Elevator

1.1K 160 38
                                        

in collaboration with mikurin22


"Sana-ssi, ini sudah hampir jam 9. Pulanglah duluan, tugasmu juga sudah selesai." Ucap Jeongyeon.

"Bagaimana denganmu?" Tanya Sana.

"Masih ada beberapa staff yang lembur, aku juga masih harus menyelesaikan pekerjaanku ini." Ucap Jeongyeon.

"Ughh manager-nim, sebenarnya aku mau menemanimu tapi aku-" Ucapan manja Sana terputus.

"Ya ya, tidak apa apa pulanglah." Ucap Jeongyeon.

"Hmm baiklah." Sana berjalan mendekati Jeongyeon.

"Hei hei hei, mau apa?" Jeongyeon menghentikan Sana.

"Cium." Manja Sana.

"Ani ani, dari situ saja." Tolak Jeongyeon.

"Huhh tidak mau!" Sana menggeleng.

"Kiss bye saja." Ucap Jeongyeon.

"Huft baiklah." Pasrah Sana.

"Sampai jumpa besok manager-nim kesayanganku muach!" Sana memberikan flying kiss.

"Ne, hati hati di jalan Sana-ssi." Ucap Jeongyeon.

Setelah Sana pergi, Jeongyeon melanjutkan pekerjaannya. Memeriksa banyak laporan dari staffnya dan sibuk menandatanganinya.

*Tok tok tok

"Masuk." Ucap Jeongyeon sambil masih fokus pada pekerjaannya.

"Manager-nim." Mina memasuki ruangan Jeongyeon.

"Ah, ne." Jeongyeon menerima berkas yang diberikan Mina.

"Ini adalah laporan kerjanya dan yang dibelakang laporan pengeluarannya. Ini sudah dibuat berdasarkan keinginan klien." Jelas Mina.

"Ne, terima kasih Mina-ssi." Jeongyeon pun membaca laporan Mina.

"Setelah ini pekerjaanmu sudah selesaikan?" Tanya Jeongyeon.

"Ne." Angguk Mina.

"Ini sudah hampir jam 11, apakah kau memiliki kendaraan untuk pulang?" Tanya Jeongyeon sambil masih fokus membaca.

"Saya akan naik taxi, manager-nim." Jawab Mina singkat.

Mina benar benar ingin segera menyelesaikan urusannya dengan Jeongyeon dan segera pulang. Ia tidak merasa terlalu nyaman jika berada di dekat Jeongyeon. Ntah mengapa semenjak kejadian tadi pagi, kepala Mina selalu terisi dengan bayangan bayangan tubuh indah Jeongyeon.

"Mau pulang bersama? rumah kita searahkan? bukankah akan lebih menghemat jika biayanya dibagi dua?" Tawar Jeongyeon.

"Animida, saya lebih suka sendiri." Tolak Mina.

Jeongyeon mengangguk paham.

"Baiklah."

Setelah selesai, Mina pun keluar dari ruangan Jeongyeon.

"Hais, seharusnya aku tau dia tak akan mau. Huft itu ide yang bodoh." Gerutu Jeongyeon.

"Dia menyerah begitu saja? bukankah seharusnya dia mengajakku lagi ketika ku tolak?" Gerutu Mina

Setelah sama sama kecewa dengan pemikiran masing masing, keduanya pun berkemas dna bersiap untuk pulang.

"Wah, semua orang benar benar sudah pulang." Gumam Jeongyeon begitu keluar dari ruangannya.

Jeongyeon berjalan ke arah lift dan ternyata disitu sudah ada Mina yang juga sedang menunggu. Mereka berdiri bersebelahan dengan jarak sekitar 2 meter. Keduanya terdiam dan sama sekali tak ada pembicaraan. Saat lift terbuka, keduanya masuk dan hanya terdiam.

Love and LoatheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang