.
.
.Laki-laki itu menunduk lesu. Jemarinya memainkan pasir yang berada di dekat kakinya. Hingga tanpa sadar, bulir air mata jatuh dan membasahi pasir tersebut. Dia tidak berniat menyeka air matanya, karena bulir air asin tersebut semakin deras dan ia mulai terisak.
Dia tahu saat ini pasti ia sudah menjadi tontonan orang orang yang ada di taman saat itu. Namun dia terlalu lelah hingga tidak peduli pada pandangan orang lagi padanya. Dia membenamkan wajahnya pada kedua tangannya dan menangis lebih keras.
Tanpa dia sadari seseorang telah duduk di sebelahnya dan menutupinya dengan sebuah jaket. Laki-laki bersurai perak itu tersentak dan hendak mengangkat wajahnya. Namun sebuah suara rendah dan menenangkan menghentikannya.
"Gue gak tau apa masalah lo. Tapi setidaknya lo bisa lebih leluasa nangis kalo di tutupin gini."
Tangan laki-laki di sampingnya terulur dan mulai menepuk punggungnya perlahan. Tepukan lembut itu memberikan irama yang menenangkan.
Tak berselang lama, tangisnya berhenti. Ia pun memberanikan diri mengangkat jaket yang menutupinya. Hal pertama yang ia lihat adalah seorang laki-laki bermata sipit yang menatapnya khawatir.
"Lo udah mendingan?" Tanyanya. Laki-laki bersurai perak itu mengangguk pelan sambil mengusap sisa air matanya.
Tanpa disangka, laki-laki bermata sipit itu tersenyum padanya. Senyuman lembut yang bisa membuat siapapun mengira ia sedang tersenyum dengan kekasihnya saat ini.
"Syukurlah. Maaf kalo gue kesannya ikut campur, gue gak tega aja liat lo nangis sendirian di sini."
Mendengar kata kata yang keluar dari bibir tipis pria itu. Ia pun baru merasa malu, mengingat tempat ia menangis saat ini dipenuhi orang-orang yang berlalu lalang.
Laki-laki itu kembali tersenyum hingga kedua matanya membentuk bulan sabit.
"By the way, gue Hongseok."
"Ah, gue Kino. Kang Kino."
-
-
-
-
YOU ARE READING
Writing Our Stories (HONGKIN)
Fanfiction'Rasa yang tepat di waktu yang salah.' Begitulah ungkapan yang tepat untuk menjelaskan keadaan Kino saat ini. Belum sepenuhnya sembuh dari patah hati, ia justru tanpa sengaja bertemu dengan Hongseok. Seolah takdir yang ingin mempermainkan perasaanya...