The End of Shen Jiu

3.3K 299 48
                                    

Shen Jiu mengernyit. Rasa sakit itu datang berulang kali, kemudian menghilang begitu saja. Perutnya yang membuncit juga kadang terasa seperti ditendang dari dalam. Iblis kecil yang menghuni kandungannya selama sembilan bulan belakangan ini jauh lebih aktif.

Pandangan Shen Jiu bergerak ke seluruh penjuru kamar--penjara air Istana Hua Hua--sebelum berhenti di sebuah keranjang kecil berisi beberapa lembar kain putih dan selimut. Ada pula teko berisi air dingin yang terletak tak jauh dari keranjang itu. Shen Jiu mendengus melihatnya. Percuma ada teko bila tak ada gelas. Orang-orang ini memang tidak pernah puas mempermalukannya.

Dengan pelan ia bergerak ke arah barang-barang tersebut. Rantai yang mengikat kakinya bergemerincing, terasa perih kala mengenai kulitnya yang terluka. Shen Jiu menyeret tubuhnya yang kurus itu dan mengambil teko, dengan rakus menuangkan isinya yang sedikit ke mulutnya.

Setelah meminumnya rasa kram di perut Shen Jiu berangsur menghilang. Ia menghela napas lega. Akhir-akhir ini Shen Jiu memang sering merasakan kontraksi palsu, terlebih setelah memasuki bulan keenam kehamilannya ini.

Ketika pertama kali merasakan kontraksi, Shen Jiu panik dan berteriak memanggil penjaga. Akan tetapi sama sekali tak berguna, orang-orang itu adalah suruhan si iblis buas. Mereka dengan jelas mendengarnya dan mengabaikannya. Sebagai gantinya yang muncul adalah Tuan Putri Istana Huan Hua. Perempuan jahanam itu menghinanya kemudian mencambuknya berulang kali hingga ia nyaris pingsan. Sebenarnya Shen Jiu amat mengharapkan cambuk itu mengenai perut besarnya, namun siapa sangka Tuan Putri amat berhati-hati. Ujung cambuknya bahkan tidak mengenai tubuh bagian depannya namun seluruh punggungnya terbelah dalam.

Tetapi setelah itu tidak ada lagi yang datang kecuali penjaga yang mengawal pelayan untuk mengantarkan makanan tiap tiga hari sekali. Si iblis pun juga sudah tidak menampakkan wajahnya selama berbulan-bulan ini. Jika bukan karena dokter yang sesekali dikirim atas perintahnya, Shen Jiu mungkin akan mengira bahwa Luo BingHe telah turun ke Neraka Kedelapan Belas.

"Ah..."

Rintihan lembut meluncur dari sela-sela bibirnya. Shen Jiu reflek menyentuh perutnya, merasakan kram bersahabat yang kembali muncul. Rasa sakit ini lebih dari biasanya. Shen Jiu memejamkan mata dan berusaha mengatur napasnya sesuai buku-buku yang pernah dibaca olehnya.

Dahulu kala ia sering mengunjungi rumah bordil dan tak jarang ada pelacur yang hamil. Beberapa dari pelacur itu memilih melahirkan dan membesarkan anak mereka. Shen Jiu pernah membaca buku tentang kehamilan milik salah satu dari mereka, dan juga beberapa dari perpustakaan Puncak Qing Jing--betapa waktu sudah berlalu--tentang cara melahirkan dan apa yang harus dilakukan.

Tidak, Shen Jiu bukannya ingin menyelamatkan iblis di perutnya. Dia hanya tidak mau mati. Tidak sampai dia membalaskan dendamnya, atau melihat Luo BingHe terbunuh.

Perlahan ia menarik napas panjang, menahannya selama beberapa saat dan menghembuskannya. Berulang kali Shen Jiu mengulanginya hingga ia mulai terbiasa dan sakitnya kembali berkurang.

Apakah ini kontraksi asli? Shen Jiu tidak tahu. Dokter yang biasa memeriksanya juga tidak pernah memberitahu apapun, hanya menyuruh pelayan menahannya dan mencekokinya dengan ramuan hitam yang pahit dan kental. Shen Jiu kembali mendengus untuk kesekian kalinya. Sudah jelas kelahirannya sangat dekat tetapi tak ada yang datang untuk membantunya, mereka hanya memberikannya kain. Pastinya berharap Shen Jiu untuk mengeluarkan anak iblis ini sendiri.

Ruang penjara itu terasa begitu sempit, seakan menghimpitnya hingga Shen Jiu kesulitan bernapas. Ia mengigit bibir, betapa Shen Jiu berharap untuk pergi dari sini.

Selagi kontraksinya tidak muncul Shen Jiu mencoba mengatur selimut tebal di lantai dan berbaring di atasnya. Ia juga menumpuk beberapa bantal kecil yang pernah dibawakan oleh Ning YingYing agar membuatnya sedikit nyaman. Shen Jiu sudah dikurung selama dua tahun, dan suatu keajaiban ia masih hidup sampai sekarang.

Bamboo LeavesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang