Setelah berkeliaran di jalan-jalan di Seoul, Wonwoo berakhir di apartemen Junhui dan merasa heran kenapa tubuhnya menuntunnya ke sini. Wonwoo berbalik untuk pergi, namun mendapati Junhui berjalan mendekat sambil membawa beberapa bir. Akhirnya mereka berdua masuk dan duduk di ruang tengah menonton pertandingan Arsenal sambil meminum bir.
"Aku tertidur, lalu aku terbangun karena mimpi dan jalan sebentar. Tiba-tiba aku sudah sampai di sini." ucap Wonwoo menjelaskan mengapa dia memakai celana tidurnya.
"Ya. Sepertinya mimpi buruk ya?" tanya Junhui
"Ya. Mimpi berjalan di terowongan yang tak berujung sendirian" cerita Wonwoo.
"Bagaimana kabarmu?" tanya Wonwoo berbasa basi.
"Kabarku baik." Jawab Junhui.
"Begini...ada yang ingin aku katakan... Jika kau punya waktu... Maukah kau menikah denganku?" kata Junhui. Wonwoo menatap Junhui dengan ekspresi kosong lalu tanpa berpikir panjang, Wonwoo menjawab "ya," karena pikirnya Wonwoo menginginkan malam ini bisa tidur nyenyak dengan nyaman di rumah Junhui.
Setelah beberapa detik berlalu Wonwoo berseru kaget, seakan baru tersadar dari sesuatu dan tak percaya dengan apa yang dikatakan Junhui.
"Pernikahan... Kenapa aku... Menikah? Kenapa kita harus menikah? Kenapa kau dan aku harus seperti itu?" tanya Wonwoo dengan terbata-bata dan bingung.
"Sudahlah. Pura-pura saja aku tadi tak berkata begitu. Aku tadi tak bersungguh-sungguh. Lupakan saja. Aku tidur duluan." Ucap Junhui lalu berdiri dari tempatnya duduk.
"Seprainya masih ada di kamar lamamu. Aku juga mengganti sarung bantal"
"Aku pikir tak perlu..."
"Jika tak pakai sarung bantal, nanti kotor"
"Bukan begitu. Maksudku aku sekarang mau pamit pulang. Kan aku tadi sudah bilang aku hanya keluar jalan-jalan. Sekarang aku harus pulang. Jadi terima kasih birnya." Kata Wonwoo bergegas pergi. Junhui bingung karena melihat jam sudah menunjukkan pukul 3 dini hari.
Wonwoo keluar dari apartemen dan mencari taksi melalui ponselnya. Namun pada akhirnya Wonwoo hanya bisa mengeluh pada dirinya sendiri karena tak mempunyai tempat tujuan satu pun.
Beberapa saat kemudian Wonwoo mendapat pesan dari Junhui yang mengatakan Wonwoo tak akan mendapat taksi pada jam 3 dini hari. Junhui juga mengatakan password rumahnya masih sama seperti yang dulu.
Wonwoo akhirnya kembali ke rumah Junhui dan masuk kamar setelah membaca pesan dari Junhui. Di dalam kamar, Wonwoo kembali mengingat ucapan Junhui mengenai usulan pernikahan.
"Padahal dia benar-benar mengajakku menikah dengannya" gumam Wonwoo lalu dia mendengar Junhui mengunci pintu kamarnya, Wonwoo kembali melongo tak percaya dengan wajah kesal.
"Kenapa dia selalu mengunci kamarnya. Apa dia lagi main-main atau apa? Kau bilang menikah? Kita saja baru bertemu, belum saling mengenal satu sama lain. Dan bisa-bisanya dia mengunci pintu setelah mengajakku menikah." Ucap Wonwoo kembali kesal, lalu memasang alarm untuk berangkat naik kereta pertama di pagi harinya.
.
.
.
Pagi harinya Junhui keluar dari kamar langsung menelepon bagian keamanan, untuk melaporkan tetangga yang merenovasi rumah tanpa memberitahu, karena suaranya sangat mengganggu. Namun akhirnya Junhui tersadar jika itu bukan berasal dari suara konstruksi, lalu dia melihat dari pintu kamar sebelah, Wonwoo sedang tertidur pulas sambil mendengkur keras.
"Aku hanya menumpang tidur di sini sampai kereta bawah tanah pertama beroperasi. Aku pasti sudah tak di sini ketika kau bangun nanti, jadi selamat tinggal" Junhui kembali membaca pesan dari Wonwoo dan berusaha untuk menganggap tak mendengarkan dengkuran Wonwoo.
![](https://img.wattpad.com/cover/246309487-288-k213448.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Because This Is My First Life • WONHUI
Fanfiction• Remake Story dari Drama Korea yang berjudul sama, Because This Is My First Life • Cerita ini berkisah tentang Wen Junhui yang menghabiskan uangnya untuk rumah yang berakhir memiliki banyak hutang dan Jeon Wonwoo yang tidak memiliki tempat tinggal...