Pilihan Hati

192 30 7
                                    

Tag
#krist #singto #peraya #songfiction #perayasongfiction #perayafanfiction #perayarangers #b×b

Singto berjalan mengendap-endap, ia bermaksud untuk mengejutkan sang Mama yang tengah memasak di dapur, namun belum sempat ia mengagetkan, rupanya sang Mama sudah mengetahui kedatangan Singto.

“Kalau kangen sama Mama, bilang saja. Tak perlu begitu.” Perkataan sang Ibu membuat Singto mengerucut kesal.

“Yah.., Mama kok tahu, sih?” kesalnya

“jelas tahu lah. Parfum kamu itu baunya menguar kemana-mana.” Jeda sejenak “Pakai berapa botol, sih?”

“Dikit, Ma. Ya maklum namanya juga parfum mahal.” Candanya.

“Iya-iya. Ah, tumben sudah pulang?”

“Lagi enggak ada kerjaan Ma di kantor, jadi Sing pulang duluan. Hehehe”

“Lapar nggak kamu?”

“Banget, Ma. Tapi Sing mau mandi dulu.” Setelah mengatakan itu Singto mengecup pipi sang Mama, lalu berjalan menuju kamarnya. Dan sang Mama pun hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anaknya itu.

“Duduk dulu, nak.” pinta sang Mama sesaat setelah Singto tiba di ruang makan.

“Loh.., Ayah belum pulang?”

“Sudah, kok. Mungkin masih ganti baju di kamar.” Singto hanya mengangguk.

“Bagaimana, apa kamu lelah hari ini?”

“Lumayan,”

“Ada cerita lain?” tanya sang Ayah tiba-tiba.

“enggak ada, Yah. Hehe”

“Kamu ambil sendiri, ya?”

“Iya, Ma.”

“selamat makan.” Ucap ketiganya bersamaan.

Di tempat lain.

Seorang pemuda berusia 28 tahun tengah sibuk dengan novel kesukaannya. Membalik lembar demi lembar, meskipun ia sudah membacanya lebih dari 10 kali tapi sedikit pun ia tak merasa bosan.

Tok tok tok

Terdengar pintu di ketuk dari luar,

“Siapa malam-malam seperti ini berkunjung.”  Gerutunya, lalu Krist meletakkan novelnya dan bangkit dari posisinya untuk membuka pintu.

Tok tok tok

Sekali lagi, pintu diketuk dan cukup keras kali ini.

“Sebentar!!” Teriak Krist dari dalam kamar apartemennya.

“Auw..., Phi Sing?” Krist sangat terkejut melihat pria nya itu datang dalam keadaan yang lusuh.

“Boleh aku masuk, Krist?” tanyanya dengan tatapan memohon.

“Masuk Phi. Maaf, aku lupa. Aku terlalu terkejut melihat kedatangan kamu di jam segini.” Ucap Krist sambil menarik lengan Singto.

“Ada apa? Kenapa mukanya lusuh gitu, sih?” Goda Krist

“Boleh aku duduk dulu?”

“iya. Duduk saja.” Tanpa banyak berkata Singto langsung duduk di sofa ruang tamu, memejamkan matanya sesaat.

“Krist,...”

“Iya. Ada apa?”

“Besok ke rumah Phi, ya?”

SONGFIC - Tak Seindah Cinta Yang Semestinya (Ady/Naff) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang