Karena benda yang dibutuhkannya tertinggal dirumah orang tuanya, terpaksa Mahesa pergi sekolah mampir dulu sebentar kerumah orang tuanya, dan meminta teman-temannya untuk pergi ke sekolah mendahuluinya.
Rumahnya sederhana, ya. Bersih halamannya, dan syegerr nuansanya.
Gagang pintu Mahesa pegang dan hendak langsung membuka pintu.
Tapi tunggu dulu. Kenapa Mahesa terlihat ragu untuk langsung membuka pintu? Seolah di dalam rumah itu ada hal yang tidak ingin dia lihat saja.
Memang.
Setelah menghela nafas panjang sekejap dengan mata terpejam, Mahesa pun benar-benar membuka pintu yang untungnya tidak di kunci.
Harapan Mahesa, semoga orang rumah sedang pergi keluar.
Kenapa Mahesa mengharapkan hal semacam itu? Hhm. Entahlah.
Mahesa berjalan masuk ke dalam rumah itu hingga dia sampai ke kamar tidur lamanya.
Apa yang Mahesa ambil? Benda apa yang dia butuhkan? Hanya buku pelajaran yang dia butuhkan untuk di sekolah hari ini.
Mahesa belum sempat membawa semua buku pelajarannya ke Villa tempat dia tinggal sekarang. Jadi yaaa, gitu deh.
Beberapa buku yang Mahesa butuhkan kini sudah ada ditangan Mahesa, buku-buku yang Mahesa ambil dari lemari khusus buku. Setelah itu, dia pergi keluar dari kamarnya.
"Heh!"
Sial! Sangat disayangkan Mahesa berhasil kepergok oleh satu orang penghuni rumah ini. Dia muncul tepat dihadapan Mahesa menghadang jalan Mahesa yang sudah hampir sampai didekat pintu keluar.
Siapa dia? Ayahnya Mahesa sendiri. Ayah Adi.
"Berani juga lu dateng ke rumah ini lagi. Masih belum puas bikin gue darting, hah?!"
Apa? Apa maksud dari perkataan Ayah Adi barusan? Dan tatapan matanya, kenapa beliau menatap Mahesa seolah dia sangat membenci kehadiran Mahesa?
"Mahesa cuma mau ambil buku pelajaran Mahesa yang ketinggalan."
"Tch!" Ayah Adi berdecih lucu, lalu merebut paksa buku-buku yang semula tengah Mahesa peluk sebelum dia banting ke lantai, membuat hati Mahesa terasa mencelos.
"Apa gunanya buat lu terus belajar dan sekolah, hah?! Toh juga ujung-ujungnya lu gak bakalan pernah bisa jadi orang sukses. Modal nilai di bawah rata-rata bisa apa?"
Kedua tangan Mahesa terkepal kuat mencoba menahan amarah didalam dirinya.
Kalian tahu? Ayah Adi yang membuat Mahesa tidak betah tinggal lama-lama di rumah ini. Ayah Adi yang membuat Mahesa selalu ragu untuk masuk ke rumah ini. Dan, Ayah Adi juga yang membuat Mahesa terus merasa tertindas selama hidup.
Beliau awalnya baik pada Mahesa, sangat baik, selalu memperlakukan Mahesa sewajarnya sebagai anak kandungnya.
Tapi hanya karena Mahesa yang tidak pernah bisa memuaskannya dalam soal nilai mata pelajaran di sekolah, beliau jadi berubah seperti ini dalam seketika, berbalik menjadi sering marah-marah seolah sangat membenci kehadiran Mahesa.
Bahkan Ayah Adi semakin membenci Mahesa setelah beliau mengetahui bahwa Mahesa selama ini bekerja menjadi seorang 'Penangkap Hantu', pekerjaan yang menurut Ayah Adi tidak masuk akal.
"Mending fokusin aja diri lu jadi Penangkap Hantu, dan jadilah orang bodoh selamanya. Lu udah rusak, Mahesa! Rusak!"
Sangat menyakitkan. Perkataan Ayah Adi benar-benar menyakitkan untuk Mahesa yang mana disini posisi Mahesa adalah putra tunggalnya, anak kandung satu-satunya Ayah Adi dan Ibu Zahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
I GHOST YOU || HEERINA
Ficção AdolescenteCAST: Ddeungromi, Angrybao, Wintke, Jangkku. ──────⊹⊱✫⊰⊹────── "Tangkep setannya, Mahesa! Bukan malah tangkep gue!" -Kinara Ayu Kinasih♥︎ "Ya, maaf. Gak bisa bedain mana setan mana jodoh gue." -Mahesa Aditama★ "Badjingan! Gue di samain sama setan."...