[07] Cinta yang hidup

1K 204 0
                                    

"Oiya." Mahesa akan kembali memulai pembicaraan. Topik yang berbeda dengan topik sebelumnya. "Yang." Dia merangkul Kinara. "Kata Galang, ada job masuk tuh. Mau di terima gak?"

"Eumm..." Kinara langsung memikirkannya.

Galang, Zaidan, Kendra, Alin, Jesslyn dan Aqiella dugun-dugun. Kira-kira apa ya jawabannya Kinara? Kalaupun ditolak, please lah Kinara jangan marah. Ngeri banget mereka rasanya.

"Mau aja lah, ya? Ngapain harus pikir panjang? Kan ini namanya juga ada orang yang lagi butuh pertolongan kita. Kalo bukan kita, siapa lagi coba? Orang-orang kayak kita kan jarang ada. Ya, 'kan?"

"Hhm. Bener sih."

Wihh. Kinara membenarkan ucapan Mahesa. Apa itu tandanya...

"Oke. Gue mau. Terima job itu."

YEEAAAAAYYY!!! Jawaban Kinara sesuai dengan harapan mereka yang mendengar.

"Oke. Kalo gitu gue konfirmasi dulu ke orangnya." Kata Galang sebelum dia sibuk beraktivitas dengan ponselnya. Kinara mengangguk setuju.

"Tapi kondisi tubuh lu oke, 'kan?" Pertanyaan dari Kendra untuk Mahesa.

Mahesa mengacungkan ibu jarinya. "Oke. Tenang aja. Sehat wal'afiat gue mah." Jawabannya.

"Mahesa lagi beruntung kayaknya akhir-akhir ini." Ucap Aqiella, ucapannya sedikit membingungkan.

"Beruntung? Gue? Bukannya Jesslyn, ya? Soalnya dia masih bakalan makan gajih buta disini."

"APA?!" Amarah Jesslyn kembali terpancing mendengar cibiran Mahesa untuknya. Lagi-lagi cibiran seperti itu. Dia ingin langsung menyerang pemuda itu, tapi dia tidak bisa lepas dari pelukannya Zaidan.

"Sensi amat si lo?! Elahh! Gue cuma becanda." Mahesa membela diri, lalu kembali menatap Aqiella. "Beruntung dalam hal apa gue, Aqiella?" Tanyanya.

"Itu... Biasanya kan lu sering jatuh sakit karena gak jarang kerasukan, dan akhir-akhir ini lu terus sehat meski lu udah kerasukan lebih dari 5 kali sejak terakhir kali lu sakit waktu itu."

Hhm. Benar. Aqiella benar.

Tapi itu sebenarnya menguntungkan apa mengherankan, ya?

"Ya bagus atuh kalo Mahesa di kasih sehat terus. Lagian, kenapa harus mikirin itu sih?" Pertanyaan balik dari Kinara, membuat Aqiella kicep.

Iya juga ya. Kenapa Aqiella harus memikirkan tentang hal semacam itu? Lebih baik bersyukur saja lah.

Mahesa diam-diam tersenyum senang menatap Kinara. Ucapan Kinara barusan yang menyela ucapan Aqiella, sangatlah Mahesa sukai. Xixixi. Ayang:*

"Uh?" Galang yang semula masih beraktivitas dengan ponselnya tiba-tiba bereaksi terkejut menatap ponselnya.

"Ada apa, Lang?" Zaidan bertanya.

"Klien kita nelpon." Jawab Galang, sebelum dia menerima panggilan telepon itu dan menekan tombol speaker agar rekannya yang lain juga bisa mendengar langsung apa kata Klien mereka.

"Hiks! Tolong. Tolongin saya. Saya mohon cepat datang kesini. Saya butuh bantuan dari kalian sekarang juga. Dua anakku tidak terkendali. Mereka saling menyakiti."

Mereka semua terkejut. Benarkah?! Hal semacam itu terjadi?!

"Tolong. Cepatlah datang. Saya tidak mau kehilangan keduanya. Tidak mau! Hiks!"

Semua pasang mata menatap si Ketua, Kinara, menunggu keputusan dari Kinara.

"Kita berangkat sekarang. Bawa barang-barang yang dibutuhin. Galang, langsung tanya alamat rumahnya... Kita ambil tindakan langsung. Gak perlu ada persiapan di tempat Ritual. Tapi tetep bawa semua barang yang biasa kita bawa."

I GHOST YOU  ||  HEERINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang