ECAN SAKIT

7K 171 21
                                    

"Morning babe" sapa Renjun mengecup dahi Shuhua. Menarik kursi kosong disebelah Shuhua sambil sesekali menyesap teh hangatnya.

"Mau makan sandwich nya dulu? Siyeon lagi masak soalnya" tawar Shuhua.

"Boleh, kenapa Siyeon yang masak kan ada pelayan?" tanya Renjun yang dijawab kedikan bahu tanda tidak tahu oleh Shuhua.

Di dapur Jeno menemani Siyeon masak, lebih tepatnya hanya melihat tanpa membantu. Jeno Jaemin sudah melarang biar saja pelayan yang memasak kalo mau Siyeon bisa memerintah mereka masakan apa yang ingin cewek itu makan. Tapi Siyeon kukuh tidak mau, dan menangis saat dilarang keduanya.

Jaemin menatap Jeno aneh.

"Bunting kali?" tanya Jaemin.

"Iya kali?" jawab Jeno sambil senyum berseri. Siyeon melempar apel ke wajah Jeno Jaemin.

"SINTING" ucap Siyeon.

"Masak apa nih bund?" tanya Lia yang baru saja datang.

"Asparagus Stuffed Chicken Breast, sama pudding coklat mau gak? udah jam segini tanggung kalo dibuat sarapan jadi bikin buat brunch aja ya?" yang dibalas anggukan setuju teman-temannya.

"Butuh bantuan gak bund?" tawar Lia.

"A-aah gak usah mau sendiri aja".

"Yakin gak kerepotan?" tanya Lia.

"Jen..." Siyeon menggoyang goyangkan lengan Jeno. Jeno yang paham menjawab tawaran bantuan Lia.

"Thankyou Li, tapi nyonya lagi manja banget hari ini mau masak berdua sama gue aja katanya hehe".

"Eh O-oke deh".

Sambil menunggu masakan jadi Lia Jaemin berjalan ke meja makan, menarik bangku kosong didepan Renjun dan Shuhua meminum teh dan memakan sandwich bersama.

Dari lantai atas terdengar Ryujin berteriak, suaranya panik.

"JAEMIN... PANGGIL DOKTER PLIS... ECAN SAKIT!!!".

Yang lain juga panik, Siyeon langsung matiin kompor listriknya segera mereka semua bergegas naik kekamar HaeRyu.

🌻🌻🌻

Ryujin sudah bangun dia ngelirik Haechan yang tidur membelakanginya sambil peluk guling.

"Nanti aja deh bangunin nya". Ryujin bangun dia membuka gorden dan jendela kamar agar sirkulasi udara berganti. Setelah selesai dirinya bersiap untuk mandi.

20 menit berlalu Ryujin sudah rapih hanya tinggal membangunkan Haechan, turun sarapan, dan bermain.

"Yang... bangun udah siang, hayuk turun sarapan... sayang... ecan...". Selimut yang Haechan gunakan sudah dibuka digoyangkan bahu Haechan pelan tapi tidak ada reaksi. Haechan bukan tipe orang yang sulit dibangunkan.

"Can ayo ba-". Ryujin mengusap poni yang jatuh dikening pacarnya dia terkejut merasakan suhu tubuh Haechan yang panas lehernya pun dipenuhi keringat, Ryujin menarik guling yang Haechan peluk barulah terlihat kaos Haechan sudah setengah basah.

"Yaampun... kamu demam gak bilang-bilang aku!! Chan melek dulu ayok ganti kaosnya". Ryujin menepuk pelan pipi Haechan, dirinya khawatir. Pelan-pelan Haechan membuka matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke netra coklat terang itu.

"Aku gapapa sayang tidur bentar juga pasti sembuh" gumamnya serak.

"SEMBUH KALO DI OBATIN, KALO GAK DI OBATIN MANA BISA SEMBUH!!".

Haechan terkekeh kecil merasa lucu melihat pacarnya ini merapihkan bantal untuknya dibelakang punggung agar bisa setengah berbaring, menuangkan segelas air putih untuknya, dan mengambil kaos ganti dengan mulut yang terus saja mengomel khawatir.

Feel so good DAMN (HOLD ON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang