap seorang security.

"Ah, gwenchanhayo, ini bukan salah siapapun, semua orang juga tak menginginkan ini terjadi. Untuk sekarang, aku akan membawa nona Myoui untuk pulang dan beristirahat. Tolong sampaikan kepada karyawan yang lainnya apa yang terjadi, hari ini sepertinya kami akan beristirahat di rumah." Ucap Jeongyeon.

"Ne, tentu saja Yoo manager-nim." Angguk sang security.

Jeongyeon pun membawa barang barangnya, lalu berjalan pergi diikuti Mina dibelakang. Mereka kembali saling terdiam hingga di lobby kantor.

"Taksi!" Jeongyeon mengangkat tangannya.

"Masuklah." Ucap Jeongyeon pada Mina.

Setelah Mina masuk, Jeongyeon menutup pintu taksi itu.

"Kau tidak ikut? rumah kitakan satu arah." Tanya Mina.

"Aku harus ke rumah sakit untuk mengobati tanganku, pulanglah duluan, lagipula aku yakin kau lebih suka lulang sendiri bukan?" Ucap Jeongyeon.

"N-ne." Angguk Mina pelan.

"Ahjushi, tolong hati hati." Ucap Jeongyeon sebelum taksi itu melaju.

Setelah taksi yang di naiki Mina menjauh, Jeongyeon pun berjongkok sambil menenggelamkan kepalannya. Perlahan air matanya luruh.

"Sial! sakit sekali!" Lirih Jeongyeon.

Sedari awal tangannya terluka, Jeongyeon benar benar sudah kesakitan. Ia menahannya sekual tenaga agar Mina tidak lebih khawatir lagi. Ia bahkan begitu kesulitan menggerakan tangannya.

*Tin.

Tiba tiba sebuah taksi berhenti di hadapan Jeongyeon.

"Taksi?" Tanya sang pengemudi.

"Ah, ne." Jeongyeon pun berdiri lalu segera memasuki mobil.

"Tolong antarkan ke rumah sakit." Ucap Jeongyeon.

Kantor Jeongyeon berjarak tidak begitu jauh dengan salah satu rumah sakit besar di gangnam, jadi perjalanannya pun tidak memakan waktu lama. Setelah membayar dan turun dari taksi, Jeongyeon berjalan ke UGD untuk mendapatkan perawatan.

"Terjadi sedikit keretakkan pada ruas atas jari tengah dan jari manis, itulah yang menyebabkan nyeri yang begitu hebat. Pecahan kaca juga berobek kulit anda, sehingga saat ini kami akan melakukan sedikit penjahitan di kulit punggung tangan." Jelas sang dokter.

"Ne." Angguk Jeongyeon.

Jeongyeon berada di rumah sakit cukup lama. Begitu keluar, langit pagi yang cerah pun sudah menyapanya. Berkat insiden tadi malam, Jeongyeon harus mengeluarkan uangnya cukup banyak. Ditambah lagi saat ini telapak tangannya diberikan gips, sehingga sudah pasti dalam beberapa hari kedepan ia akan mendapatkan berbagai kesulitan lagi.

.
.
.

"Kenapa harus tangan kanan?" Gerutunya.

Ia melangkahkan kakinya melewati tangga darurat apartmentnya. Kejadian semalam tentu saja merubah hidupnya dan pandangannya mengenai lift. Dalam sekejap Jeongyeon berubah menjadi pembenci lift.

Love and LoatheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang