Part VIII
***
"Mereka sudah menangkap penghianat yang terakhir, Junshang."
Luo BingHe menoleh pada MoBei-Jun yang berdiri tak jauh di belakangnya, iblis es itu memiliki ekspresi dingin dengan sorot kelelahan yang tak bisa disembunyikan. Luo BingHe mengangguk, memberi izin pada MoBei-Jun untuk menghukum penghianat itu sesuka hatinya. Dia sendiri memilih untuk kembali ke Istana Hua Hua melalui portalnya.
Sudah seminggu lebih mereka mengejar sisa pasukan yang membelot ke para bangsawan iblis untuk menggulingkan Luo BingHe. Sang Kaisar bersama dengan tangan kanannya menghabiskan banyak upaya untuk mengeluarkan musuh dari persembunyian. Hampir setengah dari kabinetnya berada di sana dan mereka semua bukanlah iblis rendahan yang mudah dibodohi. Untungnya Luo BingHe berhasil menangkap ketuanya, segalanya menjadi sedikit lebih mudah setelah itu. Apalah artinya sebuah kelompok tanpa pemimpin? Bagaikan ular yang kehilangan kepala.
Paviliun Luo BingHe sepi tanpa kehadiran siapapun. Ia memasuki kamarnya dan melepaskan pakaiannya, berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri. Para pelayan telah diberi tahu bahwa Luo BingHe akan kembali dan diminta untuk menyiapkan air mandi setiap hari. Bak mandi itu masih mengepulkan uap berkat jimat pemanas yang ditempelkan, membantunya menyingkat waktu dan tenaga untuk memanaskan air lagi. Luo BingHe berendam selama beberapa saat selagi pikirannya bekerja.
Kira-kira apa yang sedang dilakukan Shen QingQiu sekarang? Apakah bajingan itu sudah tidur atau mengerjakan kerajinannya? Sebenarnya Luo BingHe merasa geli melihat Shen QingQiu menghabiskan waktunya dengan merajut dan menjahit layaknya wanita, tetapi setelah dipikir-pikir, Shen QingQiu memang berperilaku seperti wanita. Mudah marah, mudah tersinggung, kejam, munafik. Belum lagi wajahnya, Luo BingHe harus mengakui bahwa Shen QingQiu adalah pria paling cantik yang pernah dilihatnya. Bahkan melebihi permaisurinya, Liu MingYan. Tidak heran Luo BingHe sering mendapati istri-istrinya mengambek ketika mengetahui dia mengunjungi Shen QingQiu di Penjara Air. Luo BingHe tidak sebuta itu untuk tahu bahwa mereka semua cemburu dengan kehadiran Shen QingQiu. Dan Luo BingHe tidak berniat untuk meluruskan kesalahpahaman itu.
Memikirkan Shen QingQiu membuatnya terangsang, Luo BingHe berpikir untuk memanggil beberapa orang selirnya namun mengurungkan niat. Akan lebih baik jika dia langsung mendatangi si bedebah Shen QingQiu. Luo BingHe keluar dari bak mandi dan mengeringkan tubuhnya lalu memakai pakaian baru, membuka portal ke luar Istana Huan Hua. Gubuk kayu itu berada di tengah hutan yang sudah diberi jimat di sekitarnya, membuat siapapun tidak bisa masuk sembarangan. Dengan santai Luo BingHe menggunakan sihir merubah wajah, berganti menjadi A-Ying yang sederhana dan penurut, bocah laki-laki yang sangat menghormati Shen QingQiu. Cukup disayangkan si idiot itu masih tidak sadar bahwa A-Ying adalah murid yang dibencinya setengah mati. Luo BingHe ingin melihat ketakutan dan kengerian di wajah itu, tidak, reaksi apapun dari Shen QingQiu akan sangat menyenangkan baginya. Untungnya hal itu akan terjadi tak lama lagi.
Gubuk kayu sudah terlihat di depan matanya, berdiri kokoh dengan bunga-bunga di sekelilingnya. Untuk menghabiskan waktu, Shen QingQiu menanam bunga-bunga di sekeliling pondok selagi melatih kaki-kakinya. Luo BingHe membuatkannya kursi pendek agar tidak terlalu lelah, Shen QingQiu seringkali duduk sambil menyirami tanamannya. Atau menyisir rambutnya yang panjang dan halus itu. Terkadang dia juga akan melukis. Luo BingHe sering memperhatikannya, fokus pada kertas di hadapannya seakan tidak ada orang lain di sana. Dan ia harus menahan diri untuk tidak berjalan ke arah Shen QingQiu, mengguncangnya dan meneriakinya atas perlakuan yang berbeda. Kenapa Shen QingQiu tak pernah memberikan perhatiannya, kasih sayangnya, atau waktunya, sedikit saja kepada Luo BingHe ketika dia sangat membutuhkannya.
Mendekati gubuk, Luo BingHe menahan pikiran-pikirannya yang meliar. Ia menarik napas panjang, menghembuskannya dan memasang wajah tenangnya. Beberapa langkah memasuki pekarangan, Luo BingHe merasakan ada sesuatu yang salah. Tidak ada bunyi apapun di sana. Ia menoleh ke samping, tidak ada yang berbeda namun perasaan aneh itu tak kunjung menghilang. Kembali dipandanginya gubuk itu. Aneh. Pintu dan jendelanya tertutup, tidak ada cahaya yang berpendar sama sekali dari dalam. Jantungnya berhenti berdetak sesaat. Dengan ketakutan yang tidak dapat dijelaskan, Luo BingHe maju dan mendorong pintu gubuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bamboo Leaves
FanfictionKumpulan fanfic Scum Villain Self Saving System. Warning: Non Con/Rape, Gore, Major Character Death, Underage. Pair: BingJiu, BingQiu, and others. Genre: Drama, fantasi, modern AU, Xianxia, cultivation, and others.