DI SIDANG (haechan ver)

4.1K 129 19
                                    

Tidak lama hanya sekitar tigapuluh menit dihukum angkat 1 kaki dengan tangan yang menjewer telinga masing-masing dengan ocehan panjang x lebar x tinggi pangkat dua dikali sin 45° = Haechan pengen ngundurin diri aja jadi anak bunda. Bunda dan kedua Mamahnya tidak berhenti mengomel sambil mengungkit kesalahan keempat anaknya. Typical ibu Indonesia dengan segala ucapan yang harus di 'IYA' in aja udah biar cepet.

Pluss belum makan dan disuruh membersihkan kolam ikan sang ayah yang letaknya dikelilingi bunga Coreopsis mekar milik bunda, ke empat pemuda tampan itu melaksanakannya dengan raut wajah senyum dipaksakan.

"Jenooo senyum nya mana yang ikhlas dong kerjanya, lembek banget malu sama otot" ucap mamahnya.

" (.◜◡◝) iya mamah cantik ini abang senyum kok, ikhlas bangettttt malah" mata sabitnya muncul kala dia tersenyum.

"Injun hati-hati mindahin ikan koi nya jangan kasar gitu dong kamu ck"

"Pojokan situ Na, tangkep pelan-pelan jangan kasar nanti dia bisa stress"

"Bundaaaa 'berisik dari tadi ngomong terusss emang gak haus apa? kuping kita dari tadi panas tau dengerin bunda sama mamah nitah ini nitah itu" Haechan berbicara frustasi.

"Oooh anak nakal, tunggu sampe Bapak mu pulang abis kamu!"

Tak ingin berlama-lama dihukum keempatnya dengan sigap dan cepat mengerjakan perintah sang ibunda ratu, perutnya sudah lapar dan mereka belum mandi kecuali Jaemin. Melirik masakan yang sedari tadi tersaji beserta jajanan yang dirinya beli bersama Jeno terasa memanggil-manggil meminta untuk segera di lahap habis.

Sekitar empatpuluh menit hukuman nya selesai Haechan, Jaemin, Jeno dan Renjun diperbolehkan makan mereka makan sangat lahap seperti tidak diberi makan dari pagi. -yak memang

Sebenarnya ibu-ibunya tidak tega membiarkan anak-anak mereka kelaparan tapi untuk hari ini terkecuali, salah sendiri keceplosan ngomong yang iya iya engga pro nih mulutnya.

🐻

Makan malam di kediaman keluarga Lee sudah selesai Haechan harap-harap cemas menanti kalimat yang tidak ingin dirinya dengar pandangan matanya menyayu melirik sang bunda meminta pertolongan tapi bundanya tidak perduli, Haechan menghitung dalam hati memasrahkan apapun yang terjadi di menit kedepan.

Satu

Dua

Tiga

Empat

Li~

"Lee Haechan ikut ayah ke ruang kerja"

Haah~ Lee Haechan 'Mampus lah kau hari ini alarm dikepalanya menanamkan siaga 1, sang ayah sehari-hari memangilnya dengan sebutan 'abang' bukan nama lengkapnya.

Ayah dan bundanya berjalan bersama menuju 'ruang sidang' bagi Haechan, sebenernya dia trauma masuk ke ruang kerja sang ayah karna setiap dirinya punya salah, ruangan itu selalu menjadi penjara untuknya bisa di hitung jari Haechan masuk ke ruang kerja ayahnya tanpa masalah alias cuma disuruh ngambil dokumen yang tertinggal. Semasa sekolah dulu Haechan terkenal sangat amat nakal pas SD dia tidak hafal perkalian dan pembagian maka ayah akan menyeretnya masuk untuk belajar tidak ada bermain, nonton tv, main ps dan bertemu 3 sahabat karibnya Haechan bahkan tidur di ruangan itu sampai dirinya berhasil menghafal angka angka sialan diluar kepalanya, monitor pengawas terpasang disana memudahkan sang ayah mengawasi gerak-geriknya dan bunda yang hanya mengantar makanan saja. Ayah Lee mendidik putra semata wayangnya itu dengan tegas agar dimasa depan Haechan bisa mandiri dan meraih apapun yang dirinya mau dengan kecerdasan dan kerja keras.

Feel so good DAMN (HOLD ON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang