Part 8

11 1 0
                                    

Kino menatap takjub pada pemandangan di depannya. Sebuah danau yang diatasnya berenang beberapa angsa. Sementara itu di pinggir danau terdapat lampu tumblr yang bergantungan, dan beberapa bring bed yang tersebar. Tepat di sisi kirinya terdapat gazebo yang juga dihiasi dengan lampu lampu. Gazebo itu diisi dengan alat alat musik akustik. Bersebelahan dengan gazebo, berjejer beberapa counter makanan dari yang ringan hingga berat seperti barbeque. Oh jangan lupakan langit malam yang cerah malam itu, sehingga bintang bintang terlihat dengan jelas.

"Gimana, suka gak?" tanya Hongseok.

"Suka banget! Kok bisa sih lo nemuin tempat sekeren ini kak?" seru Kino. Wajahnya benar-benar bahagia.

Hongseok tersenyum dan mengusap pelan rambut Kino.

"Syukurlah kalo lo suka. Yuk kita cari tempat."

Kino yang mulai terbiasa dengan perlakuan manis Hongseok padanya hanya tersenyum dan mengikuti Hongseok. Bahkan saat Hongseok perlahan menggenggam tangannya. Kino kembali merasakan pipinya memanas, namun disaat yang bersamaan dia merasa nyaman dengan perlakuan Hongseok tersebut.

"Kin lo tau filosofi tentang angsa gak?" tanya Hongseok saat mereka telah menemukan tempat duduk. Tepat di dekat pagar pembatas danau, dibawah lampu-lampu yang bergantung.

"Yang angsa sebagai simbol cinta itu bukan?" jawab Kino ragu.

"Yap. Angsa tuh cuma nikah sekali seumur hidup. Dan kalo pasangannya mati dia bakalan ikut patah hati juga dan mati."

"Bucin banget deh." ucap kino sambil memperhatikan angsa yang mendekat ke pinggir danau.

"Pasangannya pasti pengen dia hidup bahagia. Bukannya ikutan mati nyusul dia. Kalo saling mencintai, bukannya kita selalu pengen orang yang kita cinta itu bahagia ya. Dengan atau tanpa kita ada di samping mereka."

Kino masih menatap angsa yang bermain di pinggir danau. Namun kali ini tatapannya nampak sendu. Cukup singkat Hongseok menatap tatapan itu, namun itu sangat jelas.

"Apa lo pernah gitu, Kin? " Kino menatap Hongseok bingung.

"Terpaksa melepaskan seseorang yang lo cintai."

Kino terdiam, matanya kembali sendu. Saat itu Hongseok menyesal telah membawa percakapan itu diantara mereka. Dia benar-benar menghancurkan kencan mereka. Namun dia terkejut saat tiba-tiba Hyunggu menjawabnya.

"Pernah. Gue harus kehilangan dia bahkan saat gue belum sempat bilang kalo gue sayang sama dia."

"Sekarang dia udah gak ada?"

"Eh dia masih sehat wal afiat kok, kak. Cuma takdir kami aja yang gak bisa bareng."

Kino tersenyum kecil. Tapi Hongseok tahu senyuman itu hanya topeng untuk menutupi luka hatinya. Perlahan Hongseok menggenggam tangan Kino, memberikan ketenangan baginya.

"Kak, maaf ya gue malah bawa orang lain diantara kita. Harusnya kan ini momen buat kita berdua aja." Kino menatap Hongseok dengan rasa bersalah.

Bohong jika Hongseok mengatakan dia tidak cemburu dengan orang yang dicintai Kino tersebut. Tapi dia juga bersyukur mengetahui hal itu. Setidaknya dia bisa memperkirakan langkah apa yang akan diambilnya setelah ini.

"It's okay, Kin. Gue akan jadiin ini motivasi biar lo bisa move on sepenuhnya sama gue. Gue pasti bakalan nyingkirin dia dari hati lo."

Kino tertawa mendengar jawaban Hongseok. Dia ingin mengatakan kalau Hongseok sudah memiliki tempat tersendiri di hatinya. Hanya saja kenangan masa lalu sialan itu masih saja sering mengganggunya.

Hongseok's Twitter update


Writing Our Stories (HONGKIN) Where stories live. Discover now