Running

188 24 7
                                    

Part IV

***

Satu bulan berlalu semenjak Shen Jiu dibawa ke gubuk kayu ini. Dalam kurun waktu ini, dia sudah bisa menggerakkan kepalanya dan jemarinya walaupun masih cukup terbatas. Tubuhnya perlahan-lahan mulai pulih, meski Shen Jiu yakin dia masih tidak akan bisa duduk sendiri atau berjalan dalam waktu dekat. Tapi tak apa, Shen Jiu cukup sabar.

Hal lain yang mungkin dikhawatirkan Shen Jiu adalah suaranya. Sepertinya kecelakaan itu berdampak besar pada lehernya karena Shen Jiu masih tidak dapat mengeluarkan suara apapun kecuali geraman--dia manusia, bukan anjing, Demi Dewa!--dan itu membuatnya cukup gelisah. Shen Jiu pernah membaca bahwa patah tulang atau cedera di sekitar leher dapat membuat seseorang kehilangan suara, tetapi dia tidak tahu ini permanen atau tidak. Shen Jiu tidak dapat membayangkan hidup sebagai orang bisu. Dia tidak mau.

Pemuda berisik yang menyelamatkannya ini pernah membawa tabib kemari, tetapi tabib tua itu benar-benar tidak berguna. Dia mengatakan tubuh Shen Jiu terluka dan dia harus beristirahat tetapi tidak menjelaskan secara spefisik luka apa saja selain patah tulang. Dia bahkan tidak berusaha mengobati lehernya dengan akupuntur atau apapun itu dan hanya memberinya resep obat. Shen Jiu benar-benar frustasi. Kalau bukan karena keadaannya sekarang, dia pasti akan membunuh tabib tua itu dengan kedua tangannya.

Tiap hari Shen Jiu terpaksa meminum obat kental yang sangat pahit dan panas. Pemuda itu, yang mengaku bernama A-Ying, sangat rajin merebuskan obat untuknya. Shen Jiu muak. Tak terhitung berapa kali Shen Jiu membuang muka, menolak untuk minum obat dan A-Ying menahan dagunya, membuka mulutnya lalu menuangkan satu mangkuk itu. Kalau diingat-ingat Shen Jiu amat murka sampai bisa membalikkan sebuah meja. Sangat menyebalkan.

Kegiatan hari-hari Shen Jiu adalah bangun tidur, duduk, makan, minum obat, baring, tidur, dan begitu saja. A-Ying secara telaten membantunya mandi dan membersihkan kotoran-kotoran yang keluar dari tubuh Shen Jiu. Awalnya Shen Jiu merasa amat malu, namun lama-kelamaan kulit wajahnya menebal dan Shen Jiu hanya memejamkan matanya tiap kali A-Ying melakukan hal tersebut. Rasanya seperti kembali menjadi bayi yang tidak berguna padahal Shen Jiu adalah orang dewasa, bahkan immortal!

Karena tidak ada hal lain untuk dilakukan, Shen Jiu lebih aktif memperhatikan A-Ying. Terlebih ketika kepalanya sudah bisa digerakkan. Dia sering menoleh dan melihat A-Ying melakukan kegiatan-kegiatan di dalam gubuk seperti memasak air, merebus obat, mengukir kayu menjadi pahatan yang lumayan enak dilihat, menambah kayu bakar dan menjaga api tetap menyala. Sayangnya A-Ying tak pernah memasak di dalam, dia selalu melakukannya di luar entah apa alasannya. Tapi harum masakannya cukup untuk menghibur Shen Jiu. A-Ying sangat pintar memasak dan Shen Jiu puas dengan makanannya. Kemampuannya bahkan diatas tukang masak paling ahli di ibukota.

"Aku kembali," pintu gubuk dibuka dan A-Ying masuk. Dia mengenakan syal yang kelihatan sudah tua dan membawa keranjang berisi kayu bakar. A-Ying menambahkan kayu ke dalam perapian dan mengaduknya lalu berjalan ke ranjang.

Shen Jiu memandangnya tenang, A-Ying tersenyum dan melepaskan syalnya lalu menyentuh dahi Shen Jiu.

"Tidak demam. Syukurlah. Aku akan memasak makanan sebentar."

Akhirnya kata-kata itu terucap juga. A-Ying keluar dan tak lama kemudian Shen Jiu bisa mendengar suara tumisan lalu aroma harum daging. Sepertinya A-Ying mendapatkan daging buruan tadi. Shen Jiu dapat merasakan sudut bibirnya bergerak ke atas namun dia segera mengondisikan wajahnya kembali. Tidak, Shen Jiu tidak boleh menunjukkan ekspresi apapun.

A-Ying masuk membawa baki, di atasnya ada semangkuk nasi dan piring-piring berisi tumisan daging serta sayur. Pemuda itu meletakkannya di atas meja dan membantu Shen Jiu duduk sebelum membawa baki itu ke sebelahnya dan mulai menyuapi Shen Jiu. Tuan Puncak Qing Jing dengan senang hati memakan makan malamnya. Shen Jiu sudah terbiasa dilayani seperti tuan besar dan hanya membuka mulutnya untuk makan, minum, atau kumur-kumur.

Bamboo LeavesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang